TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064 Gambar 3.2.3 : EX Plaza
Sumber : Google.com
Dari penjelasan di atas, perancangan Museum Sejarah dan Seni Medan mengambil tema Metafora konkrit tangible metaphor.
3.3 INTERPRETASI TEMA
Dalam melakukan perancangan terhadap Medan Museum Sejarah dan Seni Medan, digunakan tema Metafora Kombinasi, yang mana desain massa bangunan berasal dari
bentuk komponen-komponen lokomotif serta memiliki beberapa konteks lokal dan budaya yang ada di Kota Medan pada umumnya, yang mengintrepetasikan fungsi dari bangunan
yang merupakan stasiun dan mewakili mobilitas warga Medan dan sekitarnya.
3.4 TERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Keterkaitan tema dengan proyek adalah penjelasan mengenai hubungan yang ada antara tema dengan proyek yang akan di rancang. Tema untuk proyek ini adalah
Arsitektur Metafora, sedangkan judul proyek ini adalah Museum Sejarah dan Seni Medan. Museum ini merupakan tempat penyimpanan benda-benda bernilai sejarah dan tempat
untuk pameran karya seni sehingga aktifitas di dalamnya sangat ramai. Bangunan ini mengambil bentukan-bentukan dari karya sejarah dan seni terkenal agar dapat
diinterpretasikan dengan bangunan sehingga bangunannya memiliki identitas secara bentuk dan estetis. Bangunan ini mengedepankan keamanan dan kenyamanan agar
pengunjung maupun pengelola tidak merasa kurang nyaman, tetapi pola sirkulasi tidak mengganggu bentuk bangunan dan estetis bangunan.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064 Gambar 3.5.1.1 : Esplanade Theatres on the Bay
Sumber : Google.com
3.5 STUDI BANDING TEMA SEJENIS 3.5.1 Esplanade Theatres on the Bay
Judul Proyek : Esplanade Lokasi
: Singapore Arsitek
: DP Architects dan Michael Wilford Partners Fungsi
: Concert Hall
Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan lokal terkenal DP Architects Singapura dan Michael Wilford Partners Inggris untuk memulai
pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade
– Theatres on the Bay. Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan
lokal terkenal DP Architects Singapura dan Michael Wilford Partners Inggris untuk memulai pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan
keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade
– Theatres on the Bay.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064 Gambar 3.5.1.2 : Konsep Esplanade Theatres on the Bay
Sumber : Google.com
Esplanade Thetres on the Bay adalah bangunan yang berlokasi di area waterfront pinggir laut yang memiliki luas kurang lebih enam hektar bersama dengan
Marina Bay dan berada dekat dengan hilir sungai Singapura, didesain sebagai pusat pertunjukan seni Singapura. Bangunan ini merupakan Concert Hall dengan kapasitas
1.600 tempat duduk dan teater dengan kapasitas sekitar 2000 orang untuk pertunjukan. Selain itu terdapat perpustakaan di lantai tiga, dan berbagai fasilitas retail, foodcourt,
mall, dan pertunjukan outdoor. Bangunan ini memiliki unsur metafora berupa bentuk buah durian yang di belah dua, di samping itu terdapat shading device menyerupai
bentuk duri yang meruncing. Dari kejauhan, bangunan ini terlihat seperti sepasang mata lalat.
Kesimpulan: Didesain sebagai pusat pertunjukkan seni
Berbentuk seperti durian yang dibelah dua Dari kejauhan terlihat seperti sepasang mata lalat
Shading device berbetuk segitiga Memiliki fasilitas retail, foodcourt, dan mall
3.5.2 Lyon TGV Station, Perancis
Lyon-Satolas station merupakan stasiun kereta super cepat TGV Train a Grande Vitesse sekaligus bandara internasional di kota Lyon, Perancis Gambar 2.25. Salah satu
karya arsitek kenamaan Santiago Calatrava, dengan luasan 495 x 60 m
2
.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064 Gambar 3.5.2.1 : Lyon TGV Airport
Sumber : Google.com
Gambar 3.5.2.2 : Interior Lyon TGV Airport Sumber : Google.com
Calatarava terinspirasi oleh sebuah model seperti burung, dengan kaca-kacanya yang menyerupai sayap burung dan baja, di hall utamanya penuh muatan ekspresi gaya-
gaya tarik, dan tekan. Namun bentuk ini ditentang oleh ahli yang berpendapat perluanya ekonomisasi unsur struktur.
Walaupun demikian kekuatan ekspresi kekuatan ekspresi Lyon membuat fasilitas ini menjadi atraksi pariwisata tersendiri. Calatarava memiliki karakter tersendiri
menegenai desain yang ia buat, kemampuannya menyatukan seni mematung dengan prinsip-prinsip struktur fisika bangunan, membuat bangunan yang didesainnya memiliki
karakter yang kuat, sehingga memiliki ekspresi tersendiri bagi orang yang melihat dan menggunakannya.
Kedalaman lipatan yang mirip kepak sayap lihat Gambar 2.26 memperkokoh kehadiran empat busur pendukung yang terlihat amat ringan. Busur-busur itu
mencembung tepat di pangkal “pinggang” beton tunggal lihat Gambar 2.27-2.28, yang membentangi bantalan jalur KA di bawahnya. Sementara itu, rusuk-rusuk baja
memperkuat dinding-dinding jendela yang dibuat vertical berukuran raksasa.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Arus sirkulasi pada bangunan ini sangat sederhana. Dari peron kedatangan kereta api, penumpang bergerak naik ke hall utama. Di sini kita bebas memilih keluar menuju
tempat parker atau naik ke lantai mezanin dan berjalan menuju terminal bandara. Memasuki hall utama akan terlihat mezanin yang menghubungkan stasiun dengan
bandara. Kesan kombinasi unsur yang berkesan ringan dan mengalir pada atap lengkung dilapisi beton tuang di tempat yang membentangi level jalur tiga trave. Dari hall utama
penumpang bergerak tepat di bawah titik pusat atap lengkung lipat untuk mencapai escalator menuju peron. Pergantian dari beton pada bagian bawah ke baja pada bagian atas
merupakan hal yang sangat kompleks hingga pas satu dengan yang lain. Peran arsitektur yang logis dan lugas sangat tercermin dalam karaya Calatrava ini.
Arsitektur yang dimengertinya bukan merupakan sekadar estetika tinggi, namun logika yang melekat pada tektonis konstruksinya, serta material yang mewujudkannya. Sikap
arsitektur seperti ini sama tuanya dengan usia pyramid di Mesir; selalu memiliki prinsip dasar The Art of Building. Tetapi dalam menginterpretasikannya Calatrava bekerja dengan
beton, baja dan kaca, namun seperti kata orang Mesir, kita tidak mempunyai komponen- komponen itu dan membiarkan cahaya menyinarinya.
Dalam mendesain stasiun-bandara ini, Calatrava mempercayai pemahaman berarsitektur yang serupa dengan Frank Lloyd Wright dan Mies Van de Rohe. Ketepatan
dalam menggunakan material dan kekagumannya terhadap teknologi kunci puitisasi pada karyanya. Teknik dan arsitektur yang menyuguhkan The Art of Construction..
Pendekatan yang dilakukannya merupakan sintesa artistic dan pragmatic, sehingga ia mengibaratkan arsitektur sebagai lukisan atau patung. Transformasi dari sesuatu yang
Nampak dangkal dipermukaan menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi. Filosofi ini mendasari upaya memasukkan karya arsitektur kedalam warisan budaya.
Kalau manusia menghargai sebuah lukisan sebagai penyangga dan penerus pesan budaya dari waktu ke waktu, demikian halnya pada staiun-bandara ini. Bahkan jika
manusia tidak peduli terhadap lingkungannya, infrastruktur itu kelak mempengaruhi dan membentuk mereka.
Konsep Desain: Berbentuk seperti burung
Mengekspresikan gaya tarik-tekan
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Ekonomisasi unsur struktur Menyatukan seni sculpture dan konstruksi bangunan
Kedalaman lipatan atap seperti kepakan sayap Unsur berkesan ringan dan mengalir
Memiliki prinsip dasar the art of building Mengibaratkan arsitektur sebagai lukisan
Desain ekspresi namun fungsional Terinspirasi alam
3.5.3 Solomon R. Guggenheim, New York
Judul Proyek : Solomon R. Guggenheim Museum
Lokasi : New York City
Arsitek : Frank
Llyod Wright
Concert Hall : Museum
Pada tahun 1940-an dan 1950-an adalah masa-masa terakhirnya Frank Llyod Wright dalam bereksperimen dan karya-karyanya yang mengagumkan sebelum dia beristirahat
dalam ketenangan. Salah satu karyanya yang sangat terkenal adalah Solomon R. Guggenheim Museum yang erada pada jalan New York Fifth Avenue, New York City.
Wright berjuang selama bertahun-tahun dengan pertempuran dengan zonasi kota dan revisi desain sampai pada konsep final dan salah satu bangunan terbesar pada awal tahun
1943.
Butuh15 tahun, 700 sketsa, dan enam set gambar kerja untuk membuat museum. Dari tahun 1943 hingga awal 1944, Wright menghasilkan empat sketsa berbeda untuk desain
Gambar 3.5.3.1 : Guggenheim Museum Sumber : 3d warehouse.com
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
awal. Salah satu rencana adalah bentuk heksagonal yang bertentangan dengan tiga sketsa lainnya melingkar. Ini adalah desain-satunya dari empat sampai memiliki lantai tingkat
untuk galeri tanpa menggunakan satu jalan terus sekitar gedung. Dan pada desain akhir Wright memdesain museum dengan bentuk melingkar yang terispirasi dari bentuk pusaran
angin. Dapat dilihat pada gambar di bawan ini. Antara September 2005 dan Juli 2008, Museum Guggenheim mengalami restorasi
eksterior signifikan. Pada tahap pertama proyek ini, tim arsitek restorasi, insinyur struktur, arsitektur dan konservator bekerja sama untuk menciptakan penilaian yang komprehensif
dari kondisi saat ini bangunan yang menentukan struktur yang akan fundamental suara. Penilaian kondisi awal meliputi penghapusan dari 11 lapisan cat dari permukaan
asli, mengungkapkan ratusan retakan yang disebabkan selama bertahun-tahun, terutama dari fluktuasi suhu musiman rinci pemantauan pergerakan retak dipilih lebih dari 17
bulan dampak-echo teknologi, di mana gelombang suara dikirim ke dalam beton dan rebound diukur dalam rangka untuk mencari rongga dalam dinding-dinding survei laser
yang luas dari bagian luar dan permukaan interior, diyakini sebagai model laser terbesar yang pernah disusun pengeboran inti untuk mengumpulkan sampel dari beton asli dan
bahan konstruksi lainnya.
Gambar 3.5.3.2 : Guggenheim Museum Sumber : google.com
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Kesimpulan : Museum Guggenheim memiliki bentuk yang terinspirasi dari pusaran
angin yang terdapat di bagian depan massa bangunan Sirkulasi melingkar yang di desain untuk area galeri
Menyatukan seni sculpture dan konstruksi bangunan Desain ekspresi namun fungsional
Sirkulasi dengan lekukan yang sederhana Memaksimalkan cahaya dari atap
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN
Dalam merancang, bangunan yang dirancang harus memperhatikan tapak, lingkungan, dan manusia. Dalam hal tapak khususnya, analisis yang baik akan memberikan konsep dasar
sebuah perancangan arsitektur.
4.1 ANALISIS TAPAK DAN LINGKUNGAN
Analisis tapak dan lingkungan ditunjukkan dalam tabel berikut:
NO JENIS
ANALISIS HASIL ANALISIS
1 Lokasi tapak
2 Lokasi
tapak dalam
lingkungan kawasan
Terletak di zona WPP D Merupakan lahan kosong yang strategis karena berada di persimpangan
jalan
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
3 Ukuran tapak
dan batas-
batas
4 Eksisting
zoning dan
tata guna
lahan
Jalan Perintis kemerdekaan
Jalan Gaharu Permukiman
Jalan Timor
Univ. Nommensen
Permukiman LUAS TAPAK : 5HA
KDB: 60
Berada di WPP D : CBD , Pusat Pemerintahan, Hutan kota, pendidikan, rekreasi indoor, permukiman
Site dekat dengan fasilitas-fasilitas umum yang dapat membantu kegiatan di site.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
5 View
dari
tapak
6 View menuju
tapak
View ke arah Kantor dan permukiman
+++
View ke arah Jalan Perintis Kemerdekaan
+++
View ke arah perkantoran
+++
View ke arah permukiman
- - -
View ke arah permukiman
- - -
View ke arah universitas
Nomensen
++
+ Lokasi tapak dengan skala besar dapat menjadi view yang baik jika diolah dengan
menarik, dari jalan utama, arah pandang sungai, dan jalan arteri.
Bagian massa bangunan yang tidak memiliki view yang sesuai menjadi bagian bangunan yang melayani bagian servis dan parkir.
View dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan.
+++
View kari arah Jalan Perintis Kemerdekaan.
++
View dari arah jalan Gaharu
++
View dari arah jalan Sena
---
View dari arah kampus
Nomensen
---
-
+ Bagian massa bangunan yang berhadapan dengan view yang baik akan melayani
pengembangan fungsi publik dan semi publik.
Bagian massa kurang sesuai akan melayani fungsi servis dan parkir kendaraan.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
7 Sirkulasi
Kendaraan
8 Sirkulasi
Pejalan Kaki
Sirkulasi kendaraan di Jalan Merak jingga Sirkulasi kendaraan di Jalan Perintis Kemerdekaan
Sirkulasi kendaraan di Jalan Arteri Jl. Gaharu dan Jalan Timor
Jalur masuk dan keluar kendaraan dapat dibuat pada satu area. Memerlukan jalur sirkulasi untuk parkir kendaraan, menurunkan penumpang, dan servis.
batas daerah kendaraan dengan pejalan kaki tidak sepadan.
Sirkulasi Pejalan kaki di sekitar Site Sirkulasi Pejalan kaki di jalan artri Jl. Timor dan Jl. Gaharu
Sirkulasi Pejalan kaki di Jalan Perintis Kemerdekaan
Menghubungkan sistem jalan setapak eksisting ke dalam entrance bangunan. Mempertimbangkan tempat-tempat berhentiberistirahat sebagai tempat melihat
bangunan dan pemandangan. Memfasilitasi pejalan kaki dengan vegetasi sehingga pejalan kaki merasa nyaman.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
9 Vegetasi dan
Matahari
10 Angin
Di sekitar site terdapat banyak pepohonan yang di jadikan sebagai
buffer kebisingan, peneduh jalan dan shading dari panas matahari.
Vegetasi sebagai pembentuk koridor Jalan Perintis Kemerdekaan
Vegetasi pada eksisting sangat baik dan dipertahankan dalam perancangan
Matahari Barat baik untuk
pencahayan sore hari tapi
panas yang dihasilkan
harus di atasi. Matahari timur
baik untuk pencahayan
pagi tapi panas yang dihasilkan
harus di atasi
Angin berhembus dari laut ke darat pada sore hari hingga pagi hari
Angin berhembus dari darat ke laut pada pagi hari hingga sore hari
Memanfaatkan sirkulasi angin untuk proses penghawaan pada
bangunan
Memanfaatkan angin untuk meningkatkan kenyamanan termal.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
11 Kebisingan
12 Hubungan
antar bangunan
solid-void
Kebisingan dari permukiman dan kantor ini sangat tinggi karena di daerah ini sangat
banyak kegiatan.
Kebisingan dari
permukiman dan ruko ini
cukup tinggi Kebisingan
dari permukiman
cukup tinggi
Kebisingan dari permukiman ini relative tinggi.
Tinggkat kebisingan mempengaruhi kenyamanan di dalam bangunan sehingga sangat diperlukan pepohonan sebagai buffer kebisingan
Bangunan dirancang berbeda dari massa sekitar sehingga menjadi landmark di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
13 Pola
Arsitektur massa sekitar
14 Utilitas
Bangunan 2-3 lantai dengan
atap beton dan tropis
Bangunan 2-3 lantai dengan
atap tropis Bangunan 2-3
lantai dengan atap beton dan
tropis Bangunan 1-2
lantai dengan atap beton dan
tropis
Merancang massa bangunan dengan pola arsitektur yang berbeda dengan lingkungannya sehingga dapat menjadi landmark lingkungan dan
kawasan.
Saluran air kotor berada di samping jalan pedestrian dan air bersih ditanam dalam tanah.
Jaringan listrik dan telepon dibuat di atas tanah agar mudah dalam perawatan dan pengawasan.
Tabel 4.1 : Tabel Analisa Perancangan Sumber : Asumsi
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
4.2 ANALISIS FUNGSIONAL