Balai Rakyat Pusat pemerintahan

34

4.2.3 Balai Rakyat

Balai rakyat merupakan suatu bangunan yang berbentuk menyerupai aula berukuran tidak terlalu besar yang berfungsi sebagai ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai acara. Umumnya balai rakyat difungsikan masyarakat sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan antar masyarakat setempat. Selain itu balai rakyat juga dapat dijadikan sarana untuk mengadakan pertunjukkan. Balai rakyat memiliki beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Ruangan tersebut adalah ruang konvensi sebagai area duduk yang dengan panggung kecil, pre function, ruang persiapan, dan toilet. Sebagai pacuan dalam menentukan luas tiap ruang maka program ruang ditentukan sesuai tabel berikut Tabel 4.9. Ruang Kapasitas Standart Luas m² R. Konvensi 1500 0,8 m² flow 20 1440 Panggung 1 unit 80 m” unit 80 R. Persiapan 10 orang 3,6 m² 36 Pre function 0,8 m² flow 20 270 Toilet 10 orang 1,5 m² unit 22.5 Tabel 4.9 Program ruang balai rakyat Universitas Sumatera Utara 35

BAB V PERANCANGAN

Dalam perancangan, sebuah desain harus memiliki konsep yang jelas untuk menjelaskan bagaimana terbentuknya desain tersebut dari awal. Maka daripada itu diperlukan sebuah judul konsep sebagai tolak ukur untuk kedepannya bagaimana desain itu tumbuh menjadi sebuah hasil akhir yang diharapkan. Untuk konsep yang diangkat pada perancangan ini adalah simbiosisme antara bangunan dan ruang publik. Konsep tersebut dimunculkan pada perancangan Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan yang ditujukan agar pengunjung kedua area tersebut merasakan pengalaman baru dalam proses penggunaan bangunan. Dalam konteks tersebut pengguna bangunan diharapkan dapat berinteraksi dengan sesama pengguna lainnya tanpa dibatasi oleh ruang. Hal tersebut ditampilkan dengan pengadaan open space pada bagian tengah Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan sebagai area komunal dimana para pengguna bangunan dapat berinteraksi dengan leluasa. Pada tahapan awal perancangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idea Land, penzoningan dilakukan secara menyeluruh untuk membagi area site dengan potensinya masing-masing dan ditetapkan bangunan-bangunan yang akan didirikan pada area tersebut sesuai dengan potensinya. Universitas Sumatera Utara 36 Setelah peletakan area bangunan ditetapkan, tahap selanjutnya adalah merancang bangunan tersebut. Untuk bentukan pada Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan didapat setelah melihat banyaknya elemen lingkaran yang berada pada site. Alasan untuk mengikuti bentuk-bentuk lingkaran tersebut adalah agar terjadi keselarasan antara desain-desain tapak sehingga akan terbentuk sebuah bentukan lansekap yang menarik. Gambar 5.1 Masterplan Pada awalnya Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan merupakan satu kesatuan yang terletak tepat di area Perpustakaan Daerah Universitas Sumatera Utara 37 saat ini. Namun, dengan pertimbangan yang mendalam mengenai jarak yang terlalu dekat antara Rumah Bupati dengan Pusat pemerintahan, maka Pusat pemerintahan berpindah ke arah utara menempati area yang dulunya adalah area perumahan dan townhouse. Untuk kebutuhan sirkulasi, Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan terletak di jalan utama area site. Perpustakaan Daerah terletak tepat berlawanan arah dengan jalur masuk, sedangkan Pusat pemerintahan terdapat di area perumahan yang berada di sebelah kanan jalan utama. Keduanya dapat ditempuh melewati bundaran utama dimana terdapat air mancur besar yang menjadi landmark pada area tersebut. Untuk kebutuhan parkir, Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan memiliki area parkir tersendiri. Perpustakaan Daerah memiliki area parkir di bagian timur laut yang terpisah dengan jalan melingkar pada sekitar site perpustakaan dan beberapa ruang hijau sedangkan Pusat pemerintahan memiliki area parkir tepat di area tenggara yang juga terpisah dengan jalan dan ruang terbuka hijau. Adanya ruang terbuka hijau diantara jalan, parkir dan bangunan ditujukan agar pengguna bangunan dapat merasakan suasana pada saat dalam perjalanan dari parkir menuju bangunan. Selain itu juga dapat menjadi buffer antara bangunan dan sirkulasi kendaraan agar meminimalisir kebisingan yang berasal dari jalan. Sebagai konsep pendukung, diterapkan tema Arsitektur Modern pada bangunan sebagai nilai estetika. Penerapan tema tersebut Universitas Sumatera Utara 38 menghasilkan fasad bangunan yang didominasi oleh elemen-elemen yang terlihat kekinian. Pada bangunan Perpustakaan Daerah, lantai dua dan tiga