Tabel 4. Panjang Sungai dan Kepadatan Aliran tiap Wilayah DASsub DAS dalam DAS Citarum
No Sub DAS
Panjang Sungai km
Luas DAS km
2
Kerapatan sungai kmkm
2
1. Cibeet
1,044.27 1,063.72
0.98 2.
Cikapundung 975.49
404.91 2.41
3. Cikaso
2,600.19 515.32
5.05 4.
Cikundul 652.81
263.25 2.48
5. Cimeta
796.94 379.51
2.10 6.
Ciminyak 957.18
324.60 2.95
7. Cirasea
682.38 380.04
1.80 8.
Cisangkuy 313.49
310.10 1.01
9. Cisokan
1,823.75 1,181.60
1.54 10.
Citarik 93.27
467.93 0.20
11. Citarum hilir
2,974.49 1,617.04
1.84 12.
Ciwidey 329.30
274.63 1.20
Total 13.243,56
7,182.68 1.84
2.5. Fungsi Hutan dalam Daur Hidrologi
Hutan memegang peranan penting dalam meredusir volume aliran air dan besarnya debit sungai pada saat banjir. Menurut Arif 2001 Ada tiga pengaruh
hutan yang penting, yakni sebagai berikut: 1. Hutan menahan tanah ditempatnya.
Akar-akar dan perdu berfungsi sebagai pengikat tanah pada tanah-tanah yang miring dan mencegah longsor sesudah terjadi hujan lebat atau kebakaran
besar. 2. Tanah hutan menyimpan air tanah lebih banyak.
Evapotranspirasi hutan cukup besar, terutama pada tipe-tipe tumbuhan penutup tanah sehingga lapisan tanah soil mantle dibawah tegakannya
hutan acapkali mengandung air lebih sedikit. Bila terjadi hujan lebat, maka bagian terbesar dari aliran permukaan akan ditahan dalam bentuk air tanah
sehingga volume aliran langsung mengalir di bawah tegakan hutan akan berkurang. Akibatnya, tinggi air banjir di hilir sungai akan jauh berkurang.
3. Hutan menyebabkan tingginya laju infiltrasi. Perakaran pepohonan dan vegetasi hutan akan ikut menjaga porositas tanah
tetap tinggi, sehingga infiltrasi dan perkolasi air hujan dapat berlangsung baik.
Keberadaan hutan di suatu Daerah Aliran Sungai mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara
ekologis, pengaruh keberadaan hutan yang dikelola dengan baik terhadap siklus hidrologi dan erosidegradasi tanah, antara lain sebagai berikut:
1. Hutan barangkali tidak berpengaruh terhadap total presipitasi, tetapi jumlah air hujan yang mencapai permukaan tanah sangat dikurangi oleh proses
intersepsi vegetasi hutan. Daya erosi hujan pada umumnya tidak terlalu banyak diturunkan oleh vegetasi pepohonan, bahkan dalam beberapa hal
tertentu mengalami penurunan. 2. Hutan umumnya tidak mampu mempengaruhi kapasitas cadangan air bumi
dan tampaknya tidak banyak perpengaruh terhadap perkolasi air dalam dan aliran air bumi. Faktor-faktor yang sangat penting bagi aliran sungai semata-
mata ditentukan oleh faktor fisik tanah, batuan induk, dan geologi. 3. Hutan berpengaruh terhadap eksesibilitas cadangan air bumi karena hutan
mampu menyebabkan tanah mempunyai kondisi hidrologi yang lebih baik sehingga memungkinkan infiltrasi lebih banyak dan juga perkolasi air dalam
tanah. Oleh karena itu, daerah hutan biasanya menyediakan aliran sungai yang berkesinambungan dari sumber air bumi, terutama selama musim
kemarau. 4. Kondisi hidrologi yang baik pada tanah-tanah hutan yang ditandai oleh
kapasitas infiltrasi yang besar dan kapasitas simpanan depresi yang cukup besar mampu menghambat terjadinya banjir di daerah yang tidak berhutan.
Akan tetapi, aliran permukaan di daerah yang tidak berhutan dapat menimbulkan aliran air yang cukup besar pada musim hujan.
5. Meskipun hutan mampu menyebabkan tanah mempunyai karateristik hidrologi yang baik, namun hutan tidak mampu mengubah sifat hidrologi yang
buruk, seperti solum yang dangkaltipis. Disamping itu, hutan dapat kehilangan sifat hidrologis yang baik apabila periode hujannya panjang dan
lebat, serta kondisi tanahnya tidak stabil. Tetapi, pada tanah-tanah yang berkarakteristik hidrologi kurang bagus ternyata hutan dapat memperbaiki
situasu lebih besar dibandingkan dengan tanah-tanah yang kondisinya telah baik.
6. Umumnya hutan mempunyai evapotranspirasi lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk vegetasi lainnya. Oleh karena itu, total aliran sungai dari
daerah hutan seringkali lebih kecil daripada daerah lainnya. Di daerah yang