Kelerengan Wilayah DAS TINJAUAN PUSTAKA

kelerengan datar-landai 0-15 dan kelerangan curam-sangat curam 25, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sub DAS yang 50 luas lahannya berlereng 25, dikategorikan dalam tipe morfologi lereng berat; 2. Sub DAS yang luas lahannya 35-50 berlereng 25 dikategorikan dalam tipe morfologi lereng sedang: dan 3. Sub DAS yang luas lahannya 35-50 berlereng 25 dikategorikan dalam tipe morfologi lereng landai. Identifikasi menghasilkan pengelompokkan sub DAS dalam DAS Citarum sebagai berikut: 1. Sub DAS Cikaso, Cimeta, Ciminyak dan Ciwidey: tipe morfologi lereng berat. 2. Sub DAS Cibeet, Cicalengka, Cikundul, Cirasea, Cisangkuy, Cisokan, Citarik, dan Citarum Hulu: tipe morfologi lereng sedang. 3. Sub DAS Cikapundung dan Citarum Hilir: tipe morfologi lereng landai. Secara keseluruhan DAS Citarum bertipe morfologi lereng sedang, seluas 33,28 dari luas lahannya kelerengannya 25 dan 39.49 dari luas lahannya berlereng di atas 25. Tabel 3. Summary Karakteristik Kelerengan DAS Citarum No. Sub DAS Luas lereng Datar- Landai Luas lereng curam- sangat curam Luas sub DAS ha Tipe morfologi DAS 1. Cibeet 29.97 41.74 106,372.31 Sedang 2. Cikapundung 20.28 33.48 40,491.79 Landai 3. Cikaso 18.47 57.42 51,531.83 Berat 4. Cikundul 22.50 58.52 26,325.38 Sedang 5. Cimeta 14.22 53.02 37,951.56 Berat 6. Ciminyak 17.04 78.37 32,459.65 Berat 7. Cirasea 15.19 48.25 38,004.43 Sedang 8. Cisangkuy 13.81 46.64 31,009.94 Sedang 9. Cisokan 22.06 49.71 118,160.61 Sedang 10. Citarik 33.38 36.84 46,793.67 Sedang 11. Citarum hilir 77.72 7.34 161,704.71 Landai 12. Ciwidey 16.88 56.01 27,462.65 Berat

c. Karakteristik Sungai

Hasil analisa spatial terhadap sungai di DAS Citarum dalam Tabel 4. Tabel 4. Panjang Sungai dan Kepadatan Aliran tiap Wilayah DASsub DAS dalam DAS Citarum No Sub DAS Panjang Sungai km Luas DAS km 2 Kerapatan sungai kmkm 2 1. Cibeet 1,044.27 1,063.72 0.98 2. Cikapundung 975.49 404.91 2.41 3. Cikaso 2,600.19 515.32 5.05 4. Cikundul 652.81 263.25 2.48 5. Cimeta 796.94 379.51 2.10 6. Ciminyak 957.18 324.60 2.95 7. Cirasea 682.38 380.04 1.80 8. Cisangkuy 313.49 310.10 1.01 9. Cisokan 1,823.75 1,181.60 1.54 10. Citarik 93.27 467.93 0.20 11. Citarum hilir 2,974.49 1,617.04 1.84 12. Ciwidey 329.30 274.63 1.20 Total 13.243,56 7,182.68 1.84

2.5. Fungsi Hutan dalam Daur Hidrologi

Hutan memegang peranan penting dalam meredusir volume aliran air dan besarnya debit sungai pada saat banjir. Menurut Arif 2001 Ada tiga pengaruh hutan yang penting, yakni sebagai berikut: 1. Hutan menahan tanah ditempatnya. Akar-akar dan perdu berfungsi sebagai pengikat tanah pada tanah-tanah yang miring dan mencegah longsor sesudah terjadi hujan lebat atau kebakaran besar. 2. Tanah hutan menyimpan air tanah lebih banyak. Evapotranspirasi hutan cukup besar, terutama pada tipe-tipe tumbuhan penutup tanah sehingga lapisan tanah soil mantle dibawah tegakannya hutan acapkali mengandung air lebih sedikit. Bila terjadi hujan lebat, maka bagian terbesar dari aliran permukaan akan ditahan dalam bentuk air tanah sehingga volume aliran langsung mengalir di bawah tegakan hutan akan berkurang. Akibatnya, tinggi air banjir di hilir sungai akan jauh berkurang. 3. Hutan menyebabkan tingginya laju infiltrasi. Perakaran pepohonan dan vegetasi hutan akan ikut menjaga porositas tanah tetap tinggi, sehingga infiltrasi dan perkolasi air hujan dapat berlangsung baik.