Curah Hujan Pengaruh Perubahan penggunaan lahan terhadap hasil air

perubahan penggunaan lahan terhadap hasil air, terlebih dahulu dilakukan evaluasi untuk melihat nilai hubungan yang terjadi antara curah hujan dan hasil air dan analisis regresi linier sederhana digunakan untuk melihat hubungan ini. Kondisi yang terjadi pada DAS Citarum dari tahun 2002 sampai tahun 2009 tentang hubungan antara rata-rata curah hujan dan hasil air bulanan disajikan pada Gambar 6 sedangkan data bulanannya dari tahun 2002-2009 disajikan pada lampiran 4 dan lampiran 5. Gambar 6. Rata-rata curah hujan wilayah juta m 3 bln dan hasil air bulanan juta m 3 bln pada DAS Citarum untuk data dari tahun 2002-2009 Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan dan hasil air bulanan tertinggi berada pada bulan Maret sedangkan terendah pada bulan Agustus. Pergerakan nilai rata-rata bulanan curah hujan dan hasil air seperti pada Gambar 6 sangat jelas menunjukkan pengaruh musiman antara musim hujan dan musim kemarau. Hasil air tahunan terus meningkat dengan bertambahnya curah hujan tahunan mengikuti persamaan regresi y i =26.87+0.48x i ; x i =curah hujan dalam juta m 3 bln, y i =hasil air dalam juta m 3 bln dengan nilai korelasi 0.87 sedangkan Uji t-student menunjukkan nilai t-stat 2.42 t-tab 2.11 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan secara statistik ini dapat memberikan pemahaman bahwa terjadi suatu hubungan korelasi yang sangat kuat antara curah hujan dan hasil air namun kondisi biofisik DAS masih memegang peranan penting dalam mengatur siklus air yang dibuktikan oleh hasil analisis t-student dengan perbedaan yang nyata antara curah hujan dan hasil air. Fluktuasi curah hujan tidak hanya terjadi pada nilai bulanan tetapi juga pada siklus tahunan, seperti disajikan pada Gambar 7. Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des curah hujan 1243. 1376. 1386. 1250. 508.3 340.0 222.4 117.7 251.5 632.1 1194. 1284. hasil air 581.1 716.2 762.8 708.5 429.8 238.1 131.8 75.11 98.22 195.9 405.5 641.3 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 1400.00 1600.00 Juta m 3 bln Gambar 7. Curah hujan dan hasil air tahunan DAS Citarum dari tahun 2002-2009 Grafik pada gambar 7 menunjukkan bahwa pada terjadi siklus tahunan pada curah hujan yang berdampak pada siklus hasil air tahunan. Hubungan antara curah hujan dan hasil air tahunan dinyatakan dalam persamaan regresi y n =0.41x n +978.94 x n =curah hujan dalam juta m 3 th, y n =hasil air dalam juta m 3 bln dengan nilai korelasi 0.96 sedangkan berdasarkan uji t-student menunjukkan hasil t-stat sebesar 7.76 t-tab 2.26 pada taraf kepercayaan 95. Hasil ini memberikan gambaran yang sama dengan data bulanan sehingga secara umum dikatakan bahwa perubahan hasil air akan sejalan dengan perubahan curah hujan baik untuk hasil bulanan maupun hasil tahunan, sedangkan perbedaan nyata berdasarkan uji t-student memberikan bukti bahwa masih terlihat adanya pengaruh dari DAS Citarum terhadap keberadaan hasil air. Parameter lainnya yang digunakan untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut adalah koefisien variansinya CV. Koefisien variansi merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk melihat penyebaran dari sekelompok data apakah menyebar homogen di sekitar nilai reratanya atau tidak. Distribusi bulanan curah hujan maupun hasil air selalu tidak homogen atau terdistribusi secara tidak merata dari nilai tengahnya, kondisi ini akan berdampak pada ketersediaan air bulanan yang tidak merata pula sehingga seringkali terjadi kelebihan air yang sangat tinggi juga kekurangan air yang begitu nyata. Koefisien variansi yang rendah akan memberikan indikasi distribusi curah hujan yang merata tiap bulannya begitu pula sebaliknya jika koefisen variansinya tinggi maka dapat dikatakan bahwa jumlah curah hujan bulanan pada musim 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 curah hujan 11068.8443 8559.36 9384.94 11174.92 6589.32 9870.75 10430.34 11385.47 hasil air 5540.19 4294.46 4743.05 5749.09 3785.83 5109.41 5120.80 5535.64 2000 4000 6000 8000 10000 12000 juta m 3 th kering sangat rendah dan saat musim hujan sangat tinggi. Hasil analisis koefisien variansi dari curah hujan tahunan disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Koefisien variansi curah hujan dan hasil air dari tahun 2002-2009 Berdasarkan gambar 8 terlihat bahwa koefisien variansi curah hujan dan hasil air menunjukkan gerak yang searah dengan nilai korelasi 0.84 sedangkan uji t-student menunjukkan nilai t-stat sebesar 0.78 t-tab = 2.17. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi hubungan sangat kuat dan positif antara curah hujan dan hasil air, sedangkan koefisien varian hasil air tidak berbeda nyata dengan CV curah hujan sehingga dapat dikatakan bahwa DAS tidak dapat berfungsi dengan baik untuk mengatasi variasi musiman yang terjadi pada curah hujan, ini merupakan ciri-ciri dari DAS yang sudah mengalami gangguan yang sangat parah. Nilai koefisien varian curah hujan berkisar antara 56.69-110.67 sedangkan koefisien varian hasil air berada pada kisaran 57.90-91.89, sehingga member penjelasan bahwa distribusi curah hujan bulanan dan hasil air bulanan masih tergolong tinggi. Distribusi yang tidak homogen ini menyebabkan berbagai potensi bencana alam yang dipicu oleh curah hujan semakin tinggi, seperti: banjir, longsor, peluapan sungai, dan penyebaran vektor penyakit,sedangkan pada kondisi curah hujan yang mengecil dapat terjadi potensi bencana seperti: kekeringan, gagal panen, kekurangan air bersih, dan berbagai permasalahan sosial yang mungkin timbul, seperti monopoli air WWF, 2007.

4.2.3. Trend Perubahan Hasil Air Tahunan

Evaluasi mengenai keberadaan sumber air pada DAS Citarum lebih terfokus pada hasil air bulanan dan tahunan dengan asumsi bahwa keberadaan waduk Jatiluhur telah memperhitungkan gejolak tersebut. Waduk Jatiluhur sebagai 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 curah hujan 89.93 62.71 79.08 56.69 110.67 81.00 70.77 71.94 hasil air 81.78 66.90 69.61 59.76 91.89 70.96 78.94 57.90 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Juta m 3 th