Tahap Survei Pelaksanaan penelitian

Setelah pemotongan peta penutupan lahan untuk wilayah penelitian, dengan bantuan program Arcview 3.3 dilakukan operasi tumpang tindih antara peta tahun 2002 dan tahun 2008 untuk melihat perubahan yang terjadi. Pengaruh waktu pengambilan citra akan menpengaruhi keberadaan dari penutupan lahan yang ada, sehingga hasil indentifikasi tersebut dikelompokkan menjadi 4 kawasan penggunaan lahan berkaitan dengan penutupan vegetasi dan kemungkinan alihfungsi lahan karena pengaruh kekurangan air, keempat kawasan tersebut yaitu: 1. Kawasan bervetasi permanen, meliputi: hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman, dan perkebunan. 2. Kawasan Pertanian, meliputi: pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campuran, dan sawah. 3. Kawasan terbangun, berupa perumahan. 4. Kawasan terbuka, meliputi: semakbelukar, tanah terbuka, dan lain-lain.

b. Pengaruh Perubahan penggunaan Lahan terhadap Hasil Air DAS

Curah hujan merupakan pemasok utama air pada DAS yang akan mengikuti siklus hidrologi pada sistem DAS dan secara cepat atau lambat akan keluar pada bagian hilir sebagai hasil air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Sebelum melihat pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap hasil air, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara curah hujan dan hasil air. Analisis Curah Hujan wilayah DAS dilakukan dengan Metode Poligon Thiessen. Data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan dari tahun 2002 sampai tahun 2009 dari 8 stasiun yang berada pada DAS Citarum yakni stasiun stasiun Wanayasa, stasiun Darangdan, stasiun Purwakarta, stasiun Dago, stasiun Cisondari, stasiun Montaya, stasiun Paseh, dan stasiun Cicalengka. Hasil air DAS diperoleh dari data tercatat pada inlet waduk Jatiluhur. Data yang diperoleh adalah data rerata bulanan debit air masuk ke Waduk Jatiluhur dalam satuan m 3 detik. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh nilai hasil air bulanan m 3 bulan dan hasil air tahunan m 3 tahun. Persamaan yang digunakan untuk memperoleh hasil air bulanan dan tahunan sebagai berikut: V bln = Q bln x nh x 86400 V th = V bln Jan + Feb + Mar +…..+ Des Keterangan: Vbln = Hasil air Bulanan m 3 bln; Vtahun = hasil air tahunan m 3 tahun Q bln = Volume bulanan juta m 3 bln; Q bln = Rerata debit bulanan m 3 detik nh = jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan; Q th =Volume air Tahunan juta m 3 tahun. Hubungan yang terjadi antara curah hujan dan hasil air dievaluasi menggunakan pendekatan analisis korelasi dan uji t-student. Parameter yang dievaluasi adalah total air tahunan dan koefisen variansi. Setelah diketahui hubungan antara curah hujan dan hasil air dilakukan tabulasi sederhana untuk memperoleh nilai perubahan hasil air. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan perubahan hasil air adalah: 1. Hasil curah hujan dikurangi hasil air tahunan untuk memperoleh nilai selisih H- A. data pertama nilai H-A yakni untuk tahun 2002 ditetapkan sebagai nilai normal, diharapkan bahwa pada kondisi penggunaan lahan yang tetap atau tidak berbuah, nilai C-A akan selalu tetap dan jika terjadi penyimpangan maka nilai ini disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan. 2. Trend perubahan hasil air dilakukan menggunakan asumsi bahwa terjadi perubahan secara linier. Berdasarkan analisis trend untuk hasil air kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perubahan penggunaan lahan DAS terhadap hasil air.

c. Pengaruh perubahan hasil air terhadap suplai air irigasi

Irigasi Jatiluhur dimaksudkan untuk mengairi areal persawahan seluas ± 242.000 ha di bagian Utara Jawa Barat. Berkaitan dengan luasan tersebut, telah dilakukan perencanaan kebutuhan air irigasi. Pemenuhan air untuk kebutuhan irigasi berasal dari 2 sumber yaitu air dari DAS Citarum dan air dari sumber Lokal, sehingga untuk memperoleh nilai kebutuhan irigasi yang harus dipenuhi dari waduk Jatiluhur, kebutuhan irigasi dikurangi dahulu dengan pemenuhan dari sumber setempat. Air yang keluar dari waduk Jatiluhur secara umum dimanfaatkan untuk 3 kebutuhan, yakni kebutuhan Irigasi, Industri, dan domestik. Secara umum dari 3 kebutuhan tersebut 90 air dari waduk Jatiluhur digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Parameter yang digunakan untuk melihat pengaruh perubahan