KOMPETENSI KEBIJAKAN KINERJA Pengujian Hipotesis 3 Kebijakan Memoderasi Hubungan Antara
Lampiran 2. Output PLS Nilai Cross Loading Model 1
kebijakan kinerja
kompetensi x1.10
0.81207 x1.11
0.674023 x1.12
0.81207 x1.13
0.597415 x1.14
0.552729 x1.15
0.525363 x1.16
0.81207 x1.17
0.74156 x1.19
0.525363 x1.2
0.81207 x1.20
0.567018 x1.21
0.517122 x1.23
0.552729 x1.24
0.692776 x1.26
0.768463 x1.27
0.693498 x1.28
0.597415 x1.29
0.514181 x1.3
0.74156 x1.30
0.674023 x1.4
0.81207 x1.5
0.567018 x1.7
0.524337 x1.8
0.74156 x1.9
0.567018 x2.1
0.652814 x2.2
0.671736 x2.3
0.656213 x2.5
0.777365 y1
0.807033 y2
0.73607 y3
0.815296 y5
0.549486
Lanjutan lampiran 2. Nilai cross loading Model 2
kebijakan kinerja
kompetensi x1.10
0.520203 0.800738
0.762076 x1.11
0.536292 0.735999
0.667534 x1.12
0.520203 0.800738
0.762076 x1.13
0.457271 0.458042
0.630992 x1.14
0.691689 0.57214
0.587794 x1.15
0.679881 0.433397
0.562405 x1.16
0.520203 0.800738
0.762076 x1.17
0.704032 0.804598
0.711001 x1.18
0.405658 0.35341
0.502995 x1.19
0.679881 0.433397
0.562405 x1.2
0.520203 0.800738
0.762076 x1.20
0.674874 0.439663
0.598747 x1.21
0.46054 0.372475
0.553458 x1.23
0.691689 0.57214
0.587794 x1.24
0.633592 0.618909
0.725054 x1.25
0.422058 0.360846
0.50912 x1.26
0.657227 0.702362
0.784044 x1.27
0.564743 0.555258
0.720955 x1.28
0.457271 0.458042
0.630992 x1.29
0.422215 0.389243
0.55786 x1.3
0.704032 0.804598
0.711001 x1.30
0.536292 0.735999
0.667534 x1.4
0.520203 0.800738
0.762076 x1.5
0.674874 0.439663
0.598747 x1.7
0.50641 0.431535
0.554385 x1.8
0.704032 0.804598
0.711001 x1.9
0.674874 0.439663
0.598747 x2.1
0.679881 0.433397
0.562405 x2.2
0.691689 0.57214
0.587794 x2.3
0.674874 0.439663
0.598747 x2.4
0.51009 0.289725
0.361219 x2.5
0.704032 0.804598
0.711001 y1
0.520203 0.800738
0.762076 y2
0.536292 0.735999
0.667534 y3
0.704032 0.804598
0.711001 y5
0.691689 0.57214
0.587794
Lanjutan lampiran 2. Laten variabel Correlations Model 1
kebijakan kinerja
kompetensi kompetensi
kebijakan kebijakan
1 kinerja
0.854557 1
kompetensi 0.880135
0.955107 1
kompetensi kebijakan
-0.495141 -0.63149
-0.579908 1
Laten variabel Correlations Model 2
kebijakan kinerja kompetensi
kebijakan 1
kinerja 0.826293
1 kompetensi
0.887233 0.934041 1
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 20 Juli 1986 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. Wahyu Wagio dan Ibu
Dra. Kartina. Pendidikan sarjana di tempuh di Jurusan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di
Program Studi Ilmu Manajemen pada Program Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2013.
1 PENDAHULUAN Latar Belakang
Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin
kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik good governance dengan upaya-upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, karena itu perlu
pemerintahan yang kuat. Reformasi birokrasi salah satu cara yang tepat untuk membangun kepercayaan rakyat, yang juga merupakan suatu usaha perubahan
pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup reformasi birokrasi
tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, namun juga terkait perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan
permasalahan
yang bersinggungan
dengan authority atau formal power kekuasaan.
Reformasi birokrasi
mencakup konsep
manajemen pemerintahan berfokus pada masyarakat membutuhkan paradigm baru yang harus
dipahami dan dilaksanakan, serta harus menghilangkan paradigma lama yang masih banyak dianut oleh aparatur pemerintah di Indonesia. Perbandingan
paradigma baru dan paradigma lama ditunjukkan dalam Tabel 1.
Aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil PNS, diharapkan memiliki sikap yang profesional, kompeten dan akuntabel yang dapat
mendukung kondisi pemerintahan yang transparan, demokratis, berkeadilan, efektif dan efisien dengan menghormati hukum yang mendorong terciptanya
partisipasi dan pemberdayaan. Unsur sumber daya manusia dan sistem pemerintahan yang fleksibel terhadap lingkungan perubahan menjadi semakin
menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan yang diharapkan. Kinerja pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas
serta upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh kemampuan yang baik dan
motivasi yang kuat.
Menurut Mentri Pemberdayaan dan Aparatur Negara MENPAN, kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil kerja,
capaian dalam memperoleh hasil kerja, tingkat kecepatan efesiensi produktivitas efektivitas dalam mencapai tujuan.
Keberhasilan pegawai sebuah organisasi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.
Rothwell 2000, mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu data dan informasi, sumber daya, peralatan dan lingkungan, konsekuensi
hasil kerja, keahlian dan pengetahuan, kemampuan, motivasi serta insentif dan imbalan.
Menurut Palan 2007, kompetensi seseorang akan menghasilkan kinerja dengan rumus kompetensi sama dengan kinerja. Kompetensi merupakan faktor
penting untuk kinerja, tetapi kompetensi saja belum memadai untuk membangun kinerja yang efektif. Kinerja dipengaruhi oleh lingkungan organisasi, yang
melibatkan proses dan sistem. Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri,
nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul di tempat kerja Palan, 2007. Wibowo 2007 mengatakan bahwa
kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Tabel 1. Paradigma baru dari manajemen pemerintahan berfokus pada masyarakat
Gaspersz, 2003
Paradigma lama Paradigma baru
Pemerintah membuat semua kebijakan dan melaksanakan sendiri sesuai keinginannya
Pemerintah terus menerus melayani masyarakat dalam segala hal dan urusan.
Pemerintah tidak menumbuhkembangkan semangat kompetisi yang sehat.
Pemerintah menerbitkan segala bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
secara ketat dan kaku kepada bawahannya
Pemerintah hanya berorentasi pada pelaksanaan proyek pembangunan tanpa
memikirkan manfaat bagi masyarakat Pemerintah hanya berorientasi pada
kepuasan diri sendiri atau kepuasan birokrat
Pemerintah harus bekerjasama dengan elemen-elemen utama dalam masyarakat
untuk menetukan visi, misi dan tujuan bersama dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dilaksanakan oleh masyarakat dengan
pengarahan dan bimbingan pemerintah
Pemerintah harus memberdayakan masyarakat untuk mengambil alih
tanggung jawab
Pemerintah harus menumbuhkembangkan semangat kompetisi yang sehat di segala
bidang
Pemerintah harus menumbuhkembangkan kreativitas aparat bawahannya dengan tetap
melakukan pengarahan dan bimbingan untuk menuju tujuan bersama
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pemerintah harus berorientasi pada manfaat proyek pembangunan untuk mencapai
tujuan bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pemerintah harus berorientasi kepuasan masyarakat
Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas
dan kuantitas hasil pekerjaan. Adanya standar kompetensi dapat membantu untuk mengetahui kualitas karyawan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi
lebih cepat dan lebih baik. Standar kompetensi adalah rumusan tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang ditetapkan oleh industri atau asosiasi profesi yang relevan serta institusi lain yang kompeten. Kompetensi yang
baik hanya mengarah kepada kinerja yang efektif. Kurangnya keterampilan dapat diatasi dengan pengembangan, sementara motivasi dikelola dengan menciptakan
lingkungan kerja yang sesuai. Organisasi menyediakan kepemimpinan yang mendukung, dan insetif yang dirancang dengan baik untuk memberi lingkungan
yang memotivasi.
Sumber daya manusia perlu memahami kecenderungan organisasi multikultural dan keberagaman kultural. Di sisi lain, pekerja dan pelanggan sangat
beragam menurut ras, jenis kelamin, negara dan budaya. Dengan demikian sumber daya manusia perlu memahami masalah dalam keragaman budaya. Keadaan
tersebut membuat kompetensi sumber daya manusia semakin penting, baik bagi eksekutif, manajer maupun pekerja Spencer dan Spencer, 1993
Dalam rangka untuk mengetahui sejauhmana standar kompetensi mempengaruhi kinerja karyawan, dalam hal ini adalah PNS maka penulis
merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Penerapan Standar Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian PUSTAKA.
Perumusan Masalah
Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan kantor PUSTAKA, maka instansi ini akan menerapkan standar kompetensi. Penerapan standar kompetensi
ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah : 1.
Sejauh mana kompetensi mempengaruhi kinerja karyawan? 2.
Sejauh mana kebijakan yang diterapkan mempengaruhi kinerja karyawan?
Tujuan penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting mengenai kinerja karyawan PUSTAKA dengan penerapan standar kompetensi,
yang dijelaskan dalam tujuan berikut ini: 1.
Menganalisis kompetensi terhadap kinerja karyawan 2.
Menganalisis pengaruh kebijakan terhadap kinerja karyawan
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi : 1.
Bagi organisasi pelaksana, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan terhadap penerapan standar kompetensi yang akan diterapkan
dalam organisasi 2.
Bagi masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kinerja PNS
3. Bagi mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan penelitian lebih lanjut
Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada peran penerapan standar kompetensi umum terhadap kinerja karyawan, dengan kebijakan sebagai variabel
moderator.
2 PERAN KOMPETENSI DAN KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Pendahuluan
Dalam pembangunan suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut sumber daya. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. PNS
merupakan sumber daya manusia yang erlu mendapatkan perhatian karena merupakan salah satu penentu hasil pembangunan. Lemahnya kualitas PNS pada
umumnya, antara lain disebabkan konsep pembinaan dan pengembangan PNS masih diartikan sempit, yaitu hanya berorientasi pada kebutuhan birokrasi
pemerintah. Potensi PNS belum dikembangkan sepenuhnya, sikap mentalbudi pekerti, etos kerja dan produktivitas kurang dikembangkan. Akibatnya, terdapat
PNS yang kurang peka dalam melayani dan memenuhi aspirasi masyarakat, tidak produktif, kurang kreatif, motivasi rendah, serta tidak mempunyai arah dan
program kerja.
Kompetensi merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh PNS. Penerapan kompetensi pada PNS diharapkan mampu
memperbaiki kinerja dan citra PNS dimata masyarakat. Selain itu juga diharapkan pegawai akan mampu melayani masyarakat dengan baik. Dalam penelitian ini
yang menjadi fokus masalah adalah apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan kebijakan terhadap kinerja. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisa pengaruh kompetensi terhadap kinerja, pengaruh kompetensi terhadap kebijakan, serta pengaruh kebijakan terhadap kinerja.
Metodologi 1.
Kerangka pemikiran
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moeheriono 2009 dan Palan 2007 untuk menjawab permasalahan yang ada, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 1.
2.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA, Bogor. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Desember sampai Februari 2012. 3.
Populasi dan Teknik pengambilan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah seluruh karyawan kantor PUSTAKA Bogor. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara sensus, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 88 karyawan. Teknik
pengambilan sampel ini dipakai dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang kondisi sebenarnya. Alasan lainnya kenapa metode ini
digunakan yaitu jumlah populasi dianggap tidak terlalu banyak dan mudah dalam pengumpuan datanya. Cara sensus ini biasanya dikenal dengan istilah total
sampling atau Complete 26 Enumeration yang digunakan jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak Prasetyo dan Jannah, 2005.
Gambar 1. Kerangka pemikiran