a. Pengujian Hipotesis 1 Kompetensi berhubungan positif terhadap kinerja
Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel kompetensi dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0.944
dengan nilai t sebesar 75. 277. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.96. hasil ini berarti bahwa kompetensi memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap kinerja yang berarti sesuai dengan hipotesis pertama dimana kompetensi mempengaruhi kinerja. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima.
Hasil tersebut didukung teori yang diungkapkan oleh Armstrong 2005 kompetensi merupakan dimensi perilaku yang terdapat pada kinerja kompeten.
Umumnya dikenal dengan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang berprilaku ketika menjalankan perannya
dengan baik. Perilaku apabila didefinisikan sebagai kompetensi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Memahami apa yang perlu dilakukan dalam bentuk alasan kritis, kapabilitas strategik, dan pengetahuan bisnis
2. Membuat pekerjaan melalui dorongan prestasi, pendekatan proaktif, percaya
diri, control, fleksibilitas, efektif, persuasif dan berpengaruh 3.
Membawa serta orang dengan motivasi, keterampilan antar pribadi, berkepentingan dengan hasil, persuasif dan pengaruh.
Selain itu juga Spencer 1993 mengatakan bahwa hubungan antara kompetensi dan kinerja sangat erat dan penting, bahkan apabila seorang karyawan
ingin meningkatkan kinerjanya, maka seharusnya karyawan tersebut mempunyai kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya. Kompetensi selalu mengandung
tujuan tertentu yang merupakan dorongan motif atau sifat yang menyebabkan suatu tindakan seseorang untuk memperoleh hasil. Kompetensi merupakan nilai
yang krusial dan bersifat sosial, sehingga kompetensi dapat memberikan identitas dan visibilitas sosial. Tingkatan kompetensi digambarkan seperti gunung es,
dimana ada yang terlihat dipermukaan dan ada yang tidak terlihat dipermukaan seperti digambarkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Tingkat kompetensi Spencer, 1993 Kompetensi jabatan pada organisasi publik atau instasi pemerintah bagi
pegawai negeri sipil terdiri atas kompetensi dasar dan kompetensi bidang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 46a Tahun
2003.
Skill Knowledge Social role
Self image Traits
Motive
a. Kompetensi Dasar
1. Integritas, yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan
organisasi dan kode etik profesi, yang terdiri atas: -
Memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik -
Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai keyakinannya -
Bertindak berdasarkan nilai walaupun sulit melakukannya 2.
Kepemimpinan, yaitu tindakan membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi atau member kesan orang lain agar mereka mengikuti dan mendukung
rencana organisasi, yang terdiri atas: -
Meyakinkan secara langsung -
Menyesuaikan rencana kerja unit organisasi dengan lingkungan kerja -
Menggunakan srategi mempengaruhi 3.
Perencanaan dan pengorganisasian, yaitu menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya dan unit kerja
lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas, yang terdiri atas: -
Berpartisipasi dalam kelompok -
Meminta dan menghargai pendapat orang lain -
Membangun semangat dan kelangsungan hidup tim. 4.
Kerja sama, yaitu mendorong kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan
tugas. 5.
Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi yang berbeda dengan individu atau
unit kerja lain, menyesuaikan diri dan menghargai pendapat yang berbeda, yang terdiri atas:
- Mengakui kebenaran pendapat orang lain
- Melakukan penyesuaian terhadap situasi, unit kerja dan prosedur kerja
- Menyesuaikann strategi jangka panjang.
b. Kompetensi Bidang
Kompetensi bidang adalah kompetensi yang tersedia sesuai dengan bidang pekerjaan dan tugas serta tanggung jawabnya.
b. Pengujian Hipotesis 2 Kebijakan Berhubungan Positif Dengan Kinerja