PENDAHULUAN 1 PERAN STANDAR KOMPETENSI DAN KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x

1. PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup 3

2. PERAN STANDAR KOMPETENSI DAN KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN 4 Pendahuluan 4 Metode 4 Hasil dan Pembahasan 8 Simpulan 17 3 PERAN STANDAR KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEBIJAKAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR 18 Pendahuluan 18 Metode 18 Hasil dan Pembahasan 24 Simpulan 30 4 PEMBAHASAN 31 5 SIMPULAN DAN SARAN 35 Simpulan 35 Saran 35 DAFTAR PUSTAKA 36 LAMPIRAN 38 RIWAYAT HIDUP 47 DAFTAR TABEL 1 Paradigma baru dari manajemen pemerintahan 2 2 Responden berdasarkan jenis kelamin 11 3 Responden berdasarkan usia 11 4 Responden berdasarkan pendidikan terakhir 12 5 Responden berdasarkan masa kerja 12 6 Nilai Composite Reliability, AVE 13 7 Nilai Crobanch Alpha 13 8 Nilai R Square 14 9 Output estimasi Pengujian model struktural 14 10 Nilai Composite Reliability, AVE, Cronbanch Alpha 26 11 Output estimasi untuk pengujian model struktural 28 12 Hasil analisis perbamdingan model 1 dan model 2 31 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 5 2 Struktur dugaan menggunakan PLS 8 3 Model struktural Awal 14 4 Model struktural akhir 15 5 Tingkat kompetensi 16 6 Kerangka pemikiran 20 7 Struktur dugaan model penelitian 24 8 Tahapan SEM 24 9 Struktur dugaan penelitian menggunakan PLS 25 10 Model struktural awal 27 11 Model struktural akhir 27 12 Model aliran kompetensi 28 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner penelitian 39 2 Output PLS 44 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance dengan upaya-upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, karena itu perlu pemerintahan yang kuat. Reformasi birokrasi salah satu cara yang tepat untuk membangun kepercayaan rakyat, yang juga merupakan suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup reformasi birokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, namun juga terkait perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan authority atau formal power kekuasaan. Reformasi birokrasi mencakup konsep manajemen pemerintahan berfokus pada masyarakat membutuhkan paradigm baru yang harus dipahami dan dilaksanakan, serta harus menghilangkan paradigma lama yang masih banyak dianut oleh aparatur pemerintah di Indonesia. Perbandingan paradigma baru dan paradigma lama ditunjukkan dalam Tabel 1. Aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil PNS, diharapkan memiliki sikap yang profesional, kompeten dan akuntabel yang dapat mendukung kondisi pemerintahan yang transparan, demokratis, berkeadilan, efektif dan efisien dengan menghormati hukum yang mendorong terciptanya partisipasi dan pemberdayaan. Unsur sumber daya manusia dan sistem pemerintahan yang fleksibel terhadap lingkungan perubahan menjadi semakin menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan yang diharapkan. Kinerja pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas serta upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh kemampuan yang baik dan motivasi yang kuat. Menurut Mentri Pemberdayaan dan Aparatur Negara MENPAN, kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil kerja, capaian dalam memperoleh hasil kerja, tingkat kecepatan efesiensi produktivitas efektivitas dalam mencapai tujuan. Keberhasilan pegawai sebuah organisasi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Rothwell 2000, mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu data dan informasi, sumber daya, peralatan dan lingkungan, konsekuensi hasil kerja, keahlian dan pengetahuan, kemampuan, motivasi serta insentif dan imbalan. Menurut Palan 2007, kompetensi seseorang akan menghasilkan kinerja dengan rumus kompetensi sama dengan kinerja. Kompetensi merupakan faktor penting untuk kinerja, tetapi kompetensi saja belum memadai untuk membangun kinerja yang efektif. Kinerja dipengaruhi oleh lingkungan organisasi, yang melibatkan proses dan sistem. Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul di tempat kerja Palan, 2007. Wibowo 2007 mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Tabel 1. Paradigma baru dari manajemen pemerintahan berfokus pada masyarakat Gaspersz, 2003 Paradigma lama Paradigma baru Pemerintah membuat semua kebijakan dan melaksanakan sendiri sesuai keinginannya Pemerintah terus menerus melayani masyarakat dalam segala hal dan urusan. Pemerintah tidak menumbuhkembangkan semangat kompetisi yang sehat. Pemerintah menerbitkan segala bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis secara ketat dan kaku kepada bawahannya Pemerintah hanya berorentasi pada pelaksanaan proyek pembangunan tanpa memikirkan manfaat bagi masyarakat Pemerintah hanya berorientasi pada kepuasan diri sendiri atau kepuasan birokrat Pemerintah harus bekerjasama dengan elemen-elemen utama dalam masyarakat untuk menetukan visi, misi dan tujuan bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dilaksanakan oleh masyarakat dengan pengarahan dan bimbingan pemerintah Pemerintah harus memberdayakan masyarakat untuk mengambil alih tanggung jawab Pemerintah harus menumbuhkembangkan semangat kompetisi yang sehat di segala bidang Pemerintah harus menumbuhkembangkan kreativitas aparat bawahannya dengan tetap melakukan pengarahan dan bimbingan untuk menuju tujuan bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pemerintah harus berorientasi pada manfaat proyek pembangunan untuk mencapai tujuan bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pemerintah harus berorientasi kepuasan masyarakat Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. Adanya standar kompetensi dapat membantu untuk mengetahui kualitas karyawan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi lebih cepat dan lebih baik. Standar kompetensi adalah rumusan tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang ditetapkan oleh industri atau asosiasi profesi yang relevan serta institusi lain yang kompeten. Kompetensi yang baik hanya mengarah kepada kinerja yang efektif. Kurangnya keterampilan dapat diatasi dengan pengembangan, sementara motivasi dikelola dengan menciptakan lingkungan kerja yang sesuai. Organisasi menyediakan kepemimpinan yang mendukung, dan insetif yang dirancang dengan baik untuk memberi lingkungan yang memotivasi. Sumber daya manusia perlu memahami kecenderungan organisasi multikultural dan keberagaman kultural. Di sisi lain, pekerja dan pelanggan sangat beragam menurut ras, jenis kelamin, negara dan budaya. Dengan demikian sumber daya manusia perlu memahami masalah dalam keragaman budaya. Keadaan tersebut membuat kompetensi sumber daya manusia semakin penting, baik bagi eksekutif, manajer maupun pekerja Spencer dan Spencer, 1993 Dalam rangka untuk mengetahui sejauhmana standar kompetensi mempengaruhi kinerja karyawan, dalam hal ini adalah PNS maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Penerapan Standar Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA. Perumusan Masalah Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan kantor PUSTAKA, maka instansi ini akan menerapkan standar kompetensi. Penerapan standar kompetensi ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Sejauh mana kompetensi mempengaruhi kinerja karyawan? 2. Sejauh mana kebijakan yang diterapkan mempengaruhi kinerja karyawan? Tujuan penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting mengenai kinerja karyawan PUSTAKA dengan penerapan standar kompetensi, yang dijelaskan dalam tujuan berikut ini: 1. Menganalisis kompetensi terhadap kinerja karyawan 2. Menganalisis pengaruh kebijakan terhadap kinerja karyawan Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi : 1. Bagi organisasi pelaksana, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan terhadap penerapan standar kompetensi yang akan diterapkan dalam organisasi 2. Bagi masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kinerja PNS 3. Bagi mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada peran penerapan standar kompetensi umum terhadap kinerja karyawan, dengan kebijakan sebagai variabel moderator. 2 PERAN KOMPETENSI DAN KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pendahuluan Dalam pembangunan suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut sumber daya. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. PNS merupakan sumber daya manusia yang erlu mendapatkan perhatian karena merupakan salah satu penentu hasil pembangunan. Lemahnya kualitas PNS pada umumnya, antara lain disebabkan konsep pembinaan dan pengembangan PNS masih diartikan sempit, yaitu hanya berorientasi pada kebutuhan birokrasi pemerintah. Potensi PNS belum dikembangkan sepenuhnya, sikap mentalbudi pekerti, etos kerja dan produktivitas kurang dikembangkan. Akibatnya, terdapat PNS yang kurang peka dalam melayani dan memenuhi aspirasi masyarakat, tidak produktif, kurang kreatif, motivasi rendah, serta tidak mempunyai arah dan program kerja. Kompetensi merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh PNS. Penerapan kompetensi pada PNS diharapkan mampu memperbaiki kinerja dan citra PNS dimata masyarakat. Selain itu juga diharapkan pegawai akan mampu melayani masyarakat dengan baik. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus masalah adalah apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan kebijakan terhadap kinerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kompetensi terhadap kinerja, pengaruh kompetensi terhadap kebijakan, serta pengaruh kebijakan terhadap kinerja. Metodologi 1. Kerangka pemikiran Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moeheriono 2009 dan Palan 2007 untuk menjawab permasalahan yang ada, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 1. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA, Bogor. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember sampai Februari 2012. 3. Populasi dan Teknik pengambilan sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah seluruh karyawan kantor PUSTAKA Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara sensus, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 88 karyawan. Teknik pengambilan sampel ini dipakai dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang kondisi sebenarnya. Alasan lainnya kenapa metode ini digunakan yaitu jumlah populasi dianggap tidak terlalu banyak dan mudah dalam pengumpuan datanya. Cara sensus ini biasanya dikenal dengan istilah total sampling atau Complete 26 Enumeration yang digunakan jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak Prasetyo dan Jannah, 2005. Gambar 1. Kerangka pemikiran

4. Teknik Pengumpulan Data