a. Kompetensi Dasar
1. Integritas, yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan
organisasi dan kode etik profesi, yang terdiri atas: -
Memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik -
Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai keyakinannya -
Bertindak berdasarkan nilai walaupun sulit melakukannya 2.
Kepemimpinan, yaitu tindakan membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi atau member kesan orang lain agar mereka mengikuti dan mendukung
rencana organisasi, yang terdiri atas: -
Meyakinkan secara langsung -
Menyesuaikan rencana kerja unit organisasi dengan lingkungan kerja -
Menggunakan srategi mempengaruhi 3.
Perencanaan dan pengorganisasian, yaitu menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya dan unit kerja
lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas, yang terdiri atas: -
Berpartisipasi dalam kelompok -
Meminta dan menghargai pendapat orang lain -
Membangun semangat dan kelangsungan hidup tim. 4.
Kerja sama, yaitu mendorong kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan
tugas. 5.
Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi yang berbeda dengan individu atau
unit kerja lain, menyesuaikan diri dan menghargai pendapat yang berbeda, yang terdiri atas:
- Mengakui kebenaran pendapat orang lain
- Melakukan penyesuaian terhadap situasi, unit kerja dan prosedur kerja
- Menyesuaikann strategi jangka panjang.
b. Kompetensi Bidang
Kompetensi bidang adalah kompetensi yang tersedia sesuai dengan bidang pekerjaan dan tugas serta tanggung jawabnya.
b. Pengujian Hipotesis 2 Kebijakan Berhubungan Positif Dengan Kinerja
Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel kebijakan dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -
0.011
dengan nilai t sebesar
0.799
. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai t tabel 1.96. Hasil ini berarti bahwa kebijakan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja yang
berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua dimana kebijakan mempengaruhi kinerja. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak. Nilai positif pada koefisien jalur
menunjukkan bahwa kebijakan memiliki hubungan yang positif dengan kinerja, artinya bahwa semakin baik kebijakan yang diterapkan maka kinerja akan
semakin baik.
Hasil tersebut sesuai dengan kondisi dilapangan dan membantah teori yang diungkapkan oleh Musakabe 2010, yang menyatakan bahwa kebijakan
mempengaruhi kinerja. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya, masih terdapat pengisian posisi di PUSTAKA yang belum sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang diperlukan untuk mengisi jabatan yang tersedia. Pelatihan terhadap karyawan di kantor PUSTAKA juga perlu lebih ditingkatkan lagi untuk
meningkatkan kemampuan SDM, karena SDM yang terampil dan berkualitas akan menunjang pelaksanaan kegiatan organisasi. Anggaran untuk melaksanakan
pelatihan juga perlu dipertimbangkan secara baik oleh kantor PUSTAKA. Hal ini dikarenakan, dari hasil nilai cross loading yang diperoleh diketahui bahwa
anggaran terhadap pelatihan memiliki nilai yang cukup berpengaruh terhadap kebijakan yaitu sebesar 0.6917.
c. Pengujian Hipotesis 3 Kompetensi berhubungan positif terhadap
kebijakan
Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa kebijakan memoderasi hubungan kompetensi dan kinerja dengan nilai t sebesar 250.615. Nilai tersebut
lebih besar dari nilai t tabel 1.96. Hasil ini mendukung hasil hipotesis penelitian bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan. Kompetensi
seorang pemimpin teruutama akan sangat mempengaruhi bagaimana soerang pemimpin akan mengambil kebijakan yang baik. Dengan kompetensi yang baik
maka diharapkan bahwa kebijakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga kinerja organisasi dapat mencapai sasaran.
Simpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
dan kebijakan. Penerapan standar kompetensi karyawan sangat diperlukan oleh organisasi dalam rangka pencapaian kinerja yang maksimal. Pada lingkungan
PUSTAKA, kebijakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan yaitu penempatan
karyawan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Penempatan karyawan dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan.
Penerapan kebijakan secara efektif dan efisien akan membantu organisasi untuk mencapai tujuan kinerjanya. Penerapan kebijakan yang baik dapat dilakukan
dengan menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai
dengan baik. Hasil penelitian juga merupakan gambaran bahwa penerapan kebijakan dilaksanakan dengan baik. Sehingga masih perlu dilakukan
pembenahan agar kebijakan dapat dilakukan dengan baik dan kinerja dapat menjadi lebih baik.
3 PERAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEBIJAKAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan
berkualitas perlu didukung adanya sumber daya manusia SDM. SDM merupkan salah satu aset yang mempunyai peran penting dalam suatu organisasi, baik
oerganisasi swasta maupun organisasi publik. Ketersediaan modal, teknologi dan berkembangnya informasi jika tidak didukung oleh kemampuan SDM yang
memadai akan sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik, sehingga dapat menghasilkan SDM yang
berkualitas.
PNS dalam
menjalankan tugasnya
harus berdasarkan
pada profesionalisme dan kompetensi yang sesuai kualifikasi bidang ilmu yang
dimilikinya, dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Pegawai perlu diberikan dan dilakukan pembinaan dengan mengarahkan
karyawan pada kompetensi yang diinginkan. Perubahan paradigma dalam pemerintahan juga menuntut adannya perubahan dalam proses pengangkatan
pegawai dalam pembenahan manajemen sumber daya aparatur negara yang berbasis kompetensi.
Wacana kompetensi di lingkungan birokrasi ini yang menjadi dasar PUSTAKA ingin menerapkan standar kompetensi untuk mencapai kinerja
aparatur yang lebih baik. Berdasarkan wacana tersebut kemudian PUSTAKA melakukan perumusan terhadap standar kompetensi yang ingin diterapkan di
lingkungan organisasinya. Dari hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian ini untuk melihat apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi
dan kinerja karyawan.
Metodologi 1.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moeheriono 2009 dan Palan 2007 untuk menjawab permasalahan yang ada, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 6. 2.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember sampai Februari 2012.
3. Populasi dan Teknik pengambilan sampel