Pengujian Hipotesis 2 Kebijakan Berhubungan Positif Dengan Kinerja Pengujian Hipotesis 3 Kompetensi berhubungan positif terhadap

a. Kompetensi Dasar 1. Integritas, yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik profesi, yang terdiri atas: - Memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik - Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai keyakinannya - Bertindak berdasarkan nilai walaupun sulit melakukannya 2. Kepemimpinan, yaitu tindakan membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi atau member kesan orang lain agar mereka mengikuti dan mendukung rencana organisasi, yang terdiri atas: - Meyakinkan secara langsung - Menyesuaikan rencana kerja unit organisasi dengan lingkungan kerja - Menggunakan srategi mempengaruhi 3. Perencanaan dan pengorganisasian, yaitu menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya dan unit kerja lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas, yang terdiri atas: - Berpartisipasi dalam kelompok - Meminta dan menghargai pendapat orang lain - Membangun semangat dan kelangsungan hidup tim. 4. Kerja sama, yaitu mendorong kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan tugas. 5. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi yang berbeda dengan individu atau unit kerja lain, menyesuaikan diri dan menghargai pendapat yang berbeda, yang terdiri atas: - Mengakui kebenaran pendapat orang lain - Melakukan penyesuaian terhadap situasi, unit kerja dan prosedur kerja - Menyesuaikann strategi jangka panjang. b. Kompetensi Bidang Kompetensi bidang adalah kompetensi yang tersedia sesuai dengan bidang pekerjaan dan tugas serta tanggung jawabnya.

b. Pengujian Hipotesis 2 Kebijakan Berhubungan Positif Dengan Kinerja

Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel kebijakan dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar - 0.011 dengan nilai t sebesar 0.799 . Nilai tersebut lebih kecil dari nilai t tabel 1.96. Hasil ini berarti bahwa kebijakan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua dimana kebijakan mempengaruhi kinerja. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak. Nilai positif pada koefisien jalur menunjukkan bahwa kebijakan memiliki hubungan yang positif dengan kinerja, artinya bahwa semakin baik kebijakan yang diterapkan maka kinerja akan semakin baik. Hasil tersebut sesuai dengan kondisi dilapangan dan membantah teori yang diungkapkan oleh Musakabe 2010, yang menyatakan bahwa kebijakan mempengaruhi kinerja. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya, masih terdapat pengisian posisi di PUSTAKA yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikan yang diperlukan untuk mengisi jabatan yang tersedia. Pelatihan terhadap karyawan di kantor PUSTAKA juga perlu lebih ditingkatkan lagi untuk meningkatkan kemampuan SDM, karena SDM yang terampil dan berkualitas akan menunjang pelaksanaan kegiatan organisasi. Anggaran untuk melaksanakan pelatihan juga perlu dipertimbangkan secara baik oleh kantor PUSTAKA. Hal ini dikarenakan, dari hasil nilai cross loading yang diperoleh diketahui bahwa anggaran terhadap pelatihan memiliki nilai yang cukup berpengaruh terhadap kebijakan yaitu sebesar 0.6917.

c. Pengujian Hipotesis 3 Kompetensi berhubungan positif terhadap

kebijakan Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa kebijakan memoderasi hubungan kompetensi dan kinerja dengan nilai t sebesar 250.615. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.96. Hasil ini mendukung hasil hipotesis penelitian bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan. Kompetensi seorang pemimpin teruutama akan sangat mempengaruhi bagaimana soerang pemimpin akan mengambil kebijakan yang baik. Dengan kompetensi yang baik maka diharapkan bahwa kebijakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga kinerja organisasi dapat mencapai sasaran. Simpulan Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan kebijakan. Penerapan standar kompetensi karyawan sangat diperlukan oleh organisasi dalam rangka pencapaian kinerja yang maksimal. Pada lingkungan PUSTAKA, kebijakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan yaitu penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Penempatan karyawan dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan. Penerapan kebijakan secara efektif dan efisien akan membantu organisasi untuk mencapai tujuan kinerjanya. Penerapan kebijakan yang baik dapat dilakukan dengan menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Hasil penelitian juga merupakan gambaran bahwa penerapan kebijakan dilaksanakan dengan baik. Sehingga masih perlu dilakukan pembenahan agar kebijakan dapat dilakukan dengan baik dan kinerja dapat menjadi lebih baik. 3 PERAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEBIJAKAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR Pendahuluan Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas perlu didukung adanya sumber daya manusia SDM. SDM merupkan salah satu aset yang mempunyai peran penting dalam suatu organisasi, baik oerganisasi swasta maupun organisasi publik. Ketersediaan modal, teknologi dan berkembangnya informasi jika tidak didukung oleh kemampuan SDM yang memadai akan sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik, sehingga dapat menghasilkan SDM yang berkualitas. PNS dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan pada profesionalisme dan kompetensi yang sesuai kualifikasi bidang ilmu yang dimilikinya, dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Pegawai perlu diberikan dan dilakukan pembinaan dengan mengarahkan karyawan pada kompetensi yang diinginkan. Perubahan paradigma dalam pemerintahan juga menuntut adannya perubahan dalam proses pengangkatan pegawai dalam pembenahan manajemen sumber daya aparatur negara yang berbasis kompetensi. Wacana kompetensi di lingkungan birokrasi ini yang menjadi dasar PUSTAKA ingin menerapkan standar kompetensi untuk mencapai kinerja aparatur yang lebih baik. Berdasarkan wacana tersebut kemudian PUSTAKA melakukan perumusan terhadap standar kompetensi yang ingin diterapkan di lingkungan organisasinya. Dari hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian ini untuk melihat apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi dan kinerja karyawan. Metodologi 1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moeheriono 2009 dan Palan 2007 untuk menjawab permasalahan yang ada, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 6. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai Februari 2012.

3. Populasi dan Teknik pengambilan sampel