Fase transisi pertama Periode Gigi Bercampur

• Gigi kaninus desidui rahang atas dan bawah • Gigi molar kedua desidui rahang bawah lalu molar kedua desidui rahang atas. Gambar 2. Periode gigi desidui 30

2.1.3 Periode Gigi Bercampur

Periode gigi bercampur dimulai sejak usia 6 tahun hingga pada usia 12 tahun. Periode ini ditandai dengan erupsinya gigi molar pertama permanen. 7,8,31 Periode ini merupakan periode yang paling kritis dalam perkembangan oklusi, sebab pada periode ini oklusi bersifat sementara dan tidak statis sehingga memungkinkan berkembangnya maloklusi. 6 Bhalajhi mengklasifikasi periode gigi bercampur menjadi tiga fase yaitu fase transisi pertama, inter-transisi dan transisi kedua. 8

2.1.3.1 Fase transisi pertama

Fase transisi pertama ditandai dengan erupsinya molar petama permanen dan pergantian gigi insisivus desidui dengan gigi insisivus permanen. Lokasi dan hubungan molar pertama permanen sangat bergantung pada kontak permukaan distal molar kedua desidui rahang atas dan rahang bawah. Molar pertama permanen dituntun ke dalam lengkung gigi oleh permukaan distal dari molar kedua desidui. 8 Hubungan mesiodistal antara permukaan distal rahang atas maupun rahang bawah molar kedua desidui dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu : 7-9 a. Flush terminal plane Flush terminal plane merupakan keadaan ketika permukaan distal molar kedua desidui rahang atas dan rahang bawah berkontak pada satu dataran vertikal sehingga diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. Keadaan ini dapat terkoreksi dengan pergerakan molar rahang bawah ke depan sejauh 3-5 mm terhadap rahang atas dengan memanfaatkan developmental space maupun Leeway space yang ada sehingga relasi molar Klas I Angle dapat tercapai. 7,8 Penelitian Nance menyatakan dari 122 subjek penelitian selama 8 tahun dengan hubungan flush terminal plane, 56 berkembang menjadi oklusi Klas I Angle. 10 Pergeseran molar dari flush terminal plane menjadi Klas I Angle dapat terjadi dengan dua cara yaitu : early mesial shift dan late mesial shift. 7,8,30,31 • Early mesial shift terjadi karena adanya tekanan erupsi gigi molar pertama permanen terhadap gigi molar pertama dan kedua desidui sehingga menutup primate space dengan demikian terbentuklah hubungan molar Klas I Angle Gambar 3 A. • Late mesial shift terjadi karena hilangnya gigi molar kedua desidui sehingga gigi molar pertama permanen rahang bawah bergerak ke mesial. Akibat adanya perbedaan mesiodistal dari mahkota gigi molar kedua desidui pada rahang atas, sehingga kehilangan tersebut menghasilkan pergerakan mesial yang besar oleh molar permanen rahang bawah Gambar 3 B. Gambar 3. Pergeseran molar a Early shift b Late shift 7 A B b. Mesial step terminal plane Mesial step terminal plane yaitu ketika permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah lebih ke mesial dari pada molar kedua desidui rahang atas sehingga saat gigi molar permanen erupsi akan terbentuklah hubungan molar Klas I Angle Gambar 4. Tipe ini paling sering terjadi sehingga menyebabkan pertumbuhan rahang bawah ke depan. Jika perubahan pertumbuhan rahang bawah terus berlanjut dan menetap maka dapat menyebabkan relasi molar Klas III Angle. Namun, bila pertumbuhan dari rahang bawah minimal, hal tersebut dapat menyebabkan relasi Klas I Angle. 7-9,30 c. Distal step terminal plane Distal step terminal plane merupakan keadaan dimana permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas Gambar 4. Kemungkinan relasi molar pada tipe ini adalah Klas II Angle. 7-9,30 Gambar 4. Hubungan oklusal pada gigi desidui dan gigi permanen 30 Selama fase transisi pertama terjadi perubahan inklinasi pada gigi insisivus. Hal ini disebabkan gigi insisisvus desidui akan digantikan oleh gigi insisivus permanen. 7,8,30 Gigi insisivus desidui lebih tegak dibandingkan gigi insisivus permanen sehingga saat gigi insisivus permanen erupsi inklinasi lebih ke arah labial Gambar 5. Perbedaan mesiodistal antara insisivus desidui dan permanen disebut dengan incisal liability. Pada segmen anterior, keempat insisivus permanen rahang atas rata-rata 7,6 mm lebih besar daripada insisivus desidui. Sedangkan insisivus permanen mandibula rata-rata 6,0 mm lebih besar daripada insisivus desidui. 8 Gambar 5. Pandangan sagital perbedaan inklinasi gigi insisivus permanen dan desidui 32

2.1.3.2 Fase inter-transisi