dilakukan oleh pemula karena tidak membutuhkan keahlian khusus. Analisis ini juga dapat digunakan menganalisis kedua lengkung rahang baik pada rahang atas maupun
rahang bawah.
2,23,33
Moyers menggunakan tabel probabilitasas dengan tingkat kepercayaan 5-95. Namun Moyers merekomendasikan pada derajat kepercayaan
75 sebagai acuan karena tingkat tersebut dianggap aman dari maloklusi baik crowded maupun diastema.
2,17
Adapun cara penggunaan tabel probabilitas Moyers adalah sebagai berikut :
2,33
1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisvus permanen bawah diukur dan dijumlahkan.
2. Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus sentralis
mandibula. 3. Gunakan jumlah lebar mesiodistal keempat insisivus permanen bawah
untuk memprediksi jumlah lebar mesiodistal kaninus, premolar pertama dan premolar kedua pada rahang bawah dan rahang atas dengan menggunakan tabel probabilitias
derajat kepercayaan 75. 4. Tentukan jumlah ruang yang tersedia pada regio kaninus-premolar dengan
mengukur jarak antara distal insisivus lateral sampai mesial molar pertama permanen. 5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi
dari tabel pada rahang atas dan rahang bawah. Jika diperoleh negatif, maka disimpulkan adanya kekurangan ruang.
2.4 Metode Pengukuran Mesiodistal Gigi
2.4.1 Metode Moorrees
Metode Moorress diperoleh dengan cara mengukur lingkaran terbesar diantara titik kontak interdental gigi dengan menggunakan kaliper yang diletakkan sejajar
dengan bidang oklusal gigi Gambar 9 A.
35
2.4.2 Metode Mullen
Mullen dkk., dalam penelitiannya melakukan pengukuran mesiodistal gigi menggunakan kaliper digital dengan cara meletakkkan ujung tip kaliper tegak lurus
dengan bidang oklusal gigi Gambar 9 B.
36
Sutan dalam penelitiannya menyatakan metode Mullen lebih mudah dilakukan dan dapat dilakukan pada gigi yang
mengalami rotasi.
37
Gambar 9. Pengukuran lebar mesiodistal gigi pada model dengan A metode Moorreess dan B metode Mullen
2.5.1 Faktor yang mempengaruhi Ukuran Mesiodistal Gigi
2.5.1 Ras
Lavelle menyatakan dalam penelitiannya bahwa gigi insisivus sentralis dan insisivus lateralis mandibula pada populasi Mongoloid adalah 0,17 mm lebih kecil
dibandingkan pada populasi Kaukasoid. Sementara pada gigi kaninus, premolar pertama dan premolar kedua mandibula pada populasi Mongoloid adalah lebih besar
1,30 mm dibandingkan pada populasi Kaukasoid. Penelitian Sumantri menyatakan bahwa ukuran gigi permanen pada suku Jawa lebih besar dibandingkan dengan
ukuran suku Kaukasoid. Hal ini menunjukkan bahwa, terdapat variasi ukuran gigi pada kelompok ras yang berbeda.
38
A B
2.5.2 Genetik
Penelitian Kabban pada tahun 2011 mengukur ukuran dan bentuk gigi pada anak kembar menemukan adanya kesamaan dari ukuran dan bentuk gigi pada kembar
monozigot serta terdapat hubungan faktor genetik yang kuat terhadap ukuran gigi dan morfologi gigi.
10
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara faktor genetik dengan ukuran gigi.
2.5.3 Jenis Kelamin
Menurut Arya, hampir semua gigi permanen pria memiliki ukuran yang lebih besar dibanding wanita kecuali pada gigi insisivus permanen pertama bawah
cit.Budiman.
39
Penelitian lainnya oleh Sutan menyatakan terdapat diskrepansi lebar mesiodistal gigi geligi laki-laki dan perempuan suku Batak yaitu pada gigi kaninus
rahang atas, kaninus rahang bawah, premolar pertama rahang bawah, dan premolar kedua rahang bawah, sehingga secara keseluruhan lebar mesiodistal gigi geligi lelaki
lebih besar dibandingkan perempuan.
37
2.5.4 Lingkungan