Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Prosedur Kerja

� = � �� + �� � � 2 � ��

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kotamadya Medan. Waktu penelitian sejak menyusun proposal bulan Agustus 2014 dan selesai April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua urid Sekolah Dasar suku Batak di Kota Medan.

3.3.2 Cara sampling

Sampel Sekolah dasr diambil dengan cara statified random sampling yaitu sampel dipilih secara acak dan sampel murid Sekolah Dasar diambil dengan cara consecutive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan.

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel yang diperoleh dengan rumus : Keterangan : n = besar sampel zα = deviat baku normal = 1,960 α = 0,05 zβ = deviat baku normal = 1,282 β = 0,10 Sd = simpangan baku Leeway space = 0,86 14 d = perkiraan selisih rata-rata kedua kelompok yang bermakna = 0,31 sehingga : � = � 1,96 + 1,282 0,31 � 2 � 0,86 n = 94,05 ≈ 95 Jadi besar sampel minimum yang dibutuhkan adalah sebanyak 95 sampel. Jumlah sampel yang digunakan adalah 106 sampel. 3.4 Kriteria Inklusi dan Eklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi - Usia anak 8-10 tahun - Suku Batak dengan 2 keturunanan di atasnya - Keempat gigi insisivus permanen rahang bawah sudah erupsi dengan bentuk morfologi normal - Gigi molar pertama permanen sudah erupsi dengan bentuk morfologi normal - Gigi kaninus, molar pertama, dan molar kedua desidui erupsi dengan bentuk morfologi normal serta mahkota masih utuh tanpa adanya restorasi maupun karies - Gigi insisivus lateralis permanen rahang atas sudah erupsi dengan bentuk morfologi normal dan mahkota masih utuh tanpa adanya restorasi maupun karies - Gigi insisivus berada pada lengkung gigi yang normal - Belum mendapat perawatan ortodonsia - Crowded ringan

3.4.2 Kriteria Eksklusi -

Salah satu gigi kaninus, molar pertama, molar kedua desidui tidak dijumpai pada rongga mulut atau terdapat restorasi maupun karies pada mahkota gigi - Salah satu gigi kaninus permanen, premolar pertama, premolar kedua, dijumpai pada rongga mulut - Salah satu gigi molar pertama permanen tidak dijumpai pada rongga mulut atau terdapat restorasi maupun karies pada mahkota gigi - Salah satu gigi insisivus lateralis permanen tidak dijumpai pada rongga mulut - Agenesis - Supernumerary 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas - Ukuran dan bentuk keempat gigi insisivus permanen rahang bawah, gigi kaninus desidui, gigi molar pertama dan kedua desidui baik pada rahang atas maupun rahang bawah.

3.5.2 Variabel Tergantung

- Besarnya Leeway space pada rahang atas dan rahang bawah

3.5.3 Variabel Terkendali

- Murid Sekolah Dasar usia 8-10 tahun - Suku Batak - Jenis kelamin - Bahan cetak - Bahan pengisi cetakan - Waktu pencetakan dan pengisian model - Kemampuan operator

3.5.4 Varibel Tidak Terkendali

- Lingkungan - Genetik 3.6 Definisi Operasional - Model studi : hasil cetakan gigi pasien yang diisi dengan gips keras dental stone. - Anatomi normal : gigi insisivus permanen rahang bawah, gigi kaninus desidui, gigi molar pertama desidui, gigi molar kedua desidui, gigi insisvus lateralis permanen, gigi molar pertama permanen pada rahang atas maupun rahang bawah dengan bentuk morfologi normal serta mahkota masih utuh tanpa ada restorasi maupun karies. - Ukuran gigi insisivus : lebar mesiodistal gigi insisivus rahang bawah yang diukur dari jarak terlebar kontak mesiodistal. - Ukuran keempat insisivus rahang bawah : jumlah hasil pengukuran lebar mesiodistal keempat gigi insisivus rahang bawah. - Metode Moyers : metode yang menggunakan jumlah mesiodistal keempat gigi insisivus rahang bawah untuk memprediksi gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua berdasarkan tabel probabilitas Moyer pada derajat kepercayaan 75. - Murid Sekolah Dasar : anak laki-laki maupun perempuan yang belajar di Sekolah Dasar di Kota Medan. - Available space : ruang yang tersedia pada regio kaninus–premolar permanen yang diukur dari distal gigi insisivus lateralis permanen sampai mesial gigi molar pertama permanen. - Required space : ruang yang dibutuhkan bagi gigi kaninus-premolar permanen yang akan erupsi sebesar jumlah mesiodistal gigi kaninus-premolar yang diprediksi pada tabel Moyers pada derajat kepercayaan 75. - Leeway space : selisih dari jumlah lebar mesio distal gigi kaninus desidui, molar pertama dan kedua desidui dengan gigi kaninus, premolar pertama dan kedua permanen. - Suku Batak : murid Sekolah Dasar di Kota Medan yang ditandai dengan adanya nama keluarga yang diturunkan dari orang tua ayah serta ditambahkan di belakang nama berupa marga Batak dengan dua keturunan di atasnya. - Crowded : keadaan gigi yang berjejal diluar susunan normal. - Metode Mullen : posisi kaliper tegak lurus terhadap bidang oklusal. - Agenesis : gigi yang benihnya tidak berkembang dengan baik untuk terjadinya diferensiasi jaringan gigi sehingga gigi tidak erupsi. - Supernumerary : terdapat satu atau lebih elemen gigi yang melebihi jumlah normal baik pada gigi desidui maupun gigi permanen.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat dignostik, yaitu tiga serangkai berupa kaca mulut merek Dentica, sonde merek Dentica, dan pinset merek Dentica untuk pemeriksaan klinis 2. Sendok cetak 3. Rubber bowl dan spatula 4. Bahan cetak Alginate merk Hygedent 5. Dental stone 6. Digital kaliper merek Krisbow dengan ketepatan 0,05 7. Kalkulator merek Kasio 8. Pensil mekanis merek Pentel 9. Penghapus merek Faber Castell 10. Penggaris besi merek Kenko 11. Model studi rahang atas dan rahang bawah 12. Tabel probabilitas Moyers dengan derajat kepercayaan 75 Gambar 10. Alat dan bahan penelitian.

3.8 Prosedur Kerja

1. Menentukan lokasi Sekolah Dasar yang akan dijadikan lokasi penelitian secara acak berlapis pada 21 Kecamatan di Kota Medan, yang kemudian diambil 10 Kecamatan. Dari 10 Kecamatan tersebut diambil beberapa sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi pada tiap Kecamatan 2. Memilih sampel murid Sekolah Dasar yang berasal dari suku Batak yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. 3. Sampel suku Batak yang telah didapat dari kuesioner, dilakukan pemeriksaan klinis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. 4. Murid yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi subjek penelitian diberikan surat persetujuan informed consent agar disampaikan dan disetujui oleh orang tua. 5. Dilakukan pencetakan pada rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan alginate. Pada rahang atas garis Frankfurt atau garis yang menghubungkan titik infraorbita hingga lubang telinga sejajar dengan lantai dan pada rahang bawah garis Chamfer yaitu titik yang menghubungkan alanasi hingga tragus sejajar dengan lantai. 6. Hasil cetakan diisi dengan dental stone untuk mendapatkan model studi. Pengisian cetakan tidak lebih dari 15 menit dan dilakukan di masing-masing Sekolah Dasar. 7. Kaliper digunakan untuk mengukur lebar mesiodistal keempat insisivus permanen rahang bawah pada model dengan menggunakan Metode Mullen yaitu posisi kaliper tegak lurus terhadap bidang oklusal Gambar 11 A. 8. Prediksi required space dengan menggunakan tabel probabilitas Moyers dengan derajat kepercayaan 75. 9. Ukur Available space yaitu dari distal gigi insisivus lateralis permanen hingga mesial gigi molar pertama permanen Gambar 11 B. 10. Bandingkan antara ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi. Leeway space diperoleh dari selisih antara available space dengan required space. 11. Untuk mendapat data yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji interoperator yaitu setiap operator melakukan pengukuran sebanyak 10 model studi kemudian dilakukan pengukuran terhadap lebar mesiodistal keempat insisivus permanen rahang bawah dan available space. Jika hasil perhitungan operator pertama, kedua dan ketiga dengan menggunakan uji anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p0,05 maka operator layak melakukan pengukuran. Hasil pengukuran lebar mesiodistal gigi insisivus rahang bawah dan available space rahang atas dan rahang bawah diperoleh dari rata-rata ketiga peneliti pada 106 pasang model. 12. Dalam satu hari, pengukuran hanya dilakukan pada 10 model studi untuk menghindari kelelahan mata peneliti sewaktu membaca skala yang terdapat pada kaliper sehingga data yang diperoleh lebih akurat. 13. Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat kemudian data diolah dan dianalisis. Gambar 11. Cara Pengukuran ruang A Pengukuran lebar mesiodistal gigi insisivus rahang bawah B Pengukuran available space

3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data