Hipodonsia Dental anomaly pada Down syndrome

ringan tetapi penyakit periodontal yang parah. 1 Resiko terjadinya karies pada penderita Down syndrome rendah pada gigi desidui maupun permanen. Ini disebabkan oleh faktor seperti meningkatnya pH saliva dan tahap bikarbonat yang tersedia, penurunan jumlah bakteri stereptokokus mutan dan juga morfologi gigi yang mendatar tanpa pit dan fisur akibat dari kebiasaan bruksism yang sering dihadapi penderita Down syndrome. 10 Gigi-geligi penderita Down syndrome berbentuk abnormal dengan irigularitas yang menyebabkan akumulasi debris dan plak. 11 Tannenbaum, Bear dan Benjamin mengatakan prevalensi dan tahap keparahan penyakit periodontal pada anak Down syndrome adalah tinggi. Prevalensi yang tinggi juga terlihat pada gingivitis ulseratif nekrose. 13

2.1.6 Dental anomaly pada Down syndrome

Penderita Down syndrome menunjukkan insiden yang tinggi terhadap dental anomaly dan pada kebanyakan kasus, penderita yang sama menunjukkan lebih dari satu dental anomaly. 4 Menurut Oliveira et al., hasil pemeriksaan gigi pada 44 penderita Down syndrome ditemui anomali yang terjadi berupa congenital missing, mikrodonsia, pembentukan akar yang terhambat, hipoplasia enamel dan fusion. 10

2.1.6.1 Hipodonsia

Hipodonsia didefinisikan sebagai kehilangan gigi kongenital akibat dari anomali pada pertumbuhan individu. Penyebab terjadinya hipodonsia terdiri dari non- syndromic dan syndromic. Non-syndromic hypodontia adalah disebabkan oleh mutasi gen MSX1 dan PAX9 manakala syndromic hypodontia pula adalah disebabkan oleh asosiasi sindrom tertentu seperti contoh Down syndrome yang melibatkan gen dan lokus pada trisomi kromosom 21. 14 Gigi yang tidak terlihat secara klinis maupun radiografis dapat diidentifikasikan sebagai hipodonsia. 15 Acerbi et al. 2001 dan Kumasaka et al. 1997 mengatakan bahwa hipodonsia sering terjadi pada penderita Down syndrome. 3 Hipodonsia adalah anomali kongenital yang mempengaruhi formasi gigi yang menghasilkan jumlah gigi yang kurang pada gigi permanen manusia 32 gigi pada rahang atas dan rahang bawah dan gigi desidui 20 gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Agenesis dental hipodonsia adalah karakteristik umum pada penderita Down syndrome, berkisar dari 30-53, dan gigi geligi yang tidak terdapat pada mereka juga tidak terdapat pada gigi populasi individu normal Kieser et al., 2003. Dijumpa 60-63 penderita Down syndrome mengalami satu atau lebih missing teeth. Russell dan Kjaer 1995 melakukan penelitian lebih detail pada 100 penderita Down syndrome dan membandingkan mereka dengan populasi normal. Missing teeth terjadi 10 kali lebih sering pada penderita Down syndrome berbanding populasi umum dan sering terjadi pada laki-laki berbanding perempuan. 1 Kebanyakan kasus hipodonsia adalah karena genetik. Agenesis gigi sering dijumpai pada individu yang ada hubungan dengan populasi yang mempunyai penyakit genetik. 15 Tingkatan keparahan hipodonsia dibuktikan dengan banyaknya penderita yang mengalami kehilangan satu atau dua gigi. Sebesar 10 mewakili kehilangan 4 atau lebih gigi dan kurang dari 1 mengalami hipodonsia yang parah yaitu kehilangan 6 atau lebih gigi Lamour et al, 2005. Kasus yang menunjukkan hipodonsia yang parah adalah berhubungan dengan sesuatu sindroma. 16 Hipodonsia dapat didiagnosa apabila kehilangan gigi bukan disebabkan oleh ekstraksi. Shapira et al. 2000 menyatakan bahwa prevalansi agenesis molar tiga pada penderita Down syndrome sangat tinggi 74 penderita berusia diatas 14 tahun. 17

2.1.6.2 Mikrodonsia