bawah dan gigi desidui 20 gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Agenesis dental hipodonsia adalah karakteristik umum pada penderita Down syndrome,
berkisar dari 30-53, dan gigi geligi yang tidak terdapat pada mereka juga tidak terdapat pada gigi populasi individu normal Kieser et al., 2003. Dijumpa 60-63
penderita Down syndrome mengalami satu atau lebih missing teeth. Russell dan Kjaer 1995 melakukan penelitian lebih detail pada 100 penderita Down syndrome dan
membandingkan mereka dengan populasi normal. Missing teeth terjadi 10 kali lebih sering pada penderita Down syndrome berbanding populasi umum dan sering terjadi
pada laki-laki berbanding perempuan.
1
Kebanyakan kasus hipodonsia adalah karena genetik. Agenesis gigi sering dijumpai pada individu yang ada hubungan dengan
populasi yang mempunyai penyakit genetik.
15
Tingkatan keparahan hipodonsia dibuktikan dengan banyaknya penderita yang mengalami kehilangan satu atau dua gigi. Sebesar 10 mewakili kehilangan 4 atau
lebih gigi dan kurang dari 1 mengalami hipodonsia yang parah yaitu kehilangan 6 atau lebih gigi Lamour et al, 2005. Kasus yang menunjukkan hipodonsia yang parah
adalah berhubungan dengan sesuatu sindroma.
16
Hipodonsia dapat didiagnosa apabila kehilangan gigi bukan disebabkan oleh ekstraksi. Shapira et al. 2000 menyatakan
bahwa prevalansi agenesis molar tiga pada penderita Down syndrome sangat tinggi 74 penderita berusia diatas 14 tahun.
17
2.1.6.2 Mikrodonsia
Mikrodonsia adalah ukuran gigi yang kecil dari ukuran gigi normal.
18
Penderita Down syndrome mengalami true generelized microdontia pada gigi permanen Lowe,1990, tetapi kurang dicatatkan pada gigi desidui Bell et al., 2001,
Kieser et al., 2003. Gambaran klinis mahkota gigi mikrodonsia adalah berbentuk konus, pendek dan kecil Townsend 1983, 1987. Desai 1997 melaporkan bahwa
seluruh gigi berukuran kecil dengan akar yang tumbuh sempurna kecuali molar satu rahang atas dan insisivus rahang bawah. Insisivus lateral yang berbentuk
konusCheng et al., 2007, insisivus berbentuk sekop dan kaninus yang tipis sering terlihat Scully, 1976.
1
Mikrodonsia dapat terjadi akibat dari gangguan sewaktu pertumbuhan gigi dan mangakibatkan dental anomaly. Mikrodonsia dibagi atas tiga tipe Neville et al.,
2009, Shafer 1993
18
: a
True generalized microdontia - Gigi geligi berukuran kecil daripada normal, ianya sangat jarang ditemui, boleh ditemukan pada orang kerdil, Down
syndrome dan bermacam penyakit herediter yang lain. b
Relative generelized microdontia – Gigi geligi yang berukuran normal kelihatan kecil disebabkan oleh makrognasia.
c Mikrodonsia yang melibatkan hanya satu gigi.
Bargale et al., 2011 mengklasifikasikan mikrodonsia pada satu gigi kepada:
18
a Mikrodonsia pada seluruh satu gigi
b Mikrodonsia pada mahkota gigi
c Mikrodonsia pada akar saja
2.1.6.3 Taurodonsia
Taurodonsia dapat didefinisikan sebagai perubahan pada bentuk gigi disebabkan oleh kegagalan Hertwig’s epithelial shcath diaphragm untuk
menginvaginasi arah horizontal yang benar. Karakteristiknya termasuk kamar pulpa yang besar, lantai pulpa mendekati apikal, bifurkasi akar menjauhi cementoenamel
junction CEJ. Salah satu abnormalitas penting pada morfologi gigi adalah taurodonsia. Gambaran klinis taurodonsia kelihatan seperti gigi biasa. Leher dan akar
gigi yang tertanam didalam margin alveolar menyebabkan taurodonsia tidak diketahui secara klinis Terezhalmy et al. 2001, White Pharoah 2004. Jadi, taurodonsia
dapat didiagnosa melalui gambaran radiografi Durr et al. 1980, Neville et al. 2002. Taurodonsia dilaporkan berhubungan dengan beberapa sindroma dan abnormalitas
Shifman Buchner 1976, Genc et al. 1999, Yeh Hsu 1999, Gedik Cimen 2000. Salah satu sindroma yang berhubung dengan taurodonsia adalah Down
syndrome. Jaspers 1981 membuktikan prevalansi taurodonsia pada penderita Down
syndrome adalah 55, Bell et al. 1989 - 36, Alpoz Eronat 1997 - 66, dan Rajic Mestrovic 1998 - 56.
19
Penelitian Mari Eli et al. 2007 mengatakan bahwa taurodonsia adalah dental anomaly yang sering terjadi, 49 penderita Down syndrome dianalisa dan telah
diidentifikasi bahwa 42 dari 49 penderita 85.71 didiagnosa taurodonsia. Taurodosia diklasifikasi kepada 3 kategori:
4
a hipotaurodonsia ringan
b mesotaurodonsia sederhana
c hipertaurodonsia parah.
Taurodonsia secara dominan dijumpai pada molar pada rahang bawah mandibular dan dikatakan menunjukkan prevalansi yang meningkat pada pasien hipodonsia
Seow dan Lai, 1989.
16
2.1.7 Tahap kooperatif Down syndrome