Kegiatan antropogenik seperti penggunaan bahan bakar fosil, industri, dan transformasi lahan penebangan dan pembukaan hutan secara besar-besaran
merupakan sumber utama emisi karbon maupun gas rumah kaca Soedomo 2001 dalam
Hariyadi 2005. Brown 1997 menjelaskan bahwa hampir 50 dari biomassa vegetasi hutan
tersusun atas unsur karbon. Sehingga apabila hutan digunduli atau ditebang, biomassa yang tersimpan di dalam pohon akan membusuk atau terurai dan
menghasilkan gas CO₂, sehingga meningkatkan konsentrasi Gas Rumah Kaca GRK di atmosfer yang dipancarkan bumi. Meningkatnya GRK di atmosfer
berbanding lurus dengan meningkatnya suhu di bumi. Hal ini akan berakibat pada perubahan kualitas lingkungan sehingga berdampak pada berubahnya iklim
perubahan iklim dan timbulnya bencana di belahan dunia lain.
2.3 Langkah Penanggulangan Perubahan Iklim
CIFOR 2009 menjelaskan bahwa adaptasi perubahan iklim adalah tindakan penyesuaian oleh sistem alam atau manusia yang berupaya mengurangi
kerusakan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Ketika iklim berubah, hutan dan manusia terpaksa harus terbiasa dengan perubahan curah hujan
dan suhu udara yang terjadi secara perlahan serta menghadapi kejadian yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti musim kering panjang dan banjir. Strategi
adaptasi dapat membantu manusia dalam mengelola dampak perubahan iklim dan melindungi sumber penghidupan atau mata pencaharian mereka.
2.4 Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan
sehingga daya dukung, produktivitas dan peranan sumberdaya hutan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan terjaga. Kegiatan RHL agar hasilnya
dapat optimal, maka pelaksanaan program harus didasarkan pada kesesuaian kondisi site spesifik biofisik dan penyelenggaraannya dilakukan melalui
pendekatan partisipatif yang ditujukan untuk mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat Wibowo 2006.
Kegiatan rehabilitasi lahan di TNMB memiliki maksud dan sasaran untuk memulihkan
areal bekas
penjarahan dan
lahan terbuka,
serta mengurangimenghentikan perambahan pada zona rimba dengan melibatkan
masyarakat di sekitar kawasan sebagai pelaku kegiatan rehabilitasi Balai TNMB 1999.
2.5 Manfaat Ekologi
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan.
Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem
ekologi atau ekosistem Soerianegara dan Indrawan 1998. Hutan adalah sumberdaya alam yang multifungsi, dalam kaitannya dengan
efek pemanasan global hutan mengurangi kadar CO
2
di udara dan memperangkapnya dalam bentuk biomassa hutan. Hutan klimaks ada dalam
keseimbangan dinamik yang tidak lagi berfungsi mengurangi kadar CO
2
Kusmana et al 2004. Heriansyah 2004 menjelaskan bahwa hutan mengabsorpsi CO
2
selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik tanaman.
Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan
merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO
2
di atmosfer melalui aktivitas fisiologinya. Biomassa tegakan dihitung dengan menggunakan
persamaan allometri terhadap seluruh tanaman dalam petak pengamatan dan kandungan karbon hutan merupakan 50 dari biomassa hutannya.
2.6 Manfaat Ekonomi