Kapasitas Tukar Kation Nisbah C N N, P, K Tersedia

unsur nitrogen, besi, mangan, borium, tembaga, dan seng menjadi relatif lebih sedikit.

2.6.2 Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas Tukar Kation KTK didefisinikan sebagai kemampuan permukaan koloid tanah dalam menjerap dan mempertukarkan kation, yang dinyatakan dalam milligram per 100 gram tanah kering oven. Besar kecilnya KTK tanah ditentukan oleh jumlah dan jenis mineral liat, jumlah bahan organik, dan pH tanah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 1991. Tanah bertekstur halus yang mengandung lebih banyak liat dan humus akan memiliki KTK yang lebih tinggi. Semakin tinggi kadar liat, maka semakin tinggi KTK Supardi 1983.

2.6.3 Nisbah C N

Bahan organik tanah menyusun sekitar 5 bobot total tanah. Meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis tanah. Bahan organik berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan mikroba tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin, dan senyawa perangsang tumbuh lainnya Hanafiah 2005. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah CN, kadar lignin dan ukuran bahan. Sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur, suplai oksigen, reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K, dan S Parr 1978 dalam Hanafiah 2005. Nisbah CN merupakan indikator yang menunjukkan proses mineralisasi dan immobilisasi N oleh mikroba dekomposer bahan organik. Daerah kering menghasilkan nisbah CN yang lebih rendah dibandingkan daerah basah Hanafiah 2005. Apabila nisbah CN lebih kecil dari 20 menunjukkan terjadinya mineralisasi N, apabila lebih besar dari 30 artinya terjadi immobilisasi N, sedangkan jika di antara 20-30 berarti mineralisasi seimbang dengan immobilisasi Tisdale dan Nelson 1975 dalam Hanafiah 2005.

2.6.4 N, P, K Tersedia

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman karena merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat, serta merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ammonium NH 4+ dan nitrat NO 3- , tetapi nitrat yang terserap segera tereduksi menjadi ammonium melalui enzim yang mengandung molibdinum. Ion- ion ammonium dan beberapa karbohidrat mengalami sintesis dalam daun dan diubah menjadi asam amino, terutama terjadi dalam hijau daun. Apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak dan daun tumbuh lebih lebar, maka protein yang dihasilkan lebih banyak dan daun tumbuh lebih lebar dan sebagai akibatnya fotosintesis lebih banyak. Jumlah nitrogen yang terlalu banyak mengakibatkan menipisnya bahan dinding sel sehingga dengan mudah diserang oleh hama dan penyakit, dan mudah terpengaruh oleh kekeringan dan kedinginan. Kelebihan nitrogen menjadikan warna daun menjadi hijau gelap. Kekurangan nitrogen menjadikan warna daun menjadi kekuning-kuningan atau hijau kemerah-merahan Sarief 1985. Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti iklim dan macam vegetasi yang dipengaruhi oleh keadaan setempat seperti topografi, batuan induk, kegiatan manusia, dan waktu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 1991. Fosfor merupakan bagian integral tanaman di bagian penyimpanan dan pemindahan energi. Fosfor diserap oleh tanaman sebagai H 2 PO 4- dan HPO 4-2 yang berada dalam larutan tanah Indranada 1989. Fospor bersifat sangat stabil di dalam tanah sehingga kehilangan P akibat pencucian relatif tidak pernah terjadi. Sebagian besar P tanah bersumber dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang mengandung P yang terdapat pada kerak bumi. Kadar P berhubungan erat dengan ukuran fraksi tanah. Kadar P akan semakin tinggi bila ukuran partikel tanah semakin halus. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan P tanah adalah tipe liat, pH tanah, waktu reaksi, suhu, dan bahan organik tanah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 1991. Fosfor sebagai ortho-fosfat memegang peranan penting dalam reaksi enzim. Hal ini karena fosfor merupakan bagian dari inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Fosfor dapat merangsang pertumbuhan akar dan tanaman muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, atau gabah, dan sebagai penyusun lemak dan protein Sarief 1985. Kalium sangat penting dalam setiap proses metabolisme dalam tanaman, yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari ion-ion ammonium. Kalium juga penting dalam proses fotosintesis, karena apabila terjadi kekurangan kalium dalam daun maka kecepatan asimilasi karbon dioksida CO 2 akan menurun. Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, serta meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan kualitas buah-buahan. Ketersediaan kalium dalam tanah dipengaruhi oleh tipe koloid tanah, suhu, pembasahan dan pengeringan, pH tanah, dan pelapukan. Kehilangan K dari tanah dapat melalui terangkut tanaman, tercuci, dan tererosi. Kehilangan K dipengaruhi oleh tekstur tanah, kapasitas tukar kation tanah, bahan organik, dan pH tanah. Kehilangan K semakin besar bila tekstur kasar, KTK rendah, pada tanah organik dan pH rendah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 1991.

2.6.5 Kalsium dan Magnesium