Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Biomassa

Kesuburan tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, baik sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Penyimpanan karbon akan lebih besar jika kondisi kesuburan tanahnya baik Hairiah dan Rahayu 2007.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan simpanan karbon pada beberapa penutupan lahan yang ada di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia tanahnya.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai simpanan karbon pada beberapa penutupan lahan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur sehingga menjadi pertimbangan dalam menangani masalah perubahan iklim. I I . TI NJAUAN PUSTAKA

2.1 Penutupan Lahan

Lahan land adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap potensi penggunaan lahan FAO 1976 dalam Arsyad 2010. Penutupan lahan merupakan perwujudan secara fisik visual dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut Townshend dan Justice 1981 dalam Sanjaya 2006. Sedangkan menurut Arsyad 2010 penggunaan lahan land use diartikan sebagai setiap bentuk intervensi campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual Arsyad 2010. Kategori penutupan lahan di Indonesia terbagi menjadi kategori hutan dan area penggunaan lain APL.

2.1.1 Hutan

Berdasarkan UU RI No. 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kategori penutupan lahan hutan meliputi : 1. Hutan lahan kering primer Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah, perbukitan dan pegunungan yang belum menampakkan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. 2. Hutan lahan kering sekunder Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah, perbukitan dan pegunungan yang telah menampakkan bekas penebangan kenampakan alur pembalakan dan bekas penebangan. Bekas penebangan yang parah tetapi tidak termasuk areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukkan dalam lahan terbuka. 3. Hutan rawa primer Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa, termasuk rawa gambut yang belum menampakkan tanda penebangan. 4. Hutan rawa sekunder Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang parah jika tidak mem- perlihatkan liputan air digolongkan tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan menjadi tubuh air rawa. 5. Hutan mangrove primer Hutan bakau, nipah nibung yang berada di sekitar pantai yang belum ditebang. Pada beberapa kondisi hutan mangrove berada di pedalaman. 6. Hutan mangrove sekunder Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah mengalami penebangan yang ditampakkan oleh pola alur di dalamnya. Khusus untuk areal bekas tebangan yang telah dijadikan tambaksawah tampak pola persegipematang dimasukkan ke dalam kelas tambaksawah.

2.1.2 Area Penggunaan Lain APL

Areal penggunaan lain merupakan areal bukan kawasan hutan. APL meliputi belukar, belukar rawa, tanah terbuka, rawa, pertanian, pertanian campur semak, transmigrasi, permukiman, padang rumput, sawah, perkebunan, tambak, bandara, air, dan awan IPCC 2006 dalam Masripatin et al. 2010.

2.2 Biomassa

Biomassa didefisinikan sebagai total jumlah meteri hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown 1997 dalam Indriyanto 2006. Di permukaan bumi terdapat kurang lebih 90 biomassa yang terdapat dalam hutan dalam bentuk pokok kayu, dahan, daun, akar, serasah, hewan, dan jasad renik. Biomassa tersebut merupakan hasil dari fotosintesis yang berupa selulosa, lignin, gula bersama dengan lemak, pati, protein, dammar, fenol, dan berbagai senyawa lainnya. Biomassa dimanfaatkan oleh hewan yang tergolong herbivora, serangga, dan jasad renik yang membutuhkan oksigen dan melepaskannya dalam bentuk karbon dioksida. Pelepasan karbon juga terjadi pada tumbuh-tumbuhan hutan yang ditebang, dibakar, dan terurai oleh jasad renik. Kegiatan konversi hutan menjadikan biomassa dalam jumlah besar yang terkumpul dibakar, dan terjadi penguraian oleh jasad renik. Aktivitas tersebut menyebabkan adanya perubahan iklim dan lingkungan Arief 1994. Biomassa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama siklus karbon. Dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50 di antaranya tersimpan dalam vegetasi hutan. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon, semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Di bawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan biomassa. Data distribusi biomassa dan produktivitas primer bersih pada setiap komponen vegetasi yang menyusun ekosistem hutan disajikan pada Tabel 1 : Tabel 1 Biomassa dan produktivitas primer bersih pada setiap kelompok komponen vegetasi yang menyusun ekosistem hutan Kelompok komponen vegetasi Biomassa gm² Produktivitas primer bersih gm²tahun Pohon batang dan tajuk 6.403 796 Perdu batang dan tajuk 158 61 Semak dan herba batang dan tajuk 2 2 Pohon bagian akar 3.325 260 Perdu bagian akar 305 73 Semak dan herba bagian akar 1 4 Total 10.194 1.196 Sumber : Odum 1993 dalam Arief 1994

2.3 Karbon