9
Gambar 4. Biaya rata-rata pada setiap musim tanam
4.2.3 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan selama priode musim tanam antara lain
biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan, biaya tenaga kerja untuk pemupukan, biaya
tenaga kerja untuk perawatan gulma dan penyakit, biaya tenaga kerja untuk panen
dan biaya tenaga kerja untuk distrtibusi hasil panen dari perkebunan kepada distributor
atau agen pengumpul. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dihitung berdasarkan
banyaknya jumlah pekerja dan jumlah hari kerja. Upah tenaga kerja di Cikajang-Garut
berkisar antara Rp.10,000 sampai Rp.15,000 per hari untuk satu orang pekerja.
Berdasarkan survey, biaya tenaga kerja tertinggi terjadi pada priode waktu tanam
Januari, sampai April dan terendah pada priode waktu tanam Mei sampai Agustus
Gambar 4. Pada waktu tanam Januari sampai April, biaya yang dikeluarkan lebih
tinggi dikarenakan pada waktu tanam tersebut curah hujan tinggi sehingga
dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk pemupukan dan pemberian obat.
Selain itu, pada saat musim hujan upah tenaga kerja menjadi lebih tinggi karena
para pekerja bekerja dengan kondisi hujan. Pada periode waktu tanam Mei sampai
Agustus
biaya tenaga
kerja terbesar
dikeluarkan untuk
pengairan. Biaya
pemupukan dan pengobatan lebih kecil pada waktu tanam Mei sampai Agustus, hal ini
disebabkan karena pada waktu tanam tersebut kondisi perkebunan kentang lebih
kering sehingga pemupukan dan pengobatan lebih jarang dilakukan.
4.3 Pengaruh Musim Tanam Terhadap Produksi dan Profitabilitas Kentang
Kentang dibandingkan dengan tanaman lain, lebih berakar dangkal dan lebih sensitif
terhadap kekurangan air Van Loon, 1981. Penurunan kadar air tanah mengakibatkan
penurunan jumlah produksi kentang Van Loon, 1981. Penurunan kadar air tanah
selama proses pembentukan umbi akan menyebabkan ukuran umbi kentang tersebut
menjadi lebih kecil Fabeiro et, al, 2001. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan,
produksi
kentang di
Cikajang-Garut tertinggi pada waktu tanam Januari sampai
April kemudian pada waktu tanam Mei sampai Agustus dan terendah pada waktu
tanam September
sampai Desember
Gambar 5. Produksi kentang sangat berkaitan dengan kadar air tanah yang
tersedia selama waktu tanam. Selama waktu tanam Januari sampai April air yang
dibutuhkan oleh tanaman kentang selama pertumbuhan tercukupi oleh kadar air tanah
yang tersedia, pada musim tanam April sampai Agustus, kebutuhan air tanaman
kentang mulai berkurang karena pada waktu tanam tersebut merupakan musim kering
sehingga curah hujan rendah. Bulan-bulan sebelumnya
merupakan musim
hujan sehingga kebutuhan air tanaman kentang
masih dapat dipenuhi oleh ketersediaan kadar air tanah. Pada musim tanam
September sampai Desember, kondisi tanah kering karena kadar air tanah sangat sedikit
akibat musim kering yang terjadi pada bulan sebelumnya dan kdaar air tanah yang ada
telah diserap untuk pertumbuhan kentang pada periode musim tanam sebelumnya,
sehingga produksi kentang pada musim 1,000,000
2,000,000 3,000,000
4,000,000 5,000,000
6,000,000 7,000,000
8,000,000
biaya pupuk organik biaya pupuk anorganik
biaya obat biaya tenaga kerja
waktu tanam b
iay a
R p
h a
10
tanam bulan September sampai Desember yang merupakan awal musim hujan sangat
menurun akibat dari kondisi tanah yang cukup kering dan curah hujan sebagai
masukan air untuk tanaman akan terjadi pada pertengahan musim tanam.
Profitabilitas kentang di Cikajang- Garut
dapat diketahui
dengan cara
mengurangkan jumlah produksi kentang rata rata dengan semua faktor biaya produksi
yang dikeluarkan petani selama waktu tanam. Berdasarkan survei yang dilakukan,
profitabilitas tertinggi terjadi pada priode waktu tanam bulan Januari sampai April dan
terendah
pada priode
waktu tanam
September sampai Desember Gambar. 5. Hal ini disebabkan oleh produksi kentang
tertinggi terjadi pada priode waktu tanam bulan Januari sampai April dan terus
menurun
pada priode
waktu tanam
berikutnya. Walaupun biaya produksi yang dikeluarkan selama waktu tanam pada bulan
Mei sampai
Agustus paling
sedikit dibandingkan dengan periode waktu tanam
yang lain Gambar 4 akan tetapi produksi pada waktu tanam ini juga lebih kecil
dibandingkan produksi pada periode tanam bulan Januari sampai April, sehingga
profitabilitas yang dihasilkan lebih kecil. Pada periode waktu tanam bulan September
sampai Desember, biaya prduksi yang dikeluarkan cukup besar sedangkan produksi
yang dihasilkan paling kecil dibandingkan dengan periode waktu tanam lainnya
sehingga profitabilitas yang dihasilkan paling kecil diantara ketiga periode waktu
tanam.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Waktu tanam di daerah Cikajang secara umum dibagi menjadi tiga yaitu: musim
tanam Januari-April, Mei-Agustus dan September-Desember. Ketersediaan kadar
air tanah pada setiap periode tanam berbeda karena perbedaan jumlah curah hujan yang
terjadi selama periode tanam. Curah hujan juga berpengaruh pada runoff yang akan
mempengaruhi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Semakin tinggi runoff maka
semakin banyak pupuk yang digunakan oleh petani karena sebagian besar pupuk tersebut
hanyut bersama runoff. Semakin besar curah hujan juga akan memacu pertumbuhan
penyakit
sehingga akan
meningkatkan jumlah pemakaian obat.
Profitabilitas kentang di sentra produksi kentang Cikajang-Garut tertinggi terjadi
pada periode waktu tanam bulan Januari sampai
April sebesar
Rp.21,350,000 kemudian bulan Mei sampai Agustus
sebesar Rp.18,456,250 dan terendah pada bulan September hingga Desember sebesar
Rp.13,195,833. Perbedaan
tersebut berhubungan dengan kadar air tanah yang
disebabkan oleh curah hujan pada masing- masing musim tanam.
Gambar 5. Produksi dan profitabilitas kentang 0.0
5.0 10.0
15.0 20.0
25.0
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
25,000,000
pro du
k si
T o
nHa
pro fit
a bil
it a
s RpH
a
musim tanam
profitabilitas produksi