2
T
2
= T
1
– 0.01x Z x 0,61 T
2
: suhu daerah ke 2 °C
T
1
: suhu daerah ke 1°C
Z :
selisih ketinggian daerah m Fungsi
tanah dalam
pertumbuhan tanaman adalah sebagai sumber hara makro
dan mikro, tempat bertopang dan sebagai media penyimpanan air hujan Handoko,
1994b. Kadar
air tanah
sangat mempengaruhi pertumbuhan kentang yaitu
sebagai media penyerapan unsur hara yang terkandung di dalam tanah.
Salah satu
parameter yang
mempengaruhi kadar air tanah adalah curah hujan yang terjadi pada daerah tersebut.
Kejadian curah hujan yang sangat tinggi, curah hujan akan melebihi kemampuan
tanah untuk menyimpan air water holding capacity sehingga terjadi limpasan atau
runoff.
Runoff yang
terjadi akan
mempengaruhi jumlah pemberian pupuk. Jika runoff besar, maka unsur hara yang
terkandung di dalam tanah akan terbawa bersama aliran runoff sehingga diperlukan
pupuk lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Pada waktu
curah hujan kecil, jumlah air yang tersimpan di dalam tanah tidak mencukupi untuk
proses
pertumbuhan kentang
sehingga diperlukan pengairan tambahan.
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan atau
yang digunakan tanaman tergantung dari beberapa faktor lingkungan iklim dan
tanah serta tanaman jenis, pertumbuhan dan
fase perkembangan.
Fluktuasi ketersediaan air tanah dari bulan ke bulan
dapat diketahui berdasarkan data curah hujan bulanan dan evapotranspirasi potensial
ETp bulanan.
Evapotranspirasi dihitung
dengan menggunakan
persamaan Thornthwaite
Palmer dan Havens, 1958 :
ETp
i
= 1,6 T
i
I
a
ETp
i
: evapotranspirasipotensial
pada bulan i mm
T
i
: suhu pada bulan ke i °C
I :
jumlah 12 bulan dari ∑T
i
5
1,54
a :
675 x 10
9
x I
3
-771.10
7
.I
2
+0,01792 x I +0,44239 Perhitungan neraca air lahan dilakukan
dengan menggunakan persamaan :
KAT
i
= KAT
i-1
+ CH
i
– ETp
i
– Ro
i
KAT
i
: kadar air tanah pada bulan ke i mm
KAT
i-1
: kadar air tanah pada bulan ke i-1 mm
CH
i
: curah hujan pada bulan ke i mm
ETp
i
: evapotranspirasi pada bulan ke i mm
Ro
i
: limpasan permukaan pada bulan ke i mm
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Juni 2010 di
Cikajang-Garut dengan koordinat 7°220
lintang selatan 107°470 bujur timur, dan
Laboratorium Agrometeorologi, Departemen Geofisika
dan Meteorologi,
Institut Pertanian Bogor.
3.2. Alat dan Bahan
Data dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kuisioner data produksi kentang Cikajang-Garut
Data curah hujan bulanan daerah Cikajang-Garut periode tahun 1998-
2008 Data suhu bulanan Bandung periode
tahun 1998-2008 Literatur yang menunjang analisis
Selain itu digunakan peralatan umum lainnya seperti personal computer, perangkat
lunak Microsoft office dan Microsoft excel dalam pengolahan data.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Survei Kuesioner
Survey dilakukan dengan menyebar Kuesioner kepada 30 petani secara acak, di
daerah sentra produksi kentang Cikajang- Garut. Kuesioner terdiri dari beberapa
pertanyaan seperti :
Luas lahan Waktu tanam
Biaya sewa lahan Biaya bibit kentang
Biaya obat obatan Biaya pupuk organik
Biaya pupuk anorganik Biaya irigasi
Biaya tenaga kerja Produksi dan hasil kentang
Harga jual kentang
2
T
2
= T
1
– 0.01x Z x 0,61 T
2
: suhu daerah ke 2 °C
T
1
: suhu daerah ke 1°C
Z :
selisih ketinggian daerah m Fungsi
tanah dalam
pertumbuhan tanaman adalah sebagai sumber hara makro
dan mikro, tempat bertopang dan sebagai media penyimpanan air hujan Handoko,
1994b. Kadar
air tanah
sangat mempengaruhi pertumbuhan kentang yaitu
sebagai media penyerapan unsur hara yang terkandung di dalam tanah.
Salah satu
parameter yang
mempengaruhi kadar air tanah adalah curah hujan yang terjadi pada daerah tersebut.
Kejadian curah hujan yang sangat tinggi, curah hujan akan melebihi kemampuan
tanah untuk menyimpan air water holding capacity sehingga terjadi limpasan atau
runoff.
Runoff yang
terjadi akan
mempengaruhi jumlah pemberian pupuk. Jika runoff besar, maka unsur hara yang
terkandung di dalam tanah akan terbawa bersama aliran runoff sehingga diperlukan
pupuk lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Pada waktu
curah hujan kecil, jumlah air yang tersimpan di dalam tanah tidak mencukupi untuk
proses
pertumbuhan kentang
sehingga diperlukan pengairan tambahan.
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan atau
yang digunakan tanaman tergantung dari beberapa faktor lingkungan iklim dan
tanah serta tanaman jenis, pertumbuhan dan
fase perkembangan.
Fluktuasi ketersediaan air tanah dari bulan ke bulan
dapat diketahui berdasarkan data curah hujan bulanan dan evapotranspirasi potensial
ETp bulanan.
Evapotranspirasi dihitung
dengan menggunakan
persamaan Thornthwaite
Palmer dan Havens, 1958 :
ETp
i
= 1,6 T
i
I
a
ETp
i
: evapotranspirasipotensial
pada bulan i mm
T
i
: suhu pada bulan ke i °C
I :
jumlah 12 bulan dari ∑T
i
5
1,54
a :
675 x 10
9
x I
3
-771.10
7
.I
2
+0,01792 x I +0,44239 Perhitungan neraca air lahan dilakukan
dengan menggunakan persamaan :
KAT
i
= KAT
i-1
+ CH
i
– ETp
i
– Ro
i
KAT
i
: kadar air tanah pada bulan ke i mm
KAT
i-1
: kadar air tanah pada bulan ke i-1 mm
CH
i
: curah hujan pada bulan ke i mm
ETp
i
: evapotranspirasi pada bulan ke i mm
Ro
i
: limpasan permukaan pada bulan ke i mm
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian