6 2
24 7
4 22
8 5
19 9
6 24
10 6
23
Data di atas setelah dihitung dengan analisis statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut : nilai rata-rata sebesar 22.8 dengan skor
tertinggi = 24 dan skor terendah = 19, sedangkan nilai tengah atau median = 23 dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 1.55 dan nilai
yang sering muncul modus = 24. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
b. Kemandirian siswa setelah perlakuan atau eksperimen. Data nilai bimbingan belajar keterampilan bina diri pada anak tuna daksa
tingkat sekolah dasar sesudah perlakuan diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel 4. Nilai Keterampilan Bina Diri Sesudah Perlakuan Post Test
No. Subyek Kelas
Keterampilan Bina Diri 1
1 53
2 1
51 3
1 52
4 2
53 5
2 53
6 2
54 7
4 52
8 5
50 9
6 54
10 6
50 Data di atas setelah dihitung diperoleh hasil sebagai berikut : rata-rata
hasil observasi bimbingan belajar ketrampilan bina diri sesudah perlakuan sebesar 52.2 dengan skor tertinggi = 54 dan skor terendah = 50, sedangkan
nilai tengah atau median = 52.5 dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 1.48 dan nilai yang sering muncul modus = 53. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 5.
B. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh yang positif dalam bimbingan belajar ketrampilan bina diri anak tuna daksa terhadap peningkatan
kemandirian siswa SDLB D-1 SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 20062007, maka digunakan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam analisis Uji rangking Bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut :
1. Menghitung beda dari setiap pasangan hasil pengukuran dan perhatikan
tandanya D
1
=Y
i
-X
i
2. Menetapkan peringkat untuk nilai-nilai beda-beda ini dari yang terkecil hingga
yang terbesar, yaitu peringkat untuk : | D
i
| = Y
i
– X
i
3. Di depan masing-masing peringkat, mencantumkan tanda dari beda yang nilai
mutlaknya menghasilkan peringkat yang bersangkutan. 4.
Menghitung T
+
= jumlah peringkat bertanda positif Dan
T- = jumlah peringkat bertanda negatif T
+
= dan T
-
adalah statistik ujinya, tergantung pada hipotesis tandingan yang ditetapkan Wayne W. Dabiel, 1989 : 177.
5. Analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dengan langkah tersebut di atas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Perhitungan Analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon bimbingan Belajar Ketrampilan Bina Diri Anak Tuna Daksa Terhadap
Peningkatan Kemandirian Siswa
No Pretest
Post test Selisih d Rangking T
1 23
53 -30
5 5
2 22
51 -29
3 3
3 24
52 -28
2 2
4 23
53 -30
5 5
5 24
53 -29
3 3
6 24
54 -30
5 5
7 22
52 -30
5 5
8 19
50 -31
10 10
9 24
54 -30
5 5
10 23
50 -27
1 1
Jumlah T terkecil 44
6. Melakukan uji statistic non parametric dengan teknik Wilcoxon Signed Rangks Test.
Setelah dianalisis diperoleh nilai z = -2,842 dengan nilai P= 0,004. Dengan demikian hipotesis nihil Ho ditolak dan hipotesis alternatif diterima Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang positif dalam bimbingan belajar ketrampilan bina diri anak tuna daksa terhadap
peningkatan kemandirian siswa SDLB D-
1
SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 20062007 terbukti kebenarannya”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut :
Anak tuna daksa dapat dikelompokkan menjadi anak tuna daksa ringan, anak tuna daksa sedang, dan anak tuna daksa berat. Untuk anak tuna daksa ringan
masih dapat mengikuti pelajaran terhitung, membaca, dan menulis di sekolah khusus dalam batas-batas tertentu dan dilatih ketrampilan-ketrampilan tertentu
sehingga menunjang untuk dapat hidup mandiri.