Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Data diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi. Setelah data terkumpul kemudian diobservasi melalui tahap perencanaan, penyajian dan penarikan kesimpulan 4. Analisa Data Analisa data setelah data terkumpul , maka langkah- langkah penyusunan laporan penelitian yang dilakukan berdasarkan aturan penulisan laporan. 5. Penyusunan Laporan Tahap akhir penelitian ini adalah penyusunan laporan penelitian yang dilakukan berdasarkan aturan penulisan laporan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SDLB D-1 SLB-D YPAC Surakarta. Sekolah Dasar Luar Biasa Yayasan Pendidikan Anak-anak Cacat SDLB YPAC terletak di jalan Slamet Riyadi 364 Surakarta 57141. Penyelenggaraan sekolah dikelola oleh Yayasan Pendidikan Anak-Anak Cacat YPAC Surakarta. Jenjang pendidikan di SLB dari kelas satu sampai dengan kelas enam Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB di SLB YPAC Surakarta, untuk SDLB dibagi menjadi dua bagian yaitu SDLB D-1 yang khusus menangani berbagai bentuk kecacatan beserta kelainan penyertanya. Di SDLB biasa jenjang pendidikan dimulai dari kelas satu sampai kelas enam, sedang di SDLB D-1 dimulai dari kelas satu sampai kelas enam SDLB. Dari keduanya yang membedakan hanya dari segi pelayanan, untuk SDLB D-1 membutuhkan pelayanan pendidikan yang ekstra. Keseluruhan siswa SDLB D-1, SLB-D YPAC Surakarta berjumlah dua puluh delapan siswa.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Data yang terkumpul diperoleh dari hasil wawancara dan observasi sedangkan dokumentasi diperoleh untuk melengkapi data-data dari hasil wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke sepuluh sampel penelitian tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, disebabkan kondisi fisik dan psikologis. Deskripsi permasalahan kesepuluh siswa tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa yang bernama Yuwono Prasetyo memiliki sifat kurang percaya diri dan kurang berani dalam mengambil keputusan. 2. Siswa yang bernama Dita Andini P kurang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku yang diperbuatnya dan rendah diri. 36 3. Siswa yang bernama Wahyu Widianto, selalu terlambat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan mudah putus asa. 4. Siswa yang bernama Sri Wahyu Lestari, kurang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku yang diperbuat, selalu bergantung dengan orang lain, kurang memiliki rasa percaya diri. 5. Siswa yang bernama Iko Arwasantana, mudah putus asa, kurang percaya diri dan kurang berani dalam menghadapi suatu kenyataan yang seharusnya dialami. 6. Siswa yang bernama Sindung Dwijangkoro, selalu bergantung dengan orang lain, kurang percaya diri, tanggung jawab kurang dan tingkah laku yang tidak seimbang. 7. Siswa yang bernama Dimas Andita, mempunyai sifat mudah putus asa apabila mendapatkan perbedaan yang tidak sesuai dengan keinginannya, dan cenderung emosionalnya lebih tinggi, dan kurang percaya diri. 8. Siswa yang bernama Riko Adiwidya Atmaja mempunyai rasa rendah, kurang berani dalam mengambil keputusan dan lebih bersifat pendiam. 9. Siswa yang bernama Rizky Murtiningtyas, orangnya kurang percaya diri tidak berani bertanya bila menemui kesulitan dari tugas yang diberikan kepadanya.

3. Data Kemandirian Siswa

b. Kemandirian siswa sebelum perlakuan atau eksperimen. Data nilai bimbingan belajar ketrampilan bina diri pada anak tuna daksa tingkat sekolah dasar sebelum perlakuan diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel 2. Nilai Keterampilan Bina Diri Sebelum Perlakuan Pre Test No. Subyek Kelas Keterampilan Bina Diri 1 1 23 2 1 22 3 1 24 4 2 23 5 2 24