Respirasi Kajian Disinfestasi Lalat Buah dengan Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment) Pada Mangga Gedong Gincu

- 6 - perubahan fisiko-kimia seperti yang tertera pada Tabel 2 sementara pada Tabel 3 ditampilkan komposisi gizi beberapa varietas mangga. Tabel 2. Karakteristik fisik dan kimiawi beberapa varietas mangga matang Jenis mangga Kandungan Gedong Arumanis Cengkir Total padatan terlarut o brix 16,0-7,8 14,8-16,6 13,0-15,0 Total asam 0,12-0,49 0,22-0,56 0,26-0,88 Total gula g100g 14,80 11,40 11,50 Zat pati g100g 8,80 7,40 7,60 Vit. C g100g 36,2-96,2 22,0-46,9 37,8-58,2 Kadar air ±82,9 ±81,1 ±84,3 Sumber: Sabari, 1989. Tabel 3. Komposisi gizi beberapa jenis mangga per 100g Jenis mangga Kandungan Gedong Indramayu Arumanis Energi kal 44 72 46 Protein g 0,7 0,8 0,4 Lemak g 0,2 0,2 0,2 Karbohidrat g 11,2 18,7 11,9 Kalsium g 13,0 13,0 15,0 Fosfor mg 10,0 10,0 9,0 Besi mg 0,2 1,9 0.2 Vit. A RE 2528 447 185 Vit. C mg 9,0 16,0 6,0 Vit. B1 mg 0,08 0,06 0,08 Air g 87,4 80,2 86,6 Sumber: Direktorat Gizi, 1981.

C. Respirasi

Mangga masih melakukan proses respirasi dan transpirasi setelah dipetik Soesarsono, 1998. Proses respirasi dan transpirasi sepenuhnya tergantung pada kandungan bahan dan kelembaban komoditas tersebut Wills et al., 1981. Menurut Pantastico 1986, laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui daya simpan sayur dan buah setelah panen. Semangkin tinggi laju respirasi, semakin pendek umur simpan. Respirasi memerlukan oksigen untuk pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, lemak, protein yang menghasilkan CO 2 dan - 7 - H 2 O serta sejumlah energi Winarno dan Aman, 1981. Selama proses respirasi terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi misalnya proses pematangan, pembentukan aroma dan kemanisan, pengurangan keasaman, pelunakan daging buah dan pengurangan bobot. Bila proses respirasi berlanjut terus, buah dan sayuran akan mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan yang ditandai dengan hilangnya zat gizi dan faktor mutu buah tersebut. Respirasi yang merupakan pembongkaran oksidatif bahan-bahan komplek, yang terdapat di dalam sel menjadi molekul yang sederhana, disamping terbentuknya energi dan juga dihasilkan molekul lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintesa Wills et al., 1981. Umumnya respirasi aerob pada buah tropis digambarkan dengan reaksi berikut: C 6 H 12 O 6 + 6O 2 Æ 6CO 2 + 6H 2 O + 678kal Ryall dan Pentzer 1982 menyatakan bahwa tiap buah yang berbeda mempunyai kecepatan dan pola respirasi yang berbeda pula sesuai dengan jenis dan tingkat kedewasaan buah maturation. Berdasarkan pola respirasinya, buah dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu buah klimakterik dan non klimakterik. Buah-buahan klimakterik menurut Pantastico 1986 adalah buah yang mengalami kenaikan produksi CO 2 secara mendadak, kemudian mengalami penurunan yang cepat. Demikian juga menurut Haard 1976, buah-buahan yang mengalami kenaikan dalam respirasi digolongkan ke dalam buah-buahan klimakterik. Klimakterik sedikit banyak berhubungan dengan perubahan flavour, tekstur, warna yang erat hubungannya dengan kematangan buah. Biale dan Young 1981 menambahkan bahwa peningkatan laju respirasi pada buah klimakterik terjadi pada akhir fase kemasakan, sedang pada buah non klimakterik tidak terjadi peningkatan laju respirasi pada akhir fase pemasakan. Buah mangga termasuk buah-buahan klimakterik sehingga walaupun dipanen masih muda, akan matang dalam masa pemeraman. Untuk menghasilkan buah dengan mutu yang baik, buah harus dipanen dengan tingkat ketuaan yang cukup, buah yang dipetik sebelum umur petik optimal, setelah matang akan mempunyai rasa buah yang hambar dan kurang enak serta warna buah yang tidak menarik, tampak kusam dan tidak cerah. Menurut Krishnamurthy 1973, respirasi buah mangga mencapai puncaknya 2-5 hari setelah pemanenan pada saat buah masih keras dan berwarna hijau atau saat permulaan terjadinya perubahan warna. Pada periode-periode selanjutnya kecepatan respirasi akan - 8 - menurun. Laju respirasi buah mangga dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu, praklimakterik, klimakterik, puncak klimakterik dan periode kelayuan atau senescene. Menurut Phan et al. 1986 laju respirasi buah dan sayuran dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi respirasi adalah tinggkat perkembangan, ukuran produk, jenis jaringan dan lapisan alamiah seperti lilin, ketebalan kulit dan sebagainya. Sementara faktor luar yang mempengaruhi adalah suhu, konsentrasi gas CO 2 dan O 2 yang tersedia, zat-zat pengatur tumbuh, dan kerusakan yang ada pada buah.

D. Penanganan Pascapanen Mangga