Perlakuan panas heat treatment

- 25 - Iradiasi pada jeruk australia, washington dan valencia tidak dapat lebih dari dosis 0,30 kGy, karena dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan kulit buah. Jeruk California yang diiradiasi dengan 0,35-0,50 kGy mengalami kerusakan kulit dan perubahan rasa setelah diradiasi. Laporan lain menyebutkan bahwa iradiasi jeruk pada dosis 0,50 kGy menyebabkan perubahan warna dan rasa setelah 2-4 minggu penyimpanan. Demikian juga dengan iradiasi terhadap anggur Marsh tanpa biji dengan dosis 0,25-0,50 kGy menyebabkan perubahan yang siknifikan pada rasa. Dan banyak survey menunjukan bahwa jeruk tidak tahan pada radiasi lebih dari 0,50 kGy, sementara cendawan penyebab penyakit pascapanen pada jeruk membutuhkan dosis radiasi hingga 3 kGy. Demikian juga pada buah cherry, aprikot dan peach dibutuhkan dosis radiasi lebih dari 2 kGy untuk mengontrol pertumbuhan cendawan Monilia fructicola yang menyebabkan penyakit brown rot.

4. Perlakuan panas heat treatment

Teknologi karantina diperlukan dalam rantai pemasaran komoditi yang merupakan inang dari suatu hama penyakit dari daerah yang terinfestasi ke daerah yang tidak terinfestasi yang bertujuan untuk mencegah penyebaran hama penyakit tersebut Armstrong dan Couey, 1989. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan dalam penggunaan metode perlakuan panas heat treatment sebagai salah satu teknologi karantina setelah adanya pelarangan penggunaan senyawa kimia seperti etilen bromida untuk proses disinfestasi hama dan pengendalian penyakit sejak tahun 1984 Couey, 1989; Heard et al., 1992; Heather et al., 1997; Lurie, 1998. Saat ini perlakuan panas digunakan sebagai perlakuan bebas residu untuk mendisinfestasi mangga diseluruh dunia seperti Pilipina Merino et al., 1985; Thailand Unahawutti et al., 1992 dan USA Sharp, 1986; Mangan dan Ingle, 1992. Perlakuan panas pada pascapanen buah-buahansayuran dimaksudkan untuk membunuh serangga atau lalat buah maupun cendawan pada buah-buahansayuran seperti antraknosa dan busuk pangkal buah stem end rot tanpa menyebabkan kerusakan pada buah itu sendiri. Beberapa metode penggunaan panas dalam proses karantina antara lain dengan menggunakan air panas hot water treatment, HWT, uap panas vapor heat treatment, VHT dan udara panas hot air treatment, HAT Couey, 1989; Paull, 1990; Lurie, 1998. Proses disinfestasi pada buah dilakukan dengan cara - 26 - memanaskan buah pada suhu tertentu selama periode waktu tertentu yang bertujuan untuk membunuh lalat buah atau mengendalikan penyakit seperti antraknosa dan stem end rot tanpa menyebabkan kerusakan pada buah itu sendiri. Perlakuan panas sebagai salah satu teknologi karantina cukup efektif untuk mengatasi masalah hama penyakit pascapanen. Tetapi penggunaan suhu yang tinggi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan mutu produk. Pengaruh perlakuan panas terhadap suatu produk berbeda-beda, tergantung pada kultivar, ukuran dan bentuk, serta kematangan dan metode yang digunakan. Oleh karena itu faktor suhu dan lama perlakuan sangat menentukan agar tujuan untuk membunuh lalat buah pada berbagai stadia tercapai tanpa merusak mutu produk itu sendiri. Kerusakan produk hortikultura karena kelebihan panas disebut heat injury. Gejala umumnya berupa pencoklatan browning pada kulit dan terjadinya penguningan pada sayuran hijau seperti ketimun. Kerusakan internal yang terjadi diantaranya adalah pelunakan abnormal dan penghitaman pada daging buah, misalnya pada buah leci. Pada umumnya buah-buahan dan sayuran masih toleran dalam air bersuhu 50 - 60 °C sampai 10 menit, tetapi pada waktu yang lebih singkat telah dapat membunuh larva-larva penyebab penyakit pada komoditas tersebut. Pencelupan buah-buahan dalam air panas pada suhu 46 °C membutuhkan waktu 90 menit dan perlakuan panas dengan uap panas menggunakan suhu 40 - 50 °C sudah dapat membunuh telur serangga yang terinfestasi pada buah atau sayuran. Pencegahan kebusukan akibat jamur dapat dilakukan dalam hitungan menit pada suhu diatas 50 °C. Hot water treatment HWT adalah dengan mencelupkan komoditas ke dalam air panas pada suhu dan waktu tertentu, tergantung kepada varietas, jenis dan stadia serangga yang akan dibasmi APHIS, 1993. Air panas merupakan media yang efektif untuk menghantarkan panas secara seragam ke seluruh bagian buah dalam waktu yang tidak terlalu lama Couey, 1989. Untuk buah- buahan yang bersifat perishable, pemanasan dapat dilakukan hingga suhu pusat buah mencapai 43-46,7 o C selama 35-90 menit. Variasi tergantung kepada jenis dan stadium hama yang ditargetkan dan varietas buah. Metode HWT juga dapat mengontrol penyakit pascapanen seperti antraknosa dan stem end rot Couey, - 27 - 1989 dan Mc Guire, 1991. Pencelupan komoditas non-food perishable seperti bunga ke dalam air panas dengan suhu 43,3-49 o C selama 6 menit hingga 1 jam efektif untuk membunuh serangga dan tidak merusak kualitas produk Hara et al., 1994. Saat ini HWT digunakan pada mangga yang terinfestasi Mediteranean fruit fly dan beberapa lalat buah dari jenis Anastrepha, yang diimpor dari Meksiko, Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan ke Amerika Serikat. Perendaman jeruk pada suhu 45 °C selama 42 menit dapat mengurangi pembusukan yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides, Penicillium digitatum dan Penicillium italicum. Pada mangga ’Irwin’, HWT memberikan hasil yang terbaik pada suhu 47,2 °C selama 90 menit, dalam hal ini suhu pusat mangga mencapai 46,5 °C. HWT pada ubi jalar varietas Siroyutaka dan CIP menggunakan suhu 47,5 °C selama 30 menit mencapai hasil yang optimum. Perendaman paprika pada suhu 50 °C selama 3 menit dapat menghambat pertumbuhan jamur hitam dan jamur abu-abu. Tetapi perendaman pada suhu 50 °C selama 5 menit atau pada suhu 55°C selama 1 menit atau lebih dapat mengakibatkan retak-retak pada kulit buah. HWT pada suhu 46,5 °C selama 20 menit memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan mutu tomat dan dapat menekan chiling injury pada penyimpanan dingin. Kesuksesan penerapan hot water treatment sebagai pada karantina mangga juga dikembangkan pada pepaya Couey dan Hayes, 1986, jambu biji Gould dan Sharp, 1992 dan pisang Armstrong, 1982. Namun demikian metode ini tidak direkomendasikan untuk anggur, belimbing, plum, dan peach karena dapat merusak mutu buah Hallman, 1991; Hallman dan Sharp, 1990. Penggunaan perlakuan udara panas hot air treatmentHAT juga digunakan sebagi salah satu perlakuan karantina. Pemanasan dengan udara hingga suhu 40-50 o C selama kurang dari 8 jam dapat digunakan untuk mengontrol lalat buah pada buah-buahn tropik Armstrong et al., 1989. Kondensasi pada permukaan buah atau pada ruang perlakuan dihindari dengan menjaga titik embun 2-3 o C di bawah temperatur bola kering. Hal ini akan mengontrol kelembaban relatif ruangan sehingga menghindari kondensasi pada ruang perlakuan dan pada permukaan buah yang ditreatment. Buah-buahan yang memperlihatkan toleransi dengan udara panas adalah mangga Mangan dan Ingle, 1992; Miller et al., 1991 dan Sharp, 1992, anggur McGuire, 1991; Sharp, 1989, jeruk Sharp and McGuire, 1996, carambola - 28 - Sharp and Hallman, 1992, persimon Lay-yee, 1994 dan pepaya Armstrong et al., 1989. Namun demikian perlakuan udara panas tidak direkomendasikan pada buah alpukat, lychee dan nectarine. USDA-APHIS telah menggunakan perlakuan HAT pada pepaya, mangga, dan anggur APHIS, 1993. Metode ini efektif digunakan untuk mengendalikan lalat buah seperti lalat buah Meksiko pada anggur dari Meksiko, lalat buah Mediteranean, Oriental dan Melon fly pada pepaya dari Hawaii serta lalat buah Meksiko, West Indian dan lalat buah hitam pada mangga dari Meksiko.

G. Vapor Heat TreatmentVHT