Pelilinan Penanganan Pascapanen Mangga

- 11 - Tabel 5. Syarat mutu mangga Karakteristik Mutu I Mutu II Keseragaman varietas Seragam Seragam Tingkat ketuaan Tua tapi tidak matang Tua agak matang Kekerasan Keras Cukup keras Keseragaman ukuran Seragam Kurang seragam Mangga cacat, maks Kadar kotoran Bebas Bebas Mangga busuk, maks Panjang tangkai, maks 1 cm 1 cm Sumber: SNI 01-3164-1992. Beberapa syarat mutu yang harus dipenuhi oleh mangga untuk tujuan ekspor Tabel 6 adalah: permukaan kulit mulus tidak berbintik, tidak berlubang, tidak ada warna hitam pada pangkal buah, tidak ada noda ” scab”, bebas dari luka luka mekanis atau mikrobiologis, bebas dari penyakit pascapanen dan bentuk normal. Beberapa syarat mutu tambahan untuk mangga yang akan diekspor yaitu matang fisiologis, kolorisasi kuning 30-50, tingkat kematangan merata, berat dan ukuran seragam berdasarkan varietasnya. Tabel 6. Syarat mutu mangga gedong untuk ekspor Karakteristik Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV Mutu V Mutu VI Permukaan kulit 100 mulus 100 mulus 100 mulus 100 mulus 100 mulus 100 mulus Persen cacat 0 0 0 0 0 0 Penyakit pascapanen Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bentuk Normal Normal Normal Normal Normal Normal Berat buah g 350 g 300-349 275-299 250-274 225-249 200-224 Sumber: Satuhu, 1999.

4. Pelilinan

Pelapisan lilin terhadap buah-buahan dan sayur-sayuran befungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air dari komoditi dan mengatur kebutuhan oksigen untuk respiras untuk menekan respirasi dan transpirasi sehingga komoditi tersebut memiliki umur simpan yang lebih lama dan nilai jualnya dapat dipertahankan. Roosmani 1975 menyatakan bahwa konsentrasi emulsi lilin tertentu dapat memperpanjang masa simpan beberapa komoditas hortikultura. - 12 - Pemberian lapisan lilin cukup penting, khususnya bila terdapat luka-luka atau goresan kecil pada permukaan buah. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat ditutupi oleh lapisan lilin. Dalam pelilinan diupayakan agar pori-pori kulit buah tidak tertutupi sama sekali untuk mencegah kondisi anaerob di dalam buah, yang dapat mengakibatkan terjadinya fermentasi sehingga mempercepat kebusukan Akamine et al., 1986. Lapisan lilin yang digunakan umumnya menggunakan lilin lebah yang dibuat dalam bentuk emulsi lilin dengan konsentrasi 4-12, dengan syarat lilin tersebut tidak mempengaruhi bau dan flavor dari komoditas yang akan dilapisi, mudah kering, tidak lengket, mudah diperoleh, tidak bersifat racun dan murah harganya. Lilin alami yang komersial diantaranya adalah lilin lebah hasil sekresi dari lebah madu, karnauba dari pohon palem dan spermaceti dari kepala ikan paus. Akamine et al. 1986 menyatakan dalam pembuatan emulsi lilin tidak boleh menggunakan air sadah karena garam-garam yang terkandung dalam air tersebut dapat merusak emulsi lilin. Pemberian lilin dapat dilakukan dengan teknik pembusaan, penyemprotan, pencelupan, dan pengolesan. Pelapisan lilin sebaiknya dilakukan menggunakan mesin untuk menghasilkan pelapisan yang merata. Pelilinan terhadap buah jeruk segar pertamakali dikenal sejak abad 12-13 oleh bangsa Cina. Pelapisan lilin pada saat itu tanpa memperhatikan adanya efek-efek respirasi dan tranpirasi sehingga lapisan lilin yang terbentuk terlalu tebal, mengakibatkan respirasi anaerob dan menghasilkan jeruk yang masam dan busuk. Roosmani 1975 melakukan percobaan menggunakan mangga indramayu, apel malang, jeruk siam dan tomat varietas money maker menggunakan emulsi lilin yang mengandung 6, 8 dan 9 solid untuk mengetahui pengaruh pelilinan terhadap hortikultura di Indonesia Tabel 7. Tabel 7. Perbandingan umur simpan beberapa buah-buahan Daya simpan hari Jenis buah Tanpa pelilinan Dengan pelilinan Apel malang 12 30 Jeruk siam 10 21 Mangga indramayu 6 12 Tomat 20 50-60 Sumber: Roosmani, 1975. - 13 - Pada buah mangga pelilinan juga biasa diterapkan, berdasarkan SPO mangga arumanis dijelaskan bahwa untuk membuat emulsi lilin standar 12 terlebih dahulu diperlukan lilin lebah 120 g, asam oleat 20 g, triethanol amin 40 g dan air panas 820 cc. Lilin dipanaskan dalam panci sampai mencair, kemudian dimasukkan dalam blender. Selanjutnya dituang sedikit demi sedikit asam oleat, triethanolamin dan air panas, larutan diblender kurang lebih dari 2-5 menit agar tercampur dengan sempurna kemudian emulsi lilin didinginkan. Emulsi lilin dapat digunakan setelah proses pendinginan selesai dilaksanakan. Berdasarkan pengetahuan ini dan sesuai dengan kemajuan teknologi maka pelilinan terhadap berbagai komoditas hortikultura terus berkembang. Menurut Roosmani 1975 emulsi lilin optimum untuk buah mangga adalah pada konsentrasi 6.

5. Pengemasan