Vapor Heat TreatmentVHT Kajian Disinfestasi Lalat Buah dengan Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment) Pada Mangga Gedong Gincu

- 28 - Sharp and Hallman, 1992, persimon Lay-yee, 1994 dan pepaya Armstrong et al., 1989. Namun demikian perlakuan udara panas tidak direkomendasikan pada buah alpukat, lychee dan nectarine. USDA-APHIS telah menggunakan perlakuan HAT pada pepaya, mangga, dan anggur APHIS, 1993. Metode ini efektif digunakan untuk mengendalikan lalat buah seperti lalat buah Meksiko pada anggur dari Meksiko, lalat buah Mediteranean, Oriental dan Melon fly pada pepaya dari Hawaii serta lalat buah Meksiko, West Indian dan lalat buah hitam pada mangga dari Meksiko.

G. Vapor Heat TreatmentVHT

VHT merupakan penggunaan uap panas jenuh pada komoditas hortikultura pada suhu dan waktu tertentu untuk membunuh hama yang terinfestasi di dalamnya APHIS, 1993. Tergantung pada ukuran dan varietas buah, perlakuan karantina pada buah-buahan menggunakan uap panas adalah pada kisaran suhu antara 46-47 o C Jacobi et al., 1995; Jacobi and Giles, 1997; Jacobi and Wong, 1992; Ponce de Leon et al., 1996; Sharp, 1986. Penggunaan uap panas dengan kelembaban lebih dari 90 digunakan oleh USDA-APHIS pada buah clementine, anggur, jeruk dan mangga yang diimpor untuk mendisinfestasi mexican fruit fly demikian juga pada paprika, terong, pepaya, tomat, zuchini dan markisa yang diimpor dari area yang terinfestasi Oriental dan Melon fly APHIS, 1993. Dilaporkan juga bahwa VHT juga efektif diaplikasikan pada karambola Hallman, 1990, anggur Miller et al., 1991. Beberapa peneliti lain juga menyatakan bahwa metode VHT efektif membunuh serangga codling meth pada cherry Neven dan Micham, 1996, Caribbean fly, aphid, dan thrips pada bunga potong dan mealybug Hansen et al., 1992. Pada saat ini fasilitas komersial VHT untuk mangga telah beroperasi di Okinawa, Pilipina, Thailand, USA dan Australia Suganawa et al., 1987; Merino et al., 1985; Unahawutti et al., 1986; Heater et al., 1997. Dalam prakteknya, penggunaan panas pada mangga dengan metode VHT dilakukan pada suhu buah dekat biji 46,5 o C selama 10-30 menit dan terbukti efektif untuk membunuh lalat buah jenis Oriental fruit fly dan Melon fruit fly dari mangga ‘Nang Klangwan’ Thailand dan mangga ‘Irwin’ Taiwan dan Okinawa serta mampu mengendalikan penyakit stem end rot dari mangga ‘Kensington’ JFTA, 1996; Coates et al., 1996; Rokhani et al., 2001. Rokhani et al. 2001 melaporkan bahwa dengan metode VHT pada mangga Irwin yang - 29 - diproduksi di Okinawa tahan pada suhu 46,5 o C selama 30 menit. Proses tersebut cukup efektif dalam menekan perkembangan penyakit antraknosa dan stem end rot pada mangga serta dapat mempertahankan mutu buah hingga 21 hari penyimpanan pada suhu 13 o C. Semua komoditas buah-buahan dari Hawaii yang terserang oleh Oriental fruit fly, Melon fly, dan Mediterranean fruit fly harus didisinfeksi terlebih dahulu sebelum di ekspor ke USA, Jepang dan beberapa negara lainnya yang diketahui tidak memiliki spesies hama ini. Untuk buah-buahan yang diimpor dari Philipina pemerintah Australia mengharuskan penerapan VHT dengan suhu 46 o C selama 10 menit, untuk membunuh semua stadium lalat buah, Bactrocera cucurbitae, B. occipotalis dan B. philipiniensis Australian Quarantine Inspection Service, 1999. Dua metode yang non kimia yang digunakan untuk membunuh Oriental dan Mediteranean fruit fly yang terinfestasi di dalam pepaya Hawaii adalah dengan pencelupan berulang ke dalam air panas dan penggunaan uap panas. Pada pencelupan ulang ke dalam air panas, terlebih dahulu buah dicelupkan ke dalam air bersuhu 42 o C selama 30 menit kemudian dicelupkan kembali ke dalam air bersuhu 49 o C selama 20 menit Hardenburg et al., 1986. Untuk penggunaan uap panas, buah ditempatkan dalam ruang bersuhu 43,3 o C selama 6-8 jam untuk memperbaiki toleransi panasnya, lalu dipanaskan pada lingkungan uap jenuh selama 4 jam atau lebih hingga suhu buah menjadi 47,2 o C, lalu buah didiinginkan dengan air mengalir selama beberapa jam sebelum dikemas Akamine, 1976. Perlakuan panas juga efektif mengontrol penyakit yang disebabkan Phytophthora citrophthora pada lemon, Rhizopus dan Molinia pada peach, Colletrotichum gloesporioides pada mangga dan pepaya serta Gloesporium sp. pada apel. Disinfektan dengan perlakuan panas suhu 45 °C selama 42 menit dapat menghilangkan spora dipermukaan, mengurangi viabilitas spora Penicillium dan Colletotrichum, dan tidak merusak lapisan lilin ataupun kualitas buah. VHT pada suhu 47 - 49 °C dapat mengontrol pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides pada mangga. Sedangkan VHT pada suhu 46,5 °C selama 10 - 30 menit dapat mengontrol penyakit stem end rot pada mangga ’Kensington’. Perlakuan panas dengan metode VHT pada suhu 38 °C selama 3 hari sebelum penyimpanan dapat mencegah busuk pada tomat yang disebabkan oleh jamur - 30 - Botrytis cinerea. Tabel 11 memperlihatkan pedoman karantina untuk buah mangga yang akan diekspor ke Jepang. Tabel 11. Pedoman karantina dengan perlakuan panas pada mangga yang akan diekspor ke Jepang Negara asal Kultivar Target lalat buah Perlakuan standar Australia Kensington Pilipina Manila Super Taiwan Irwin, Harden Tailand Nam Dorkmai, Rad, Pimsen Daeng Nang Klangwan Ceratitis capitata Dacus tryoni D. dorsalis D. cucurbitae D. dorsalis D.cucurbitae D.dorsalis D.cucurbitae D. dorsalis D.cucurbitae VHT Suhu 47,5 o C selama 15 menit. VHT Suhu 46,0 o C selama 10 menit. VHT Suhu 46,5 o C selama 30 menit. VHT Naikkan suhu dari 43,0 o C ke 47,0 o C secara bertahap selama 20 menit. VHT Naikkan suhu dari 43,0 o C ke 47,0 o C secara bertahap selama 20 menit. atau Suhu pusat buah 46,5 o C selama 10 menit. Sumber: Plant Protection Division, 1997. Temperatur kritis yang menyebabkan kematian pada serangga tergantung pada spesiesnya, lama perlakuan, dan faktor lain seperti kelembaban RH dan konsentrasi O 2 . Kematian serangga pada suhu tinggi dapat disebabkan oleh inaktifasi enzim, pengumpalan protein, ketidakseimbangan metabolisme, produksi toksin, perubahan tingkat lemak pada dinding sel dan kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Pada suhu tinggi, konsumsi O 2 serangga meningkat, serangga akan sulit bergerak yang dikenal dengan istilah “ heat stupor” kemudian diikuti dengan kematian. Selain itu karena serangga hidup di dalam daging buah kematian juga dapat disebabkan karena suhu tinggi menyebabkan peningkatan respirasi buah, sehingga konsentrasi O 2 di dalam sel menurun dan konsentrasi CO 2 meningkat. Evaporasi pada telur dan imago meningkat pada suhu tinggi pada perlakuan HWT dan VHT menyebabkan mencairnya wax pada lapisan chorion pada telur dan kutikula pada imago. - 31 - 5 10 15 20 25 30 35 46 47 48 49 50 51 52 Garis maksimum kerusakan buah Garis minimum mortalitas 100 Daerah aplikasi perlakuan panas Menurut Niven, 2000 perubahan ekstrim suhu misal pada saat perlakuan karantina setelah panen dapat menimbulkan respon metabolisme yang berbeda. Pada beberapa jenis serangga responnya dapat berupa peningkatan metabolisme anaerob seperti yang terjadi pada larva Cochliomyia macellaria yang menghasilkan penyingkatan polyols dan polipospat. Enzim juga merupakan salah satu yang sangat terpengaruhi dengan adanya perbedaan suhu ini. Perubahan suhu mempengaruhi ikatan pada enzim sehingga mempengaruhi metabolismenya seperti perubahan katalisasi enzim yang menyebabkan kekurangan energi, aktivasi, perubahan fluiditas pada lapisan membran pospolipid. Respon-respon ini akan semakin kritis pada suhu diatas 40 o C. Pada Gambar 4 ditampilkan hubungan suhu dan lama perlakuan panas terhadap mortalitas lalat buah dan toleransi buah pada perlakuan panas. Gambar 4. Hubungan antara suhu dan lama perlakuan yang layak untuk proses karantina mangga Sumber: JFTA, 1996. - 32 - III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat