Tujuan Mangga Deteksi Gejala Kerusakan Dingin pada Buah Mangga Varietas Gedong Gincu (Mangifera indica, L.) yang Disimpan pada Suhu Rendah Menggunakan NIR

2 pengukuran non-destruktif yang berkembang saat ini, yang digunakan untuk mengukur kualitas internal dan eksternal buah. Metode pantulan infra merah dekat menjadi salah satu metode analitik yang sangat berkembang karena kecepatannya tinggi, teliti, dan sederhana. Tingkat penerimaan metode pengukuran dengan pantulan infra merah dekat sangat ditentukan oleh kualitas spekrum yang didapat selama pengukuran dan metode matematika yang digunakan dalam analisis. Beberapa metode matematika yang digunakan dalam analisis pantulan infra merah dekat adalah linear regresi berganda, regresi komponen utama, partial least square, regresi transformasi fourier dan jaringan syaraf tiruan Dalam penelitian ini, pantulan infra merah dekat dianalisis dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan sebagai metode analisis memiliki kelebihan yaitu dapat memetakan fungsi non-linier dan hanya memerlukan data masukan dan keluaran tanpa mengetahui dengan jelas prosesnya. Oleh karena itu cocok digunakan untuk menganalisis data pantulan infra merah dekat jika dibandingkan dengan metode pendugaan, pemodelan maupun pendeteksian secara matematis lainnya.

1.2 Tujuan

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menentukan mutu buah mangga berupa total padatan terlarut dan kekerasan sebagai indikator gejala chilling injury secara non-destruktif dengan menggunakan NIR dan jaringan syaraf tiruan. Sedangkan tujuan spesifik dari penelitian ini meliputi: 1. Mempelajari karakteristik spektra NIR yang didapatkan dari pengukuran buah mangga varietas Gedong selama penyimpanan. 2. Mengembangkan model penduga total padatan terlarut dan kekerasan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. 3. Melakukan validasi terhadap model jaringan syaraf tiruan untuk menduga total padatan terlarut dan kekerasan dengan menggunakan spektra NIR. 4. Menentukan laju kebocoran ion ion leakage pada buah mangga yang disimpan pada suhu 8 o C untuk menduga gejala chilling injury. 5. Mengidentifikasi gejala Chilling Injury pada buah mangga berdasarkan model pendugaan TPT dan kekerasan menggunakan JST. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangga

Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Broto 2003 menyatakan bahwa tanaman mangga termasuk keluarga Anacardiaceae, sama dengan jambu monyet dan kedondong. Genus dari keluarga anacardiaceae yang berasal dari asia tenggara tercatat ada 62 spesies. Enam belas spesies diantaranya dapat dimakan, tetapi yang biasa dimakan hanya spesies Mangifera caesia, Jack. kemang, Mangifera feotida, Lour. pakel, bacang, atau limus, Mangifera odorata, Griff. kuweni atau kebembem, dan Mangifera indica, L.. Dari keempat spesies tersebut, Mangifera indica, L. merupakan spesies yang paling banyak jenisnya. Pracaya 2007 menyatakan bahwa mangga yang biasa dimakan sehari-hari termasuk didalamnya mangga arumanis, mangga gedong, mangga golek, dan mangga manalagi secara taksonomi termasuk spesies Mangifera indica, L., genus Mangifera, famili Anacardiaceae dan ordo Sapindales. Berdasarkan taksonominya pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi dengan batang yang tegak dengan tinggi pohon dewasa dapat mencapai 10-40 meter, bercabang banyak, bertajuk rindang dan hijau sepanjang tahun. Umur tanaman mangga dapat mencapai 100 tahun lebih. Berdasarkan SK.Mentan.No.28KptsTP.24011995 dalam Broto 2003 Mangga varietas Gedong dapat dideskripsikan bahwa tanaman mangga varietas Gedong memiliki bentuk pohon tegak dengan ketinggian 9-15 meter, tajuk pohon berbentuk piramida tumpul, bercabang banyak dengan letak daun mendatar, permukaan daun sempit dengan lipatan daun menyempit berbentuk lancip pada dasarnya dan datar pada pucuknya, bentuk malai bunga lancip berwarna kuning atau merah. Iklim dan kondisi lahan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman mangga dapat tumbuh dan menghasilkan buah mangga yang bagus dengan produksi yang optimal. Oleh karena itu, pemilihan lokasi yang tepat juga menentukan kualitas buah mangga. Paimin 1998 menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi pembatas dalam pemilihan lokasi yaitu tebal lapisan tanah harus lebih dari dua meter, tekstur tanah remah dan berbutir, kemiringan tanah tidak melebihi 30 o , keasaman tanah mendekati normal, ketinggian tempat 500 mdpl Pracaya 2007, curah hujan antara 750-2500 mm per tahun dengan 2-7 bulan basah bukan pada musim berbunga, suhu antara 24-28 o C. Di Indonesia tanaman mangga gedong, banyak ditanam di Cirebon, Majalengka, dan Indramayu. Bentuk buah mangga sangat beragam, Pracaya 2007 mendeskripsikan bentuk buah mangga sebagai bentuk yang unik. Pada ujung buah mangga ada yang berbentuk runcing, biasanya disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok disebut sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut, dan bagian belakang perut yang disebut punggung. Untuk lebih menjelaskan bentuk dari mangga, dapat dilihat pada Gambar 1. Mangga memiliki kulit eksokarp yang tebal yang diukur dari lapisan tempurung biji terluar dan terdapat titik kelenjar pada permukaannya. Daging buah mangga mesokarp ada yang tebal dan ada yang tipis, tergantung dari jenis dan varietasnya. Beberapa jenis atau kultivar mangga, pada daging buahnya memiliki serat. Selain itu mangga ada yang berair ada yang tidak berair, tingkat kemanisannya pun berbeda-beda bahkan ada juga yang rasanya seperti terpentin. Warna pada daging buahnya juga bermacam macam ada yang kuning, krem, atau orange. Serat-serat yang berasal dari kulit biji endokarp kadang-kadang bisa menembus daging buah sehingga daging buahnya berserat. Mangga berserat yang layak dimakan seringkali hanya cairan buahnya saja. 4 Gambar 1. Bagian-bagian buah mangga Gangolly et al. 1957 Jenis atau kultivar buah mangga yang banyak dipasarkan antara lain Arumanis, Gedong, Cengkir, Manalagi, dan Golek. Karakteristik fisik beberapa varietas mangga komersial dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Fisik Beberapa Varietas Mangga Komersial Kultivar Utuh Berat grambuah Panjang cm Lebar cm Tebal cm Aroma Buah Warna Daging Arumanis 450 15.1 7.8 5.5 Harum Kuning Oranye Manalagi 560 16.0 8.20 7.30 Harum Kuning Golek 456-512 15.70 7.90 6.20 Segar harum Kuning Cengkir 400-500 13.0 9.0 8.0 Sedikit harum Kuning Sumber : Broto 2003 dan Pracaya 2007 Jenis buah mangga Gedong berbentuk agak bulat dengan pangkal buah agak datar dan sedikit belekuk, pucuk buah tidak berparuh. Tangkai buah kuat yang terletak di tengah dan memiliki bobot 200-300 gram per buah, berukuran 10 cm x 8 cm x 6 cm. Ketika masak kulit buah berwarna merah jingga pada pangkalnya, merah kekuningan pada pucuknya ujung. Permukaan kulit halus, berbintik putih kehijauan dan berlilin. Daging buah tebal dengan rasa manis dan berair banyak dengan bentuk biji besar, mangga ini termasuk mangga yang memiliki serat yang halus pada daging buahnya Pracaya 2007. Mangga ini digemari masyarakat karena aromanya yang halus dan kuat. Karena kulit buahnya tebal, buah dapat disimpan beberapa hari dan tahan angkutan. Secara visual mangga varietas Gedong gedong gincu dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Mangga gedong gincu 5 Buah mangga merupakan buah yang bergizi tinggi, Paimin 1998 menyatakan bahwa mangga mengandung banyak vitamin A dan vitamin C yang sangat dibutuhkan manusia. Selain itu, mangga juga mengandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium, magnesium, dan sedikit lemak seperti terdapat pada Tabel 2. Oleh karena itu buah mangga merupakan salah satu buah tropis yang populer di dunia dan sebagian besar masyarakat di dunia menjulukinya sebagai king of the fruit. Tabel 2. Komposisi kimia dan nilai gizi buah mangga Kandungan Zat Nilai Rata-rata Buah Mangga Mentah Matang Air 90.00 86.10 Protein 0.70 0.60 Lemak 0.10 0.10 Gula Total 8.80 11.80 Serat - 1.10 Mineral 0.40 0.30 Kapur 0.03 0.01 Fosfor 0.02 0.02 Besi 4.50 0.30 Vitamin A 150 I.U 4800 I.U Vitamin B1 mg100 gr - 0.04 Vitamin B2 mg100 gr 0.03 0.05 Vitamin C mg100 gr 3.00 13.00 Asam nicotinat mg100 gr - 0.30 Nilai kalori per 100 gr 39.00 50-60 Sumber : Laroussilhe, LE MANGUIER 1960 dalam Pracaya 2007 Selain mudah rusak perishable, mutu hasil hortikultura di Indonesia masih rendah, karena sebagian besar diperoleh dari usaha sampingan berskala kecil dengan beragam komoditas dan varietas Broto 2003. Indonesia memiliki beberapa jenis pasar dalam penjualan produk yaitu pasar lokal dan ekspor. Kedua pasar tersebut memiliki kriteria mutu yang berbeda-beda. Mutu ekspor harus lebih baik dan standar yang diinginkan umumnya ditentukan oleh negara tujuan. Di Indonesia telah dilakuakan standarisasi mutu buah-buahan untuk eskpor yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan. Untuk keperluan pasar lokal, standar mutu dilakukan oleh pedagang setempat sehingga mutu untuk suatu daerah tidak sama dengan daerah lainnya. Mengingat produk yang dihasilkan dari usaha sampingan berskala kecil dengan komoditas dan varietas yang beragam, sortasi dan pemutuan sangat diperlukan dalam penanganannya. Dengan kegiatan tersebut, petani dapat menjual produknya dengan harga yang tidak sama tergantung pada kelas masing-masing. Namun sebagian besar petani di Indonesia masih jarang melakukannya. Umumnya petani menjual buahnya dengan cara borongan, bahkan kadang-kadang dengan sistem ijon. Standar mutu yang telah ditetapkan dalam SNI merupakan modal dasar bagi pengembangan sistem jaminan mutu terpadu melalui penerapan manajemen mutu. Syarat mutu buah mangga yang tercantum dalam SNI 01-3164-1992 disajikan dalam Tabel 3. Dari tabel tersebut, ternyata hanya karakter kekerasan yang membedakan antara mutu I dan mutu II. Karena itu, karakteristik untuk membedakan kedua mutu tersebut perlu ditambahkan dengan bobot per buah atau jumlah buah per kilogram atau nisbah antara panjang buah dan lebar buah sebagai pendekatan bentuk secara kualitatif. 6 Tabel 3. Syarat mutu buah mangga dalam SNI 01-3164-1992 Karakteristik Persyaratan Cara Pengujian Mutu I Mutu II Kesamaan sifat varietas Seragam Seragam Organileptik Tingkat ketuaan Tua tapi tidak terlalu matang Tua tapi tidak terlalu matang Organoleptik Kekerasan Keras Cukup keras Organoleptik Keseragaman ukuran Seragam Kurang seragam SP-SNP-309-1981 Cacat maksimal 5 10 SP-SNV-212- 1977 Kadar kotoran maksimum Bebas Bebas SP-SNP-383-1981 Busuk maksimal SP-SNP-212-1981 Panjang tangkai cm maksimum 1 1 SP-SNP-214-1977 Sumber : Broto 2003

2.2 Kerusakan Dingin atau Chilling Injury dan Ion Leakage