Inisialisasi Jaringan Pengembangan Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Pendugaan Total

30 diperoleh dari transformasi log1R nilai reflektan NIR buah mangga. Tahap selanjutnya dilakukan normalisasi 0-1 data absorban dan analisis komponen utama Principal Component analysis analisis tersebut dilakukan dengan program MINITAB R-15. Principal Component analysis PCA menghasilkan variabel baru dengan jumlah yang lebih sedikit namun tidak menghilangkan informasi yang ada pada variabel awal. Dalam model JST, data spektra akan digunakan sebagai variabel input berjumlah 1500 data setiap sampelnya. Jumlah data yang sangat banyak dapat menyulitkan kinerja JST sehingga diperlukan variabel baru hasil PCA yang mewakili variabel sebelumnya. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan secara berkelompok batch training. Dalam pelatian berkelompok ini, semua data masukan PC dan target TPT dan kekerasan harus disusun sebagai matriks. Dalam jaringan syaraf tiruan semua data untuk pendugaan dikelompokkan menjadi 2 set data, yaitu data pelatihan dan data pengujian. Kedua set data tersebut disusun dalam dua buah matriks yang berbeda. Diagram alir persiapan data dapat dillihat pada Lampiran 12.

3.5.2 Inisialisasi Jaringan

Arsitektur yang digunakan adalah jaringan syaraf tiruan lapis jamak dengan satu hidden layer. Siang 2009, menyatakan bahwa jaringan dengan sebuah hidden layer sudah cukup bagi jaringan untuk mengenali sembarang perkawanan antara masukan dan target. Jumlah neuron pada lapisan input adalah jumlah PC, dengan jumlah minimal neuron pada lapisan tersembunyi dihitung menggunakan Persamaan 39 Cheng-Lin, Y. et al. 2001 di dalam Mastur et al. 2005. Jumlah neuron pada lapisan output adalah satu, dimana neuron tersebut mewakili TPT atau kekerasan. Skematik jaringan syaraf tiruan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 18. Algoritma pembelajaran yang digunakan adalah resilient backpropagation yang merupakan modifikasi dari backpropagation. Dalam melakukan pelatihan, jaringan syaraf tiruan diberikan data masukan dan data target atau supervised learning. Gambar 18. Skematik jaringan syaraf tiruan untuk menduga TPT dan kekerasan Pengembangan jaringan syaraf tiruan tersebut dilakukan dengan menggunakan program MATLAB version 7.7.0.471 R2008b. Langkah pertama pembangunan sebuah jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan menggunakan Matlab adalah membuat inisiasi jaringan. Perintah yang digunakan untuk membentuk jaringan backpropagation adalah “newff” dengan sebagai berikut: net = newffPR,[S1 S2...Si],{TF1 TF2...Tfi},BTF,BLF,PF; I 1 I 2 In H 1 H 2 Hn O TPT atau Kekerasan Hidden Layer Input Layer Output Layer PC 1 1 31 dimana : net = jaringan backpropagation yang terdiri dari n lapisan PR = matriks ordo Rx2 yang berisi nilai minimum dan maksimum R buah elemen masukan Si 1,2,...,n = jumlah unit pada lapisan ke-I I = 1,2,...n Tfi I = 1,2,...n = fungsi aktivasi yang dipakai pada lapisan ke-i. Default = tansig BTF = fungsi pelatihan jaringan. Default = traingdx BLF = fungsi perubahan bobotbias. Default = learngdm PF = fungsi perhitungan error. Default = mse Dengan menggunakan perintah tersebut maka terbentuk jaringan dengan nama “net”. Fungsi aktivasi yang dipakai adalah sigmoid bipolar dalam Matlab dinyatakan sebagai “tansig”, sigmoid biner dalam Matlab dinyatakan sebagai “logsig”, dan identitas dalam Matlab dinyatakan sebagai “pureline”. Pelatihan yang dilakukan dalam Matlab dapat menggunakan berbagai fungsi, semuanya bertujuan untuk mempercepat pelatihan. Fungsi default yang dipakai Matlab adalah “traingdx”. Dalam penelitian ini digunakan fungsi resilient backpropagation dalam Matlab dinyatakan sebagai “trainrp”. Hal ini dilakukan karena pada metode standar backpropagation seringkali terlalu lambat dalam pelatihannya. Dalam backpropagation, perhitungan ujuk kerja dilakukan berdasarkan kuadrat rata-rata kesalahan MSE.

3.5.3 Inisialisasi Bobot