9
Spons yang ditransplantasi akan sangat rentan mati apabila perlakuannya dilakukan pada perairan tertutup. Spons yang ditransplantasi akan mengeluarkan
bahan bioaktif sehingga dapat mengeliminasi tubuhnya sendiri maupun tubuh spons lainnya. Spons yang ditransplantasi sebaiknya dilakukan pada aliran air
yang mengalir sehingga bahan bioaktif yang dikeluarkan oleh spons yang dipotong tidak terkena spons lainnya Subhan, 2009. Spons hasil transplantasi
ini akan ditumbuhkembangkan di perairan terkontrol dan akan lebih baik pertumbuhannya jika dilakukan dengan menggunakan substrat keras dari pada
substrat yang lembut Pong-Masak, 2002. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh bentuk permukaan substrat yang keras dan tertutup sehingga energi yang
dikeluarkan untuk melakukan penempelan lebih sedikit sehingga proses penempelan akan lebih baik untuk mendukung pertumbuhan.
2.5. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Spons dapat hidup dan tumbuh dengan cara melekat atau menempel pada substrat keras seperti karang, bebatuan dan cangkang hewan bentik keras yang
terdapat di bawah laut Amir, 1991. Spons memiliki bermacam-macam jenis, bentuk, warna dan ukuran. Beberapa spons ada yang berukuran sekecil butiran
beras sampai ukuran besar dengan ukuran panjang lebih dari dua meter. Bentuk spons juga beragam dengan bentuk luar dapat berupa tali, vas bunga, mangkok,
jari, bola, bercabang-bercabang, tugu dan sebagainya. Bentuk ini disusun dari dalam spesimen oleh kandungan kerangkanya untuk membentuk satu individu
atau dalam koloni spons yang besar Brusca dan Brusca, 1991.
10
Pada perairan kaya nutrient, spons akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Secara umum makin banyak kandungan partikel makanan di dalam air
maka makin cepat spons akan tumbuh Bergquist in Amir, 1991. Laju pertumbuhan koloni spons dapat berbeda satu sama lainnya karena dipengaruhi
oleh perbedaan spesies, umur koloni dan lingkungan suatu terumbu. Perbedaan kecepatan pertumbuhan diduga karena adanya perbedaan antara kerangka dan
jaring spons, selain itu ketersediaan energi awal yang terkandung dalam setiap potongan benih juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan. Bentuk
pertumbuhan spons merupakan sebuah respon adaptif terhadap ketersediaan tempat, mengikuti substrat dan kecepatan arus Pong-Masak, 2003.
Pada umumnya pertumbuhan spons relatif lambat. Menurut Osinga et al. dan Duckworth in Haris 2005, bahwa pertumbuhan spons yang terluka dimulai
setelah fase statis pertumbuhan tidak bertambah selama 5-20 hari dan laju regenerasi serta pertumbuhan umumnya menurun dengan meningkatnya ukuran
luka dan hubungannya dengan sintasan tidak selalu linear. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan spons yang ditransplantasikan pada
semua metode metode ikat, metode tusuk dan metode jaring relatif lambat, tetapi memiliki sintasan yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 60-100 Duckworth in
Haris, 2005. Sintasan atau tingkat kelangsungan hidup fragmen spons merupakan suatu
gambaran individu dalam mempertahankan hidup pada selang tertentu secara biologis maupun fisiologis dari pengaruh faktor-faktor lingkungan disekitarnya.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil sintasan sebesar 91,84 dengan kisaran 0-100 selama 9 minggu. Tinggi sintasan dapat diperoleh karena luka
11
pada fragmen spons hanya satu sisi. Aklimatisasi spons di habitat alami yang sudah dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan di kolam. Sedimentasi yang
sedikit di kolam, tidak adanya predator dan terdapat sirkulasi air laut yang baik merupakan faktor pendukung dari tingginya sintasan spons yang ada di kolam
Fitrianto, 2009.
2.6. Proses Penutupan luka