22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Kelangsungan Hidup Spons 4. 1. 1. Petrosia petrosia nigricans
Pengambilan spons Petrosia petrosia nigricans dari alam dilakukan pada bulan Agustus 2010 dan berhasil diaklimatisasi selama kurang lebih 30 hari
bulan September. Spons yang berhasil diaklimatisasi kemudian ditransplantasi hingga bersisa 18 fragmen hidup dan berkurang terus-menerus setiap minggunya.
Spons ini tidak mampu bertahan hidup di kolam pemeliharaan dalam jangka waktu 6 minggu setelah ditransplantasi Gambar 9.
Gambar 9. Tingkat kelangsungan hidup Petrosia petrosia nigricans
Pada penelitian ini, tingkat kelangsungan hidup spons Petrosia petrosia nigricans menurun dengan cepat. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup tiap
minggu hanya 45,37 pada pengukuran selama 12 minggu. Tingkat kelangsungan hidup sangat menurun pada minggu ketiga yaitu pada bulan
23
Oktober. Hal ini dapat disebabkan organisme yang menempel pada permukaan tubuh spons seperti: alga, dan lumut. Kematian spons dapat juga dikarenakan
ketidakmampuan spons dalam mentolerir kandungan nitrat, nitrit dan amonia pada kolam pemeliharaan tidak sesuai dengan baku mutu air laut Tabel 2,
kandungan nitrat dan nitrit yang tidak sesuai dapat mengganggu proses metabolisme mikrosimbion pada spons, selain itu kandungan amonia yang tinggi
dapat mencemari air kolam dan mengganggu keberlangsungan hidup spons. Mikroba simbion spons, selain berperan dalam memproduksi senyawa bioaktif,
juga memiliki peran menjaga kestabilan pertumbuhan dan kesehatan spons. Simbion-simbion tersebut memiliki peran penting dalam penyediaan energi dan
nutrisi Carpenter, 2002; Steindler, 2002, 2005 in Haris, 2004, menghambat mikroba pathogen Faulkner et al., 1994, serta sebagai pelindung terhadap radiasi
sinar Ultraviolet dan penghasil enzim antioksidan Steindler, 2002. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di habitat alami oleh Suparno
2009, dimana pada bulan pertama Agustus, kedua September dan ketiga Oktober kematian pada fragmen spons Petrosia nigricans hanya 4 . Kematian
spons Petrosia nigricans disebabkan karena spons yang ditransplantasi tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan perairan dan tidak memiliki kemampuan
pertahanan kimia chemical defense sebagai respon pertahanan untuk perubahan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Subhan 2009, memperoleh tingkat
kelangsungan hidup yang tinggi pada spons Petrosia petrosia nigricans berkisar antara 95,12 – 100 selama 4 minggu di perairan pulau Pari dengan salinitas 32-
34
00
. Astuti 2007 melakukan penelitian selama 5 minggu di perairan pulau
24
Pari memperoleh nilai dari tingkat kelangsungan hidup spons Petrosia sp. 95,12 - 100.
Kematian spons Petrosia petrosia nigricans pada penelitian ini dimulai dengan mengelupasnya lapisan permukaan spons yang diikuti dengan terlihatnya
spikula yang berwarna putih dan rapuh. Menurut Prozanto et al. 1999 in Haris 2005 bahwa spons yang sakit dapat dikenali dengan mudah melalui rangka
bagian dalamnya yang terlihat. Penyakit spons disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogenik. Mikroorganisme patogenik tersebut terlebih dahulu
merusak lapisan berserat bagian luar spons, kemudian menjalar secara cepat ke dalam tubuh spons dan merusak jaringan yang hidup. Serat menjadi mudah
hancur dan mengelupas. Karakteristik dan kelenturannya menjadi hilang.
4. 1. 2. Aaptos aaptos