2. Laju Pertumbuhan Spons 2. 1. Petrosia petrosia nigricans

26 Penelitian untuk jenis spons yang sama dilakukan oleh Pong-masak Haris 2005 selama 6 bulan di pulau Barrang Lompo dengan nilai tingkat kelangsungan hidup sebesar 60,83 dan di pulau Samalona sebesar 35,87. Penelitian oleh Kaworoe 2009 di perairan Pulau Pari memiliki nilai tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 36,54 - 52,46. Dimana, pada lokasi memiliki nilai kecerahan yang tinggi, terdapat predator dan kecepatan arus yang rendah. Penelitian oleh Subhan 2009 di perairan pulau Pari selama 4 minggu memiliki tingkat kelangsungan hidup spons Aaptos aaptos berkisar 36,54 - 54,95. Hasil penelitian dari tingkat kelangsungan hidup yang dilakukan di alam dapat dikategorikan rendah, hal tersebut dapat disebabkan oleh predator, sedimentasi, tingkat kecerahan dan pergerakan masa air yang tinggi dapat membuat spons lepas dari substrat Subhan, 2009. Tingginya sintasan pada spons Aaptos aaptos pada kolam pemeliharaan dapat disebabkan karena tidak ada predator pada kolam pemeliharaan dan substrat dasar kolam yang stabil sehingga tidak terdapat sedimentasi. 4. 2. Laju Pertumbuhan Spons 4. 2. 1. Petrosia petrosia nigricans Pengukuran laju pertumbuhan spons Petrosia petrosia nigricans dilakukan setelah sampel ditransplantasi dan telah mengalami aklimatisasi selama satu bulan sehingga, diperkirakan sudah dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan barunya. Spons Petrosia petrosia nigricans yang telah ditransplantasi pada penelitian ini, belum mampu bertahan pada lingkungan kolam pemeliharaan. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin berkurangnya sampel spons 27 dan ditandai dengan semakin memutihnya warna permukaan, dapat dilihat juga dari rapuhnya spikula spons Gambar 12. Gambar 12. Spons Petrosia petrosia nigricans Rata-rata dan simpangan baku untuk laju pertumbuhan panjang spons Petrosia petrosia nigricans adalah -0,04 ± 0,24 cmminggu dan rata-rata dan simpangan baku untuk laju pertumbuhan lebar spons adalah -0,02 ± 0,16 cmminggu. Rata-rata laju pertumbuhan panjang dan lebar spons ini mengalami penurunan dengan nilai minus pada pengukuran setiap minggunya. Gambar 13. Rata-rata dan simpangan baku pertumbuhan spons Petrosia petrosia nigricans 28 Gambar 14. Rata-rata dan simpangan baku laju pertumbuhan panjang spons Petrosia petrosia nigricans Gambar 15. Rata-rata dan simpangan baku laju pertumbuhan lebar spons Petrosia petrosia nigricans Pertumbuhan dengan nilai minus tersebut dapat diindikasikan bahwa sebagian jaringan pada spons hilang atau bakteri yang berasosiasi pada spons ini berkurang jumlahnya. Menurut Haris 2004 bahwa penurunan ukuran dapat disebabkan hilangnya sebagian jaringan, sedangkan yang mengalami kematian ditandai dengan tertutupnya seluruh permukaan spons oleh semacam jamur 29 berwarna putih serta terlepasnya pinacoderm dari permukaan tubuh karena jaringannya menyusut dan hancur. Kandungan nitrit yang rendah dan nilai nitrat serta amonia yang tinggi pada air kolam dapat mempengaruhi pertumbuhan spons, begitu juga dengan nilai salinitas air kolam yang rendah dapat menghambat pertumbuhan spons, karena spons melakukan penyesuaian diri terlebih dahulu terhadap kondisi air kolam tersebut. Penelitian sebelumnya oleh Suparno 2009 selama satu tahun, dimana pertumbuhan spons Petrosia nigricans di perairan pulau Pari dan pulau Pramuka berkisar 402,34-540,93, hasil penelitian tersebut tergolong lebih cepat dari penelitian lainnya. Penelitian Subhan 2009 selama empat minggu diperairan pulau Pari memperoleh pertambahan volume tubuh berkisar 1,39 cm 3 – 4,98 cm 3 . Penelitian Astuti 2007 di perairan pulau Pari memiliki rata-rata volume pertumbuhan mutlak selama 5 minggu berkisar 1,39 cm 3 - 4,92 cm 3 . Penelitian ini sangat berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di habitat alaminya, dimana pemeliharaan di kolam mengalami rata-rata laju pertumbuhan negatif sedangkan pada perairan terbuka memiliki rata-rata laju pertumbuhan yang cepat. Menurut Duckworth Battershill 2003 bahwa spons Latrunculia wellingtonensis yang ditransplantasikan di perairan terbuka memiliki biomassa dan pertumbuhan tiga kali lebih besar dari pada lokasi terlindung.

4. 2. 2. Aaptos aaptos