2.2.1. Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut Rivai, 2006:6:
1. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit kreditor dan penerima kredit
nasabahdebitur. Hubungan pemberi dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang menguntungkan.
2. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan
atas credit rating penerima kredit. 3.
Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji
membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis atau berupa instrumen. 4.
Adanya unsur waktu. Unsur waktu merupakan unsur esensial dalam kredit. 5.
Adanya unsur resiko baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak penerima kredit. Resiko di pihak pemberi kredit adalah resiko gagal bayar baik karena
kegagalan usaha pinjaman komersial atau ketidakmampuan bayar pinjaman konsumen atau karena ketidaksediaan membayar. Resiko di pihak nasabah
adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara lain berupa pemberian kredit yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk mencaplok
perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan. 6.
Adanya unsur bunga sebagai kompensasi prestasi kepada pemberi kredit.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Analisis Kredit
Analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui
apakah usaha nasabah layak feasible dan marketable hasil usaha dapat dipasarkan, dan profitable menguntungkan serta dapat dilunasi tepat waktu
Rivai, 2006:287. Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode, yaitu Dendawijaya, 2009:75:
1. Metode penilaian 6C, yang terdiri dari:
a. Character
Dalam melakukan analisis mengenai watakkarakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness
to pay atau kemauan membayar kembali nasabah atau kredit yang telah dinikmatinya. Penilaian terhadap itikad atau kemauan baik nasabah untuk
memenuhi kewajibannya memang sangat sukar untuk dilaksanakan, khususnya terhadap calon nasabah yang baru dikenal oleh bank.
b. Capital
Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan oleh debitur tidak seluruhnya berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan
debitur. Oleh karena itu, pihak calon debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyeknya. Pembiayaan
terhadap modal sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankannya.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya.
c. Capacity
Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian
pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.
d. Conditiion of Economy
Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula ikut dianalisis. Kondisi-kondisi tersebut antara lain: kondisi dari
sector industry dimana proyek akan dibangun, ketergantungan terhadap bahan baku yang akan diimpor, nilai kurs valuta terhadap nilai uang
domestik rupiah, kondisi perekonomian secara nasional, regional, dan global.
e. Collateral
Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau
dicairkan. Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau
pinjaman yang diterimanya.
Universitas Sumatera Utara
f. Constraints
Constraints merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor- faktor social psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu
yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. 2.
Metode Penilaian 6A, yang terdiri dari: a.
Analisis Aspek Yuridis Hukum Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti ketentuan-
ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.
b. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang
diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasarn apa yang akan digunakan oleh investor agar
perusahaanproyek dapat
memenangkan persaingan
yang cukup
kompetitif. c.
Analisis Aspek Teknis Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai seberapa
jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan
dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity.
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis Aspek Keuangan
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau
manajemen perusahaan dalam bidang keuangan. e.
Analisis Aspek Manajemen Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan
kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
f. Analisis Aspek Sosial-Ekonomis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank
memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang social maupun makro ekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak
pemerintah dan masyarakat seperti kesempatan kerja, penerimaan devisa, penghematan devisa, dan lain-lain.
2.2.3. Jenis-jenis Kredit