2.2. Klasifikasi dan biologi ikan nila
Berdasarkan klasifikasi, ikan nila Gambar 2 adalah ikan yang tergolong ke dalam famili Cichlidae, genus Oreochromis dan memiliki nama ilmiah
Oreochromis niloticus Trewavas 1983. Secara lengkap, klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Filum :
Chordata Kelas
: Pisces
Ordo :
Percomorphi Sub ordo :
Percoidea Famili
: Cichlidae
Genus :
Oreochromis Spesies
: Oreochromis niloticus
Gambar 2. Ikan nila
Ikan nila Oreochromis niloticus juga merupakan salah satu ikan yang banyak ditemukan di sungai dan telah dibudidaya lebih dari tiga ratus tahun.
Sekarang ini, ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang cukup penting, dikarenakan telah banyak digunakan sebagai model pada berbagai penelitian
budidaya, di antaranya aplikasi metode molekuler untuk mendeteksi evolusi struktur dan taksonomi dari berbagai jenis, studi diferensiasi seks, dan kinetik sel
germinal Nóbrega et al. 2009. Selain itu, ikan nila memiliki rasa dan daging yang enak, sehingga menjadi ikan air tawar ekonomis penting. Pertumbuhan ikan
nila yang cepat, resisten terhadap kondisi perubahan air, dapat mencapai kematangan gonad pertama kali sekitar 4-6 bulan, dan bereproduksi pada umur
dua bulan jika kondisi air sekitar 25
o
C Stickney 2000. Karakteristik-karakteristik inilah yang menjadikan ikan nila sebagai model ikan yang menarik untuk studi
biologi perkembangan developmental biology pada kondisi laboratorium, termasuk yang berhubungan dengan biologi reproduksi Lacerda et al. 2006. Di
samping itu, ikan nila juga banyak digunakan untuk penelitian fisiologi Wright Land 1998, endokrinologi Melamed et al. 1998, genetika molekuler, dan
transgenik Fujimura Okada 2007; Kobayashi et al. 2007. Ikan nila memiliki ciri-ciri seperti adanya garis vertikal yang berwarna
gelap pada sirip ekornya sebanyak 6 buah. Selain pada sirip ekor, garis tersebut juga terdapat pada sirip punggung dan sirip anal. Keunikan lain dari ikan nila
ditunjukkan dari bentuk telurnya yang lonjong serta perkembangan embrionya yang mencapai 90-110 jam pasca pembuahan, seperti yang dilaporkan oleh
Fujimura Okada 2007.
2.3. Transplantasi sel germinal
Transplantasi merupakan suatu proses pemindahan organ, jaringan, atau sel dari spesies donor ke spesies resipien. Teknologi transplantasi telah digunakan
dalam penelitian yang berhubungan dengan biologi reproduksi dan preservasi organisme yang memiliki ekonomis tinggi atau terancam punah. Dalam
hubungannya dengan reproduksi, transplantasi dilakukan menggunakan sel germinal. Sel germinal yang memindahkan informasi genetik dari generasi ke
generasi berikutnya, berdiferensiasi pada awal embriogenesis dari sejumlah kecil sel yakni sel bakal gonad Primordial Germ Cells, PGCs. PGC merupakan sel
germinal awal diferensiasi seksual gonad, yang memiliki kemampuan menjadi oogonia dan spermatogonia di dalam masing-masing ovari dan testis Yoshizaki et
al. 2002. Teknlogi transplantasi sel germinal pertama kali dikembangkan pada ikan
rainbow trout oleh Yoshizaki dan kolega di Tokyo University of Marine Science and Technology. Sebagai tahap awal, aplikasi teknologi ini menggunakan sel
PGC sebagai materialnya. Sel PGC rainbow trout ditransplantasikan ke ikan salmon masu sebagai resipien induk “semang”, dan ternyata sel tersebut
mengalami gametogenesis secara normal pada gonad ikan salmon masu Takeuchi et al. 2004. Akan tetapi, jumlah sel PGC pada ikan relatif sedikit misalnya hanya
berkisar 20-30 sel per embrio ikan rainbow trout, dan pengambilan sel PGC pada larva yang baru menetas umumnya relatif sulit Yoshizaki et al. 2008. Untuk
menanggulangi masalah pengadaan sel PGC, pengembangan teknologi