Sejarah Hukum Keluarga Islam di Turki

menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya.” 28 Dapat disimpulkan, dalam konteks pembentukan dan cikal bakal modernisasi hukum keluarga di Indonesia sejatinya telah terjadi sejak paruh pertama Abad XX, yakni dengan diundangkannya undang-undang yang mengatur perkawinan Nomor 22 Tahun 1946 yang kemudian disusul oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk. 29 Progres yang cukup menonjol adalah dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang secara efektif berlaku pada 1 Oktober 1975. Inilah undang-undang pertama yang cukup komprehensif mengatur hukum kekeluargaan di Indonesia.

B. Sejarah Hukum Keluarga Islam di Turki

1. Sejarah Masuknya Islam di Turki

Islam adalah agama terbesar di Turki. Sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah menguasai Turki pada tahun 1400-an pemeluk Islam di Turki semakin banyak. Orang-orang Turki merasa lekat dengan agama yang mereka anut semenjak berabad-abad lampau. Mereka bahkan marah kalau dikatakan bukan orang Islam. Sudah di pastikan agama Islam 28 Amar Putusan Mahkamah Konstitusi No.46PUU-VIII2010 Terhadap Persoalan Anak Luar Kawin. D.Y. Witanto, Hukum Keluarga: Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluarnya Putusan MK Tentang Uji Materiil UU Perkawinan, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012, h.217. 29 Arso Sosroatmodjo dan A. Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h.21. sebagai sesuatu yang sudah berakar di Turki sulit untuk di pengaruhi dengan ide-ide barat. 30 Para ahli sejarah kuno menduga, bahwa bangsa Hittiti-lah yang pertama menempati wilayah Turki sekarang. Memasuki tahun pertama Masehi, Wilayah Turki yang saat itu bernama Kerajaan Bizantium dikuasai Romawi selama empat abad. Kekuasaan Romawi dijatuhkan kaum Barbar. Pada masa inilah ibu kota kerajaan dipindahkan dari Roma ke Konstantinopel sekarang Istanbul. Bizantium jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Ottoman atau dibawah bimbingan dinasti Abbasiyah dengan kekuatan orang-orang Turki di bawah komando Erthogrul dan anaknya Raja Osman I yang penaklukannya dipimpin oleh Muhammad al-Fatih. Inilah masa keemasan Turki Ottoman. Pada masa inilah pemerintahan Turki Ottoman memperolah pengaruh Islam yang kuat. 31 Pada tahun 1453 M Era Utsmaniyah saat mulai berkuasa di Turki, Islam makin dominan di Turki. Bahkan penamaan ibu kota dari Konstantinopel menjadi Istanbul adalah terjadi setelah dinasti Utsmaniyah berjaya. Dulu wilayah kekuasaannya paling luas di antara tiga kerajaan besar Syafawi, Mughol, dan Utsmaniyah saat itu, meliputi tiga benua yakni jazirah Arabia, Balkan, Hungaria hingga kawasan Afrika Utara. Gereja-gereja di Turki yang merupakan peninggalan 30 Abdul Sani, Perkembangan Modern dalamIslam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998, h.131. 31 Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamologi, Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, h. 97. Bizantium termasuk Hagia Sophia banyak diubah menjadi masjid. Islam menjadi sangat dominan hingga tahun 1920an ketika itu. Dinasti Utsmaniyah merupakan salah satu dinasti pemerintahan Islam yang paling lama berkuasa hingga zaman modern. Kekuasaannya meliputi tiga benua Asia, Afrika, dan Eropa. Pemerintahannya memiliki kekuatan tentara yang mampu bersaing dalam beberapa petempuran dalam Perang Dunia di Lautan Mediterania dan ikut berkoalisi dengan beberapa negara Eropa Modern seperti Jerman dan Itali. Beberapa puluh sultan ikut memerintah dari keluarga besar pewaris kesultanan. Akan tetapi, sejak Perang Dunia I Turki terlalu banyak terlibat dalam peperangan. Akibatnya, Turki banyak mengalami kerugian dalam segi energi ekonomi, termasuk wilayah-wilayah kekuasaanya banyak yang merdeka. 32 Saat kesultanan Utsmaniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki pada 1923, Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi negara sekuler. Di bawah kepemimpinan Mustofa Kemal Attaturk, dalam kebijakannya melarang emblem-emblem Islam dan memberi keleluasaan pada agama non-Islam. 33 Efek lainnya adalah dimulainya penggunaan Kalender Masehi seperti di negara-negara Barat ketimbang Kalender Hijriah, dan penggunaan kata Tanri ketimbang Allah. Kemudian adanya larangan pengajaran agama Islam dan pembatasan jumlah masjid. Pada masa 32 Abdul Sani, Perkembangan Modern dalam Islam, h. 135. 33 Abdul Sani, Perkembangan Modern dalam Islam, h. 135-137. Reformasi Turki pada 1945, setelah peringanan kontrol politik otoriter pada tahun 1946, banyak orang mulai memanggil secara terbuka untuk kembali ke praktik keagamaan tradisional. 34 Kondisi Turki dewasa ini hanya meninggalkan warisan sejarah tentang upaya modernism yang dijiwai oleh sekularisasi, namun sekularisasi itu sendiri boleh dikatakan kurang berhasil sepenuhnya. 35 Keadaan sosial sendiri merupakan suatu konsep yang memang sangat kuat bagi rakyat Turki yang Islam masih mendambakan dewi keberuntungan tersebut, dan mengenai keadilan sosial itu hanya bisa ditumpukan harapannya kepada jalur-jalur nilai Islam. Kini sekitar 99,8 penduduk Turki adalah Muslim, Kebanyakan Muslim di Turki adalah Sunni dengan 70-80, sisanya adalah Alevis 36 dan Syiah dengan 20-30. Sekalipun demikian setengah dari 98 penduduk Turki yang beragam Islam terus melanjutkan upaya ini meskipun sebatas gerakan bawah tanah. Tokoh cendikiawan Turki yang muncul pada Tahun 2000 ini, merupakan salah satu di antara fenomena nyata dalam bentuk-bentuk perlawanan bawah tanah ini, penentang sekularisme sains. 37 34 Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamologi, Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, h. 99. 35 Abdul Sani, Perkembangan Modern dalamIslam, h. 137. 36 Komunitas agama, sub-etnis dan budaya di Turki yang berjumlah 25 jutaan. Merupakan cabang dari Islam Syiah, namun ada perbedaan yang cukup signifikan dalam kepercayaan, tradisi dan ritual. Di samping bahasa Arab, bahasa asli masing-masing masih berkuasa selama ritual dan berdoa. 37 AjidThohir, StudiKawasanDuniaIslam,h.231. Islam dalam peradaban Turki Modern merupakan suatu tanda kebangkitan kembali kejayaannya, fenomena itu terjadi secara bersama- sama dengan pengendoran sekularisme. Sejarah kuat Muslim di Turki sebagai bentuk keinginan kembali kemasa kejayaan Islam ialah dengan dasar bahwa Al- Qur’an itu diturunkan di bumi Hijaz, dibaca di Mesir, di tulis di Turki. Adalah betul bahwa cara orang-orang Mesir membaca Al- Qur’an telah memperoleh kehormatan yang tertinggi di seluruh dunia Islam, dan mushaf Al- Qur’an yang paling baik adalah ditulis oleh penulis-penulis Turki, dan umat Islam yang paling terkenal dengan sopan-santunnya dan kegiatan melakukan ibadahnya adalah umat Islam Indonesia. Peninggalan-peninggalan tulisan mereka masih tersimpan di museum-museum dan perpustakaan-perpustakaan di Turki. Mushaf Utsmani, mushaf Al- Qur’an yang ditulis oleh kaligrafis Turki termahsyur, menjadi sangat popular di seluruh dunia Islam. Itu merupakan bukti pemerintah Turki selalu memberikan perhatian dalam mencetak mushaf Al-Qur ’an, dengan maksud untuk memelihara keshahihannya. 38

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam di Turki

Bagi Muslim Turki, Hanafi adalah mazhab yang mengarsir kehidupan keberagamaan secara formal hingga tahun 1926, sebelum ada kebijakan legislasi Undang-Undang UU yang dikodifikasi secara elektikal. Undang-Undang Sipil Islam atau yang disebut Majallat al- 38 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, h. 232. ah kam al‟-Adliyah, yang sebagian materinya didasarkan pada mazhab Hanafi sebetulnya telah dipersiapkan di Turki sejak tahun 1876. 39 Abad 19 M bersamaan dengan lengsernya kekuasaan Utsmaniyah, semua lembaga agama tidak diberlakukan kembali mufti dan kadi. Untuk sistematisasi serta kodifikasi sistem hukum, pada tahun 1839 di keluarkan dekrit Imperium –Hatt-i Syarif- sebagai pondasi bagi rezim legislatif modern. 40 Pergantian Undang-Undang Sipil tahun 1876 dan hukum keluarga yang baru ditetapkan pada tahun 1915 dan 1917 serta hukum waris dalam mazhab Hanafi yang belum sempat terkodifikasi- dengan Undang-Undang Sipil baru yang dilakukan pada tahun 1926. pada tahun 1915, kerajaan mengeluarkan dua dekrit yang mereformasi hukum matrimonial yang berhubungan dengan perkawinan. Dua tahun kemudian, imperium mengeluarkan UU tentang hukum matrimonial yang berjudul “Qânũn-i Qarâr Haqũq al-„îlah al- Utsmânia” –hukum Utsmani yang mengatur hak-hak keluarga 1917, minus pasal mengenai waris- yang berisi 156 pasal. Adapun materi yang menonjol dalam hokum perdata Turki tahun 1926 adalah ketentuan- ketentuan tentang pertunangan terutama masalah taklik talak, batasan usia minimal untuk kawin, poligami, pencatatan perkawinan, perceraian, dan lain-lain. Untuk mengadaptasi perundang-undangan dengan tradisi Islam Turki, dilakukan amandemen terhadap UU Sipil 39 Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih, h. 39-41. 40 Tahir Mahmood, Personal Law in Islamic Countries History, Text, Comperative Analysis, h. 263. tahun 1926 tersebut hingga enam kali dari tahun 1933-1965. 41 Setelah hukum keluarga dan Waris diamandemen serta digabungkan dengan UU. 42 Negara Turki merupakan Negara sekuler dimana hokum keluarga telah ditinggalkan dan digantikan dengan Undang-undang hukum modern yang berlaku untuk seluruh penduduk dan dapat dikatakan terlepas dari agama. Turki di juluki sebagai bangsa Muslim dengan negara sekuler, dengan ciri memberlakukannya hukum-hukum barat ketimbang hukum Islam. Salah satu hukum Islam yang tidak dimasukkan ke dalam perundangan Turki adalah mengenai kewarisan, sehingga mengakibatkan konflik dikalangan orang-orang Islam Turki tradisionalis. 43 Selain itu, melalui kebijakan-kebijakan pembaruan menuju upaya sekularisasi 1925-35, sektor hukum keluarga telah dihapuskan dari yuridiksi ulama dengan diberlakukannya Undang-undang perdata Swiss dan Undang- undang pidana Italia. Perlu diketahui, dalam Undang-undang pidananya adanya larangan pembentukan perkumpulan-perkumpulan berbasiskan agama. Mengenai kementrian Agama dan Perwakafan, juga diganti dengan Direktorat Jenderal yayasan keagamaan. Di sini terlihat bahwa 41 Tahir Mahmood, Personal Law in Islamic Countries History, Text, Comperative Analysis, h. 265. 42 Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamologi, Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, h. 98-99. 43 Prof. Muhammad Amin Summa, HukumKeluargaIslam Di DuniaIslam, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005, h.163-164. untuk pemberlakuan hukum keluarga Islam harus dikontrol melalui negara. 44 Tahun 1937, prinsip sekularisme dimasukan ke dalam konstitusi Turki. Dalam soal perkawinan, hukum perkawinan tidak lagi dilakukan sesuai dengan Syari’at Islam, tetapi dilakukan sesuai dengan hukum sipil Civil Code yang diadopsidari Swiss Swiss Civil Code. 45 Wanita mendapat hak cerai sama dengan laki-laki. 46 Secara hukum, wanita Muslimah mendapat hak untuk menikah dengan pria non-Muslim. Hak untuk pindah agama juga dijamin oleh Undang-undang. Ketidakpastian hukum dari tahun ke tahun mengenai hukum keluarga sangat rentan terjadi di negara Turki, ini di sebabkan karena faktor internal dan eksternal. Dikatakan faktor internal karena kebanyakan pemimpin-pemimpin Turki yang membuat sistem pemerintahan yang sekuler. Dalam sebuah kutipan, Attaturk pernah mengatakan, “hanya dengan westernisasi, satu negara akan selamat”. 47 Sudah tentu hal tersebut membahayakan umat Islam, salah satunya mengenai persoalan hukum keluarga. Selain itu arus perjalanan Turki lebih ke arah politik-ekonomi, sehingga urusan hukum Islam di kesampingkan. Adapun faktor eksternal, terjadi ketika bangsa Eropa, 44 KarsidiDiningrat R, Sejarah Modern Turki, Jakarta: GarmediaPustakaUtama, 2003, h.242-243. 45 M. Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih,h. 40-41. 46 AdianHusaini, WajahPeradaban Barat, darihegemoni Kristen bkedominasisekuler- liberal, Jakarta: GemaInsani Press, 2005, h. 274. 47 Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat, dari hegemoni Kristen bke dominasi sekuler- liberal, h. 271. missionaris barat dan pendukung sekularism emendukung negara Turki untuk di jadikan sebagai negara sekuler. Imbasnya, hukum keluarga Islam khususnya, tidak mendapat kepastian hukum. Mengenai Undang-undang Perkawinan, Negara Turki telah memformulasikan ke dalam sebuah hokum tertulis; Fifty Years Of Personal Law reform 1915-1965, 50 Tahun Pembaruan Hukum keluarga 1915-1965. 48 Adapun materi muatan hukum keluarga Turki tersebut adalah: a. Pertunangan b. Umur Pernikahan Dalam undang-undang Turki umur minimal seseorang yang hendak melaksanakan perkawinan adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun bagi perempuan. Pengadilan juga dapat mengizinkan pernikahan pada usia 15 tahun bagi laki-laki dan 14 tahun bagi perempuan setelah mendapat izin orang tua atau wali. c. Larangan Perkawinan d. Resepsi Pernikahan e. Pembatalan Pernikahan f. Pernikahan yang tidak Sah g. Perceraian dan Pemisahan, dan h. Hukum Waris 48 TaufiqurrahmanSyahuri, LegislasiHukumPerkawinan di Indonesia, Jakarta: PT GarmediaPustakaUtama, 2013, h.108.

C. Sejarah Hukum Keluarga Islam di Maroko