Sejarah Hukum Keluarga Islam di Maroko

C. Sejarah Hukum Keluarga Islam di Maroko

1. Sejarah Islam Negara Maroko

Maroko atau Maghrib al-Mamlakah al-Magribiyah, adalah kerajaan Islam di kawasan Afrika Utara; Ibu kotanya Rabat dengan luas wilayah kurang lebih 458.730 km 2 , penduduknya 34.721.000 2006 49 dibagian timur berbatasan dengan Aljazair dan tenggara dengan Sahara Barat, sebelah barat berbatasan dengan Samudra Atlantik, dan Gibraltar di utara. Bahasa Arab merupakan bahasa resmi dan diperkaya dengan beberapa bahasa seperti bahasa Berber kulit putih, Perancis dan Spanyol negara yang pernah menginvasi. Mayoritas penduduknya menganut agama Islam 98.7, Kristen 1.1 dan minoritas Yahudi. 50 Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Termasuk, negeri berjuluk ‘Tanah Tuhan’ itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Eropa lewat Spanyol. Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad menaklukan Andalusia tanah „Raul Gonzales‟ itu dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenang sejarah dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa. Maroko memasuki babak baru setelah Islam menancapkan benderanya di wilayah Afrika Utara. Waktu itu, Thariq membakar kapal-kapal pasukannya sendiri sehabis mendarat di Spanyol 49 Hasan Ibrahim, Al-Dakwah Ila al-Islam, Kairo: Maktabah al-Nandhal al-Mishriyah, 1970, h.263. 50 M. Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih, h. 96-97. guna menundukan penguasa dzalim. Itulah cara Thariq membangkitkan patriotisme tentaranya, seraya menyiratkan perkataan bahwa “tak ada jalan pulang dalam jihad selain memenangkan pertempuran ”. Pasukan Islam terbakar semangatnya sehingga pertempuran bisa mereka menangkan. Untuk mengenang peristiwa itu, bukit di daratan Spanyol dimana Thariq mendarat dinamai Jabal Thariq yang dalam logat Eropa menjadi Giblartar. 51 Para penguasa al-Muwahhidun menyebarkan Islam di Afrika Utara, pada masa Abu Ya’kub Yusuf bin Abdul Mu’min 558- 580H1163-1184M, kota Marrakech menjadi salah satu pusat peradaban Islam dalam bidang sains, sastra dan menjadi pengayom kaum Muslimin untuk mempertahankan Islam terhadap serangan dan ambisi kaum Kristen Spanyol. Peran lain yang dimainkannya adalah mengirimkan pasukan untuk membantu Salahuddin Yusuf al-Ayyubi 52 melawan pasukan Kristen dalam perang salib. 53 Penyebaran Islam telah hampir selesai sekitar tahun 750 M. Pada permulaan phase ini, Islam disebarkan oleh orang-orang Arab, yaitu melalui: a. Para tentara b. Para Khalifah 51 Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional, 1997, h. 298-301. 52 Muhammad Sayyid al Wakil , Wajah Dunia Islam, dari Dinasti Umayyah hingga Imperialisme Modern, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1988, h.125-126. 53 Muhammad Sayyid al Wakil, Wajah Dunia Islam, dari Dinasti Umayyah hingga Imperialisme Modern, h. 167-168. c. Para Pedagang Melalui aksi kemiliteran, orang-orang arab bergerak kearah barat sepanjang pantai Laut Tengah, akhirnya mencapai pantai laut Atlantik di Maroko dan kemudian menyebar kearah utara hingga Spanyol dan kearah selatan ke daerah Sahara. Dominasi melalui kekuatan militer juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam, dimana ajaran Islam kemudian mempengaruhi penduduk asli daerah pantai utara, orang Barbar di Algeria dan di daerah timur Tunisia, juga sebagian msayarakat yang tinggal di daerah pegunungan Maroko. Fenomena ini, yaitu invasi dan pengalihankonversi, merupakan akibat dari adanya gelombang besar- besaran untuk meng-Arabisasi dan meng-Islamisasi di daerah yang di sebut “al-Maghribi”. 54 Hal itu serupa dengan letak maroko yang berada di bagian Barat-Laut Afrika. Penduduk asli Maroko adalah berber, yaitu masyarakat kulit putih dari Afrika Utara, yang dalam banyak hal, entah karena apa, mengidentifikasi dirinya sebagai imazhigen the Free Man. 55 Mereka konon masih mempunyai garis keturunan dengan Rasulullah dan merupakan penganut agama Islam bermazhab maliki. 56 54 Maghrib adalah daerah matahari terbenam, merupakan suatu istilah Islam yang umum untuk seluruh daerah Afrika Utara kecuali Mesir. 55 The Free Man dalam suku Berber memiliki arti sebagai seorang yang bebas, dalam arti lain di artikan juga sebagai orang mulia atau bangsawan. 56 Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih, h. 96.

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam di Maroko

Antara tahun 1912-1956 Maroko berada di bawah dominasi politik Perancis dan Spanyol. Sistem hukum kedua negara ini banyak mewarnai hukum lokal yang berlaku di Maroko, terutama dalam hukum sipil. Hanya dalam hukum keluarga, syariah, khususnya madzhab Maliki, secara teguh dianut, walaupun dalam batas-batas tertentu dan terdapat beberapa elemen yang dipengaruhi hukum Perancis dan Spanyol, dan kebiasaan-kebiasaan lokal. Aturan yang bercampur aduk ini terbungkus dalam hukum keluarga Maroko. 57 Hukum privat yang berdasarkan Syari’at Islam masih tetap dijunjung tinggi oleh Umat Islam Maroko. Hukum Islam yang diterapkan menganut corak dan sistem hukum bermadzhab Maliki. Secara umum, sistem hukum di Maroko dibagi menjadi dua macam badan peradilan, Mahkamah Syari’ah dan Mahkamah Madaniyah peradilan umum, hukum kanomik, dan Civil Law Prancis. 58 Pada aspek-aspek tertentu pemberlakuan hukum adat dapat membawa konflik terhadap hukum Islam. Hal ini di akui oleh para ahli Hukum Islam Maroko yang tidak menyukai muatan-muatan hukum Prancis dan adat setempat masuk dalam hukum privat di Maroko. 59 Pengkodifikasian dan Undang-undang hukum privat di Maroko yang dilakukan sesudah negeri ini merdeka 1958. Pemberlakuan hukum 57 Hamka, Sejarah Umat Islam, h. 298. 58 https:indratj.wordpress.com20160801masuknya-Islam-ke-maroco diakses pada tanggal 24 Juli 2016, 11.15. Wib 59 E. Levi Provencal dan G. S. Colin, “Marocco, Social and Economic Life”, dalam HAR Gibb ed, First Ensyclopedia of Islam, h. 593. keluarga di Maroko yang berdasarkan Syari’at, banyak di pengaruhi oleh penggunaan hukum keluarga yang di terapkan di Tunisia. Pada tanggal 19 Agustus 1957 sebuah Komisi Reformasi Hukum dibentuk berdasarkan keputusan kerajaan. Komisi ini bertugas menyusun rancangan undang-undang tersebut didasarkan pada: 60 a. Beberapa prinsip dari madzhab-madzhab hukum Islam fiqh, khususnya madzhab Maliki yang dianut di Maroko. b. Doktrin Mashlahah Mursalah. Dari draf hukum keluarga yang di setujui oleh komisi-komisi dewan perwakilan rakyat Maroko, tersusunlah sebuah kumpulan Undang-undang hukum keluarga yang di beri judul Mudawanah al- Ahwal al-Syakhshiyyah atau The Code Of Personal Status 1957- 1958. Kumpulan UU ini memuat lebih dari 300 pasal yang disusun dalam 6 buku. Buku I : Tentang Perkawinan di sahkan tanggal 21-11-1957 Buku II : Tentang Pembatalan Perkawinan di sahkan tanggal 21- 11-1957 Buku III : Kelahiran Anak dan Akibatnya Hukuman di sahkan pada tanggal 18-12-1957 Buku IV : Tentang Cakap Hukum dan Perwalian di sahkan pada tanggal 25-1-1958 60 Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan Dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih, h. 108. Buku V : Tentang Wasiat Wajibah di sahkan pada tanggal 20-2- 1958 Buku VI : Tentang Kewarisan di sahkan pada tanggal 3-4-1958 c. UU yang diberlakukan di beberapa negara Muslim lainnya. Rancangan itu resmi menjadi UU pada tahun 1958 dan diberi nama Mudawwamah al-Ahwal al-Shakhsiyyah. Sebagian besar aturan-aturan dalam hukum tersebut berdasar madzhab Maliki yang secara umum dan telah lama berlaku di Maroko. Terakhir hukum keluarga di Marokoditetapkan pada tanggal 3 Pebruari 2004 yang disebut mudawwanah al-ahwal al shakhsiyah al jadidah fi al maghrib atau Mudawwanah al-Usrah. Undang-undang ini berisi 400 Pasal, terdapat tambahan 100 pasal dari undang-undang yang ditetapkan pada tahun 1957. Pada 2004, Maroko mencatat sejarah dengan disahkannya Hukum Keluarga yang mengakomodir kesetaraan laki-laki dan perempuan. Undang-undang ini merupakan revisi atas Hukum Keluarga yang telah berlaku selama setengah abad. 61 Hal tersebut sangat berdampak signifikan terhadap perubahan batas usia perkawinan di Maroko. Dalam undang-undang sebelumnya di jelaskan bahwa umur perkawinan bagi calon mempelai laki-laki adalah 61 Metode ferormasi ini dengan mengakomodir kesetaraan laki-laki dan perempuan merupakan upaya memperkenalkan reformasi hukum dengan Extra Doctrinal Reform, penafsiran ulang terhadap nash yang ada dengan pemahaman yang baru. Cara ini sebagai upaya kodifikasi atau bersifat pengaturan administrasi yang pada umumnya tetap menekankan prinsip masalih mursalah atau siy asah syar‟iyah. Lihat M. Atho Mudzhar, “Wanita dalam Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitabFikih, h. 208. 18 tahun dan 15 tahun bagi wanita. Dengan adanya pembaharuan di tahun 2004, maka penetapan batas usia perkawinan menjadi 18 tahun baik bagi calon mempelai laki-laki maupun wanita sebagai mana tuntutan kesetaraan antara hak laki-laki dan wanita di negara tersebut. 62 62 https:aafandia.wordpress.com20090520hukum-Islam-di-negara-maroko diakses pada 20 september 2016, 08.15. Wib.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL BATAS