27 mengalami penurunan.DPK merupakan salah satu sumber daya
finansial yang dimiliki suatu bank untuk melakukan kegiatan pembiayaan. Dengan memiliki DPK yang tinggi maka pihak bank
memiliki sumber dana yang besar untuk melakukan kegiatan penyaluran
dana. Lifstin
Wardiantika dan
Rohmawati Kusumaningtias, 2014.
4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka
pendek dengan prinsip Wadiah. SWBI tersebut merupakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syariah yang diciptakan dalam
rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia selaku Bank Sentral boleh menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip
syariah yang dinamakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk mengatasi kelebihan
likuiditasnya. Arifin, 2009:198 Terhitung sejak 31 Maret 2008, Bank Indonesia melansir
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS sebagai ganti dari SWBI. Instrumen moneter ini sekaligus menjawab keluhan Perbankan Syariah.
Pasalnya, selama ini Bank Syariah merasa diperlakukan berbeda dengan Bank Konvensional, yang telah lebih dulu menikmati SBI Konvensional.
Hasan, 2009:136
28 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1011PBI2008
tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835 yang dimaksud dengan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya
disebut SBIS adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia. Tujuan SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka
pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah. Ihsan, 2014:109
Zubairi Hasan 2009:136 SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad
ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau komitmen iltizam untuk memberikan imbalan tertentu
‘iwadhju’l atas pencapaian hasil natijah yang ditentukan dari suatu pekerjaan
Pasal 3 PBI No. 1011PBI2008 dan Penjelasannya. SBIS memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 satu juta rupiah; b. Berjangka waktu paling kurang 1 satu bulan dan paling lama 12
dua belas bulan; c. Diterbitkan tanpa warkat scripless;
d. Dapat digunakan kepada Bank Indonesia; dan
29 e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder Pasal 4 PBI No.
1011PBI2008.
a. Imbalan SBIS
Dwi Nur’aini Ihsan 2014:112 Adapun imbalan SBIS diberikan dengan aturan sebagai berikut:
1 Bank Indonesia membayar imbalan atas SBIS milik BUS atau UUS pada saat SBIS jatuh waktu.
2 Tingkat imbalan yang diberikan mengacu kepada tingkat diskonto hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia SBI berjangka
waktu sama yang diterbitkan bersamaan dengan penerbitan SBIS dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode fixed rate tender, maka imbalan SBIS ditetapkan sama dengan tingkat diskonto
hasil lelang SBI; b. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode variabel rate
tender, maka imbalan SBIS ditetapkan sama dengan rata-rata tertimbang tingkat diskonto hasil lelang SBI.
3 Dalam hal pada saat yang bersamaan tidak terdapat lelang SBI, tingkat imbalan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada
angka 2 mengacu kepada data terkini antara tingkat imbalan SBIS atau tingkat diskonto SBI berjangka waktu sama.
30 4 Perhitungan imbalan SBIS dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:
b. Lelang SBIS
Bank Indonesia menerbitkan SBIS melalui mekanisme lelang. Penerbitan SBIS menggunakan BI-SSSS Pasal 6 PBI No.
1011PBI2008. BI-SSSS adalah Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System yang merupakan sarana transaksi
dengan Bank
Indonesia termasuk
penatausahaannya dan
penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara dan Sistem Bank Indonesia
Real Time Gross Settlement Pasal 1 Angka 5 PBI No. 1011PBI2008. Hasan, 2009:138
c. Hubungan SBIS Terhadap Pembiayaan Murabahah
Menurut penelitian Muhammad Luthfi Qolby 2013 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hubungan yang negatif ini
dikarenakan adalah SWBI merupakan bukti penitipan dana wadi ’ah
perbankan syariah di Bank Indonesia. Penitipan dana wadi’ah adalah
penitipan dana berjangka pendek dengan menggunakan prinsip wadiah yang disediakan oleh Bank Indonesia bagi bank syariah atau
Nilai Imbalan SBIS = Nilai Nominal SBIS x Jangka Waktu SBIS360 x Tk.Imbalan SBIS.
31 Unit Usaha Syaiah UUS. Jika dana perbankan syariah dialokasikan
kepada Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI, justru akan mengurangi potensi meningkatkan jumlah penyaluran dana atau
pembiayaan kepada masyarakat.
5. Risiko Kredit