19
2. Pembiayaan Murabahah
Sri Wahyuni dan Wasilah 2012:168 Pertukaran atau jual beli adalah salah satu cara yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang sangat banyak dan beragam seperti pangan, papan, sandang, pendidikan dan lain sebagainya. Jual beli terjadi karena
manusia tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhanya sendiri. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai
bai’ naqdam atau tangguh Bai’ Mu’ajjalbai’ Bi’tsaman Ajil. Secara singkat, murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural
certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh. Karena dalam
definisnya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga
pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. Karim, 2007:113
20
Gambar 2.1 Proses Pembiayaan Murabahah
Sumber: Rivai, Veithzal, Idroes, 2007:779
a. Landasan Syariah
1 Al Qur’an:
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
.” Q.S: Al Baqarah: 275
2 Al Hadits:
Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual-beli
secara tangguh, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.” H.R. Ibnu Majah
21
b. Rukun Murabahah
Berikut merupakan rukun murabahah: 1 Penjual
Ba’i 2 Pembeli Musytari
3 BarangObjek Mabi’
4 Harga Tsaman 5 Ijab Qabul Shigat.Zulkifli, 2007:40
c. Syarat
bai’ al-Murabahah
Adapun syarat-syarat dari bai’ al-Murabahah yaitu:
1 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah. 2 Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3 Kontrak harus bebas dari riba. 4 Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian. 5 Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian. Secara prinsip jika syarat dalam 1, 4, atau 5 tidak
dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan: a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual.
c. Membatalkan kontrak.Antonio, 2001:102
22
d. Murabahah dalam Perbankan Syariah
Menurut Antonio 2001:106 sesuai dengan sifat bisnis tijarah, transaksi
ba’i al-murabahah memiliki beberapa manfaat dan juga resiko yang harus diantisipasi.
Ba’i al-murabahah memberikan banyak manfaat kepada bank syariah, salah satunya
adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem
ba’i al- murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan
penanganan administrasinya di bank syariah. Selain manfaat ba ’i al-
murabahah juga memiliki resiko yang harus diantisipasi diantaranya sebagai berikut:
1 Kelalaian atau default, nasabah sengaja tidak membayar kewajiban angsuran.
2 Fluktuasi harga komparatif, resiko ini terjadi apabila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah.
Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut. 3 Penolakan nasabah, bisa karena rusak dalam perjalanan sehingga
nasabah tidak menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain yang bisa saja terjadi karena
nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang dipesan. Jika bank sudah menandatangani kontrak pembelian
dengan penjualnnya supplier, barang tersebut akan menjadi milik bank.
23 4 Dijual; karena
ba’i al-murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani barang itu sudah
menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk menjualnya. Jika
terjadi demikian, resiko untuk default akan besar.
3. Dana Pihak Ketiga DPK