4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa
maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembetukan konstruksi.
Pada kenyataannya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas
sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu
secara obyektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial dan merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu
berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya. Melalui konstruksi sosial media, dapat dijelaskan bagaimana
media massa membuat gambaran tentang realitas. Untuk itu, peneliti menggunakan paradigma ini sebagai pandangan dasar untuk melihat
bagaimana Tempo.co dan Republika Online memaknai, memahami dan kemudian membingkai citra kaum homoseksual ke dalam bentuk teks
berita.
I.6.2 Berita, Bahasa dan Konstruksi Realitas
Kejadian atau peristiwa yang menghasilkan fakta sangat banyak. Tetapi, tidak semua peristiwa tersebut dapat ditulis dan dikategorikan
sebagai sebuah berita jurnalistik. Karena itu, berita pada dasarnya adalah peristiwa yang sudah ditentukan sebagai berita. Ia bukan peristiwa itu
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Ashadi Siregar dalam buku Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa memberikan pendapat mengenai unsur-unsur
nilai berita news value dan layak berita news worthy. Unsur-unsur tersebut yaitu pertama, significance penting. Unsur ini terlihat ketika
kejadian atau peristiwa yang ada memengaruhi kehidupan masyarakat. Atau setidaknya memengaruhi kehidupan pembaca. Kedua, magnitude
besar. Unsur ini ada dalam kejadian mengenai angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak. Ketiga, timeless waktu. Ini menyangkut
tentang aktualitas sebuah kejadian, terutama mengenai baru dan tidaknya sebuah peristiwa. Keempat, proximity kedekatan. Kedekatan yang
dimaksud adalah kedekatan terhadap pembaca yang berada dalam lingkungannya. Bisa kedekatan secara emosional, maupun secara
geografis. Kelima, prominence tenar. Kejadian yang menyangkut orang, benda maupun tempat yang terkenal dan berpengaruh bagi banyak orang.
Keenam, human interest manusiawi. Ini berkaitan dengan hal-hal yang menyentuh perasaan atau emosi pembaca.
Sementara itu, Bill Kovach dan Tom Rosensteil memberikan sembilan elemen jurnalisme dalam bukunya The Elements of Journalism.
Elemen-elemen ini adalah standar nilai berita dan layak berita yang didasarkan pada wawancara dengan 400 wartawan di seluruh dunia.
Sembilan elemen jurnalisme tersebut yaitu, 1 kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran; 2 loyalitas pertama jurnalisme adalah
kepada masyarakat; 3 intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi; 4
Universitas Sumatera Utara
praktisi jurnalisme wartawan harus menjaga independensi terhadap narasumber berita; 5 jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan; 6
jurnalisme harus menyediakan forum kritik maupun dukungan masyarakat; 7 jurnalisme memberitakan hal yang penting menjadi
menarik dan relevan; 8 jurnalisme menyiarkan berita komprehensif dan proporsional; 9 mengikuti hari nurani. Untuk bisa memenuhi nilai berita
dan layak berita, sebuah peristiwa tidak harus memenuhi semua unsur di atas. Ia bisa memenuhi semua unsur, tetapi juga bisa hanya memenuhi
beberapa unsur. Hal ini biasanya sesuai dengan hak prerogatif penerbitan pers dalam menentukan kebijakan redaksionalnya untuk menentukan
unsur-unsur tersebut. Konstruksi realitas terjadi ketika wartawan atau media melakukan
proses pembingkaian framing berita setelah nilai berita news values dan layak berita news worthy dipenuhi. Wartawan tidak melakukan
pembingkaian dalam keseluruhan teks berita. Hanya di beberapa bagian saja dalam struktur berita yang dibingkai dan selanjutnya menentukan
wacana yang dikonstruksi oleh wartawan.
I.6.3 Analisis Framing