Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009

(1)

ANALISIS NILAI INFORMASI

MENURUT MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2008 – 2009

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

Reni Inggit Pratiwi NIM: 060709036

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pratiwi, Reni Inggit. 2010. Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa

Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-200. Medan : Program Studi Perpustakaan

dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai informasi menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantif dilakukan di Kampus Pascasarjana ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara pada bulan April-Mei. Karakteristik informan adalah mahasiswa yang sedang menyusun tesis pada angkatan 2008-2009. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam

(depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai informasi menurut mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU tahun 2008/2009 dapat ditentukan berdasarkan delapan kategori. Kedelapan kategori tersebut adalah kemutakhiran (tahun terbit, topik dan jenis sumber informasi), kesesuaian (kesesuaian isi, sumber informasi, bentuk informasi), keakuratan (menguji data), kebermanfaatan (manfaat informasi), kemudahan memperoleh dan mengakses (mudah memperoleh dan mudah diakses), kelengkapan dan kejelasan (kelengkapan data dan kejelasan data), kebenaran data (dapat dibuktikan) dan kepercayaan (kredibilitas pengarang dan kepercayaan terhadap proses pembuatan)

.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul ”Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU Tahun 2008-2009”.

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari, penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan yang besar dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapakan rasa terima kasih secara khusus kepada Kedua Orang Tua dan Nenek. Buat Mamak Hj. Urlina dan Bapak Burhanuddin terima kasih atas segalanya yang telah diberikan, terima kasih juga atas doa yang selalu mengiringi langkah penulis untuk meraih keberhasilan ini. Teruntuk Nenek Hj. Merry terima kasih atas perhatian yang telah diberikan selama ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapakan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dorongan baik moril dan material. Sebagai ungkapan kebahagiaan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sebagai pembimbing II.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum sebagai pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan. Rasa penghormatan dan terima kasih yang sangat luar biasa atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasihatnya kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

5. Abang-abangku yang telah mendoakan Joko Eka Syahputra, Dwi Putra Dudi Kurniawan dan Tri Retno Prayudha.


(4)

6. Sahabat-sahabat terbaikku Chichi, Minda, Nia dan Dila (Mano’s). Begitu banyak hal yang kita jalani bersama, suka dan duka adalah bagian dalam perjalanan persahabatan kita. Kita bersatu demi sebuah tujuan yang akan kita persembahkan untuk orang yang kita sayangi.

7. Buat DC, Siska, Elis, Ardha, Tata, Apri, Tina S. Sebuah kolaborasi (DC dan Mano’s) yang indah selama tahap penyususnan skripsi. Ony, Tia, Isna, Nita (Alay) terima kasih atas kebersamaan yang telah kita jalani. Banyak hal yang akan ku kenang nantinya. Terima kasih khusus diucapkan buat Siska dan Ony, teman seperjuagan dalam bimbinganku.

8. Temanku Richard, Anggi, Shella, Tina, Sri, Dewi, Lina, Ika, Wina, Ida dan teman-temanku yang ada di stambuk ’06 yang tidak mungkin untuk disebutkan satu persatu.

9. Kakak Mieke Endhita, Kak wita, Kak Tika dan Bang Mas Irwansyah terima kasih atas dukungan selama kuliah.

10.Buat junor-junior ku yang ada di stambuk ‘07 dan ’08 yang terlalu banyak jika namanya disebutkan satu persatu.

11.Buat para informan yang telah memberikan waktunya untuk diwawancarai .

Akhir kata, penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Mei 2010

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup ... 3

BAB II KAJIAN LITERATUR ... 4

2.1 Pengertian Nilai Informasi ... 4

2.2 Pengukuran Nilai Informasi... 5

2.3 Ciri-Ciri Informasi ... 8

2.4 Manfaat Informasi ... 8

2.5 Kualitas Informasi ... 10

2.6 Kebutuhan Informasi ... 11

2.7 Identifikasi Kebutuhan Informasi ... 13

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengharui Kebutuhan Informasi ... 14

2.9 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 16

2.10 Kriteria Pemilihan Sumber Informasi ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 21

3.3 Proses Penelitian ... 22

3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 22

3.3.2 Menentukan Informan ... 22

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data ... 23

3.3.4 Analisis Data... 24

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian ... 25

3.3.6 Menarik Kesimpulan ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Instrumen Penelitian ... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 27


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

4.1 Karakteristik Informan ... 27

4.2 Kategori... 32

4.2.1 Kemutakhiran ... 32

4.2.2 Kesesuaian (Relevan) ... 39

4.2.3 Kebermanfaatan ... 41

4.2.4 Keakuratan ... 44

4.2.5 Kemudahan Memperoleh dan Mengakses ... 46

4.2.6 Kelengkapan dan Kejelasan ... 47

4.2.7 Kebenaran Data... 48

4.2.8 Kepercayaan (Trust) ... 49

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN I


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan ... 29 Tabel 2 : Rangkuman Hasil Penelitian ... 52


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Rangkaian Rujukan Informan ... 23 Gambar 2 : Peta Indikator Kategori Nilai Informasi ... 53


(9)

ABSTRAK

Pratiwi, Reni Inggit. 2010. Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa

Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-200. Medan : Program Studi Perpustakaan

dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai informasi menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantif dilakukan di Kampus Pascasarjana ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara pada bulan April-Mei. Karakteristik informan adalah mahasiswa yang sedang menyusun tesis pada angkatan 2008-2009. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam

(depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai informasi menurut mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU tahun 2008/2009 dapat ditentukan berdasarkan delapan kategori. Kedelapan kategori tersebut adalah kemutakhiran (tahun terbit, topik dan jenis sumber informasi), kesesuaian (kesesuaian isi, sumber informasi, bentuk informasi), keakuratan (menguji data), kebermanfaatan (manfaat informasi), kemudahan memperoleh dan mengakses (mudah memperoleh dan mudah diakses), kelengkapan dan kejelasan (kelengkapan data dan kejelasan data), kebenaran data (dapat dibuktikan) dan kepercayaan (kredibilitas pengarang dan kepercayaan terhadap proses pembuatan)

.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan yang terjadi semakin lama semakin berkembang, hal ini memberikan dampak positif dan negatif terhadap perubahan dalam segala aspek kehidupan. Perubahan terjadi secara bertahap, salah satu contoh bagian kehidupan yang tidak terlepas dari perkembangan zaman adalah informasi. Informasi adalah data yang diberi konteks untuk diolah sehingga dapat dijadikan pengetahuan dasar bagi para pengguna. Saat ini pertumbuhan informasi sangat begitu pesat, hal ini ditandai dengan timbulnya berbagai jenis media yang berperan sebagai alat penyebaran informasi, baik tercetak maupun elektronik. Dengan adanya media untuk penyebaran informasi, maka informasi yang ada di suatu negara dapat dibaca, dilihat, dan didengarkan oleh semua orang dalam waktu yang relatif lebih singkat dan cepat, tanpa batas waktu. Penyebaran informasi yang sangat dahsyat pada kehidupan masyarakat menghasilkan fenomena ledakan informasi.

Informasi telah menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga informasi menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Informasi dikatakan penting karena didapatkan dari proses pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Informasi dikatakan bermanfaat jika kita yang menggunakannya disesuaikan dengan kebutuhan kita. Perlu cara tersendiri untuk menyeleksi informasi yang ada, sehingga bermanfaat bagi kita.

Beberapa manfaat informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi diantaranya adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, memberikan suatu dasar kemungkinan untuk menanggapi seleksi dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

Dalam proses pembelajaran mahasiswa memiliki kebutuhan informasi yang harus dipenuhi. Kebutuhan informasi mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya, rasa


(11)

keingintahuan mahasiswa terhadap suatu subjek dan pemenuhan tugas akhir mahasiswa sebagai contoh faktor eksternal. Kemudian mahasiswa mencoba untuk memenuhi kebutuhan informasinya, dengan langkah awal yaitu mengidentifikasi kebutuhan tersebut. Namun, dalam praktiknya banyak mahasiswa yang tidak melakukan proses pengidentifikasian terhadap kebutuhan informasinya, sehingga informasi yang didapat tidak memiliki nilai informasi yang relevan. Informasi yang baik harus memiliki beberapa karakteristik yaitu relevant, reliable,

complete, timely, understandable dan verifiable.

Berdasarkan pengamatan penulis, Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara memiliki rutinitas yang begitu padat dan beban tugas kuliah yang cukup banyak. Dengan memanfaatkan waktu yang ada mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasinya dari berbagai sumber informasi yang tersedia. Kebutuhan informasi mereka sangat beragam, begitu juga dengan penilaian informasi yang ditentukan selalu berbeda. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan pengorbanan (biaya dan waktu mendapatkannya). Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Oleh sebab itu, nilai informasi sangat tergantung pada isi, cara perolehan dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam mendukung aktifitas yang sedang dilakukan. Dengan banyaknya informasi yang tersedia, maka diperlukan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan informasi. Agar informasi yang diperoleh relevan serta mencakup karakteristik dari nilai informasi yang dimaksud. Oleh karena itu perlu kriteria dalam menilai informasi agar nilai informasi dapat diketahui. Namun, kriteria apakah yang digunakan untuk menilai informasi?

Bertolak dari paparan di atas untuk menggali bagaimanakah nilai informasi menurut pengguna maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU Tahun 2008-2009”.


(12)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang jadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai informasi menurut Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Tahun 2008 – 2009 ?

1.3 Tujuan Peneliltian

Adapun yang menjadi tujuan dalam judul penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai informasi menurut Mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU Tahun 2008 – 2009.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Pengguna, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi.

2. Peneliti, agar dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan penelitian lanjutan meneganai nilai informasi.

3. Penulis, memperdalam pemahaman tentang nilai informasi.

1.5 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah nilai informasi yang diberikan informan yang mencakup kualitas informasi, manfaat informasi dan kemutakhiran informasi


(13)

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengertian Nilai Informasi

Untuk mengetahui arti atau defenisi dari nilai informasi, ada baiknya melihat defenisi kata demi kata dari nilai informasi yang dikemukan oleh beberapa tokoh. Menurut Davis dalam Kadir (2003:28), informasi adalah “data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Hal yang sama dikemukan oleh Suyanto (2000: 6), Informasi adalah “data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan”

Kristanto (2003:6), juga menyebutkan informasi merupakan “kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima”.

Dus, Wersig, dan Neveling yang dikutip oleh Pendit (2003:33), melihat informasi sebagai struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek.

Sedangkan Buckland dalam Pendit (2003:33), “membagi informasi menjadi sesuatu (a thing) dalam bentuk pengetahuan yang terekam, selain pengetahuan yang secara pribadi dipegang oleh seseorang dan sebagai proses, yaitu ketika seseorang menjadi terinformasi (being informed) dan mengalami perubahan dalam pengetahuannya”.

Dari beberapa pendapat di atas yang mengemukakan defenisi dari arti informasi, maka informasi mencakup data yang diberi konteks, kemudian diolah untuk disajikan sehingga diterima sebagai sebuah informasi, yang dapat menambah pengetahuan seseorang.

Sedangkan pengertian nilai itu sendiri adalah “sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia”. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.


(14)

Menurut Sutabri (2005:31), “nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari informasi tersebut”.

Begitu juga menurut Jogiyanto (2005:31), “nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata”.

Menurut Hemingway (2000:175), ada dua faktor yang menentukan nilai informasi yaitu : (1) Kemampuan untuk menghasilkan dan menngunakan informasi dan (2) Keuntungan dari penggunaan informasi itu sendiri.

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Suryana yang dikutip oleh Koswara (1998:102), “nilai informasi berkaitan dengan bentuk data yang disajikan, apakah berbentuk pita magnetik, buku, jurnal, abstrak, bentuk isian,

disk, dan sebagainya”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa nilai informasi sangat tergantung pada isi, cara perolehan dan manfaatnya bagi pengguna dalam mendukung aktifitas yang sedang ia lakukan. Hal ini didukung oleh pendapat yane menyatakan bahwa pada umumnya nilai informasi harus mencakup

1. Isi informasi (luas bidang cakupan)

2. Kecermatan pembuatan dan format penyajian 3. Kemutakhiran informasi (up-to-dateness)

4. Kualitas informasi (kredibilitas dan akseptibilitas)

5. Frekuensi penyajian informasi (Suryana yang dikutip oleh koswara, 1998:102)

2.2 Pengukuran Nilai Informasi

Sebagian besar informasi tidak dapat ditafsir keuntungannya dengan nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Untuk menentukan nilai suatu informasi maka dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.


(15)

Menurut Sutabri (2005:31) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai informasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mudah Diperoleh

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu sistem.

2. Luas dan Lengkap

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, Karena tidak dapat digunakan secara baik.

3. Ketelitian

Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

4. Kecocokan

Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat.

5. Ketepatan Waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi tidak bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan.

6. Kejelasan

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi, kejelasan informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi.

7. Fleksibilitas / Keluwesan

Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes informasi tersebut.


(16)

8. Dapat Dibuktikan

Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

9. Tidak Ada Prasangka

Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.

10. Dapat Diukur

Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan.

Sedangakan menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Hasugian (2009:93), informasi memiliki beberapa parameter yaitu :

1. Kuantitas informasi

Berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah dokumen, halaman, kata huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya.

2. Isi

Merupakan makna dari informasi itu sendiri. 3. Struktur

Struktur atau format ataupun tata susunan informasi serta hubungan logisnya dengan pernyataan atau unsur yang dapat dijadikan parameter dalam menilai informasi.

4. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu gagasan atau ide

5. Hidup yang merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil dari informasi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam menilai sebuah informasi ada ciri – ciri atau karakteristik yang harus dipenuhi. Mulai dari bagaimana cara memperoleh, isi, bentuk atau format hingga informasi itu sendiri dapat dibuktikan atau tidak. Format berkaitan dengan tata susunan serta hubungan antara unsur-unsur yang disajikan.


(17)

2.3 Ciri – Ciri informasi

Informasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi ada beberapa ciri yang harus dimiliki oleh informasi. Menurut Davis (1991:29), informasi memiliki ciri – ciri , diantaranya : 1. Benar/salah

Berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan 2. Baru

Informasi benar-benar baru bagi penerima 3. Tambahan

Informasi dapat memperbaharui/memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

4. Korektif

Digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah

5. Penegas

Dapat mempertegas informasi yang telah ada, sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat

Sedangkan Menurut Mayer (2005:3), ada beberapa karakter atau ciri dari informasi yaitu :

1. Information is acquired at definite

2. Information has a definite value, which may be quantified and treated as an accountable asset

3. Information consumption can be quantifed 4. Information has a clear life cycle

5. Information may be processed and refined, so thet raw materials (e.g., database) are converted into finished product (e.g., public directories) 6. Substitutes for any specific item or collection of information are available,

and may be quantified as more expensive or less expensive

Pendapat diatas menunjukan bahwa karakter informasi adalah nformasi diperoleh pada saat tertentu, informasi memiliki siklus nilai, informasi yang digunakan dapat dihitung, informasi juga memiliki siklus hidup yang jelas, Informasi akan diproses menjadi sebuah produk yang dapat dilihat misalnya direktori yang diolah melalui sebuah database.


(18)

Dari kedua pendapat yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diketahui bahwa informasi memiliki banyak karakteristik. Diantarnya dari sudut pandang penyajian, informasi memiliki ciri atau karekteristik baru dan korektif. Sedangkan dari substansi informasi itu sendiri, informas memiliki daur hidup, mulai dari proses penciptaan hingga proses pemanfaatan. Informasi juga memiliki nilai.

2.4 Manfaat Informasi

Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada para pengguna. Adapun manfaat dari informasi itu sendiri menurut Sutanta (2003:11), adalah :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan mengahasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan

Pendapat diatas menunjukuan bahwa dengan informasi akan memberikan standard, aturan, ukuran dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.


(19)

2.5 Kualitas Informasi

Nilai informasi ditentukan oleh banyak hal, diantaranya adalah kualitas informasi karena secara tidak langsung nilai informasi akan diperoleh. Berbagai macam karakteristik yang digunakan oleh para ahli dalam mengukur kualitas informasi, mereka mempunyai pemikiran yang berbeda – beda dalam menentukan kua litas informasi.

Ahituv yang dikutip oleh Jogiyanto (2007:16), mengukur kualitas informasi dengan menggunakan 5 macam karakteristik yaitu :

1. Akurasi (accuracy)

2. Ketepatwaktuan (timelines) 3. Relevan (relevance)

4. Agregasi (aggregation) 5. Pemformatan (formatting)

Hal yang sama dikemukan oleh Ivari dan Koskela yang dikutip oleh Jogiyanto (2007:17), yang menggunakan tiga buah konstruk untuk mengukur kua litas informasi, yaitu

1. Keinformatifan konstruk (construct informativeness) yang terdiri dari relevansi item, kelengkapan, kekinian, akurasi dan kredibilitas.

2. Keaksesan (accessibility) terdiri dari kenyamanan, ketepatwaktuan dan interpretabilitas.

3. Keadaptasian (adaptability)

Sedangkan Swanson yang dikut ip oleh Jogiyanto (2007:16), mengukur kualitas informasi dengan pengukuran keunikan (uniquness), ketepatan

(conciseness), kejelasan (clarity) dan keterbacaan (readability)

Berdasarkan pendapat dan uraian tentang karakteristik yang digunakan dalan mengukur kualitas informasi dapat dikatakan bahwa kualitas informasi tergantung dari 4 hal yaitu :

1. Akurat (Accurate)

Informasi dikatakan akurat yaitu informasi harus jelas mencerminkan maksud yang disampaikan dan harus bebas dari kesalahan-kesalahan serta tidak bias atau menyesatkan. Ukuran keakuratan informasi amat bervariasi dan amat tergantung pada sifat informasi yang dihasilkan. Semakin kritis suatu


(20)

informasi, akan semakin tinggi keakuratan yang diperlukan, sehingga semakin tinggi tingkat kepuasan yang diberikan kepada penggunanya.

2. Tepat Waktu (Timelines)

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaanya. Ketepatan adalah informasi tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya. Ketepatan waktu juga berarti kegiatan menyajikan informasi pada saat transaksi terjadi atau pada saat informasi tersebut dibutuhkan. Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan lebih rendah, karena informasi yang cepat dan tepat akan lebih baik

3. Relevan (Relevance)

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut harus bermanfaat bagi si penerima informasi. Relevansi informasi yang diterima oleh masing-masing penerima sangatlah berbeda-beda.

4. Lengkap (Complete)

Lengkap ialah tidak boleh ada bagian informasi yang penting atau esensial bagi pengambil keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang, karena akan menghasilkan keputusan yang salah nantinya.

2.6 Kebutuhan Informasi

Setiap orang memilik berbagai macam kebutuhan, diantaranya adalah kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi bagi sebagian orang adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Informasi yang nantinya diterima akan dijadikan pedoman dalam melakukan segala kegiatan sehingga menghasilkan sebuah keputusan dan pemenuhan kebutuhannya. Krech dkk yang dikutip oleh Yusuf (1995:10) lebih jauh menjelaskan ”karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut”. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan.


(21)

Menurut Taylor, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika need for information not existing in the remembered experience of the inquirer yaitu ketika kebutuhan informasi belum

sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Dengan kata lain informasi yang aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mental-description of an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa

sesungguhnya yang ia butuhkan. Pada tingkatan ini kebutuhan informasi mulai dapat dijelaskan atau digambarkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu

dapat mengenali kebutuhan informasinya. Ditahapan ini kebutuhan dinyatakan dengan resmi.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Dalam tulisannya, Guha yang dikutip oleh Syaffril (2004:18), menyebutkan

untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu :

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai


(22)

perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa bahwa kebutuhan informasi terdiri dari empat tingkatan dan empat pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi. Pendekatan yang dilakukan tentunya berdasarkan kebutuhan informasi, sehingga lebih muda dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi

2.7 Identifikasi Kebutuhan Informasi

Menurut Muchyidin yang dikutip oleh Koswara (1998:139), informasi memiliki enam komponen yang masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan kekhasannya masing-masing. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah:

1. Absolute information, merupakan pohonnya informasi, yaitu jenis

informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

2. Substitutional information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada

kasus dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan istilah komunikasi.

3. Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.

4. Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

perasaan dan emosi manusia. Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.

5. Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter

logis informasi-informasi tertentu.

6. Cultural information, yaitu informasi yang memberikan tekanan pada

dimensi kultural.

Sedangkan Davis (1991:32), menyebutkan bahwa ada 4 jenis informasi, yaitu :

1. Monitoring information, yaitu jenis informasi dimana informasi berfungsi

untuk mengkonfirmasi tindakan yang akan diambil.

2. Problem finding information, informasi harus mewakili atau menjawab


(23)

3. Action information, informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil

sebuah tindakan.

4. Decision support, hasil dari tindakan yang telah diambil, akan dijadikan

bahan untuk mengambil keputusan.

Dari dua perbedaan pendapat diatas maka kita dapat mengetahui berbagai jenis atau komponen informasi lengkap dengan defenisinya, bahwa sesungguhnya informasi memiliki berbagai jenis yang ditentukan oleh kebutuhan informasinya sendiri.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Katz yang dikutip oleh Yusuf (1995:4), menemukan dalam penelitiannya bahwa ”orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah”.

Ini berarti bahwa orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya dari pada orang-orang pada umumnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya orang lebih senang berpikir simpleks dari pada orang-orang yang berpendidkan tinggi yang lebih banyak menggunakan pola berpikir multipleks. Konsep multipleksitas dalam berpikir ini diusulkan oleh Krech dkk dalam Yusuf (1995:5), untuk menjelaskan adanya perbedaan dalam cara orang mengalami perubahan kognisi yang di antaranya dipengaruhi oleh sistem kognisi yang sudah dipunyai oleh orang yang bersangkutan sebelumnya. Semua informasi yang menerpa orang yang berpikiran multipleks akan dikelolanya, dikaitkan dengan informasi lain yang sudah dimiliki untuk kemudian dicari pola kaitannya guna menghasilkan pengetahuan baru atau informasi baru.

Menurut Sulistiyo-Basuki (2004:396), kebutuhan informasi ditentukan oleh:

1. Kisaran informasi yang tersedia


(24)

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing- masing pemakai

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Sedangkan menurut Guinchat dalam Chowdhury (1999:180), kebutuhan informasi ditentukan berdasarkan kategori pengguna yaitu :

1. Users not yet engaged in active life, such as student

2. User with a job and whose information needs are related to their work 3. The ordinary citizen requiring general information for social purpose

Dilihat dari dua pendapat diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi pengguna disebabkan oleh dua faktor, yaitu

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal misalnya pada pengguna yang mencari informasi karena lingkungan yang mengharuskan mencari informasi, hal ini biasa terjadi pada mahasiswa yang mencari informasi karena kebutuhan tugas.

2. Faktor internal

Faktor internal seperti motivasi dalam diri yang harus memenuhi kebutuhan informasinya sendiri.

2.9 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, kebutuhan informasi tersebut dipengarui oleh beberapa hal seperti yang telah dijelaskan diatas. Begitupun dengan karakteristik informasi, beberapa tokoh mengemukakan tentang karakteristik kebutuhan informasi. Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:94), ia menyatakan bahwa ada sebelas karakteristik kebutuhan informasi yaitu :

1. Pokok Masalah (Subject)

Subject atau pokok masalah yang ada dalam informasi merupakan hal yang

paling mudah untuk dilihat. Dalam menguraikan pokok masalah dalam kebutuhan informasi ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu : Beberapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam informasi, seberapa


(25)

jauh kedalam pokok masalahnya, dan apakah terdapat masalah dalam menetukan subjek yang lebih rinci.

2. Fungsi (Function)

Pengguna informasi memiliki fungsi yang berbeda dalam memanfaatkan setiap informasi yang didapatkannya.Pada dasarnya pengguna membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu : fungsi temuan, fungsi aktualisasi informasi, fungsi penelitian, fungsi penyegaran dan fungsi pendorong.

3. Sifat (Nature)

Sifat informasi yang dimaksudkan seperti informasi berubah pada periode tertentu, informasi juga akan merubah pemikiran orang.

4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level)

Tingkat intelektual orang berbeda-beda, inilah salah satu hal yang menyebabkan bahwa kebutuhan informasi setiap orang juga berbeda. Dalam pemahaman setiap informasi yang diterima, pengguna juga memerlukan tingkat intelektualitas.

5. Titik Pandang (View Point)

Informasi dalam setiap bidang dilihat dengan titik pandang atau view point yang berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkannya dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran dan bidangnya masing-masing.

6. Kuantitas (Quantity)

Setiap pengguna informasi tentu membutuhkan jumlah informasi yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasi. Jumlah informasi ditentukan oleh setiap individu artinya, setiap pengguna mampu untuk menentukan batasan informasinya masing-masing.

7. Kualitas (Quality)

Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap penggunaan informasi.


(26)

8. Batas Waktu Pengiriman (Date)

Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi yang berbeda – beda.

9. Kecepatan pengiriman (Speed of Delivery)

Kecepatan pengiriman merupakan salah satu hal yang mempengarui kua litas informasi. Jika waktu pengiriman lama, maka informasi yang datang juga lama ini akan mengakibatkan sulit untuk mengambil keputusan.

10.Tempat Asal Publikasi (Place)

Bagi pengguna informasi tempat asal publikasi merupakan faktor yang dapat membantu dalam mencari pokok permasalahan.

11.Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and packaging)

Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian dari pokok masalah hingga riset, sedangkan pemrosesan misalnya disajikan dalam bentuk cetak atau elektronik. Sedangkan menurut Leckie dkk (1996:161), kebutuhan informasi memiliki enam karateristik yang dapat menunjukan wujud dari kebutuhan informasi yaitu :

1. Demografis seseorang (Demography) 2. Konteks (context)

3. Frekuensi (Frequency) 4. Kemungkinan (Probability) 5. Kepentingan (Importance) 6. Kerumitan (difficulty)

Dari dua pendapat diatas yang mengemukakan tentang karakteristik kebutuhan informasi, maka secara jelas terdapat beberapa perbedaan diantaranya yaitu demografis seseorang, kemungkinan dan kepentingan. Pada pendapat kedua demografis seorang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang berujung pada intelektualitas seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Sedangkan kemungkinan dan kepentingan merupakan dua hal yang berbeda pada pendapat sebelumnya. Oleh karena itu pada dasarnya setiap pengguna informasi memiliki kebutuhan dan karakteristik kebutuhan informasi yang berbeda, yang salah satunya dipengarui oleh tingkat intelektual seseorang.


(27)

2.10 Kriteria Pemilihan Sumber Informasi

Banjir informasi yang dikarenakan oleh keberadaan internet memunculkan sebuah gejala yang disebut information explode yaitu ledakan informasi. Ledakan informasi yang terjadi membuat pengguna merasa bingung dalam memilih sumber informasi mana yang harus digunakan dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi mereka. Seperti yang telah diketahui sumber-sumber informasi dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dll). Oleh karena itu hendaknya para pengguna mengidentifikasi sumber informasi terlebih dahulu.

Dalam artikelnya Adam (2009:1), menyebutkan ada beberapa kriteria dalam memilih sumber informasi yaitu :

1. Relevansi

Relevansi, mengacu pada sejauh mana informasi yang ingin dicari sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Ketika tidak memperhatikan aspek relevansi ini, maka akan membuang-buang waktu dan tenaga dalam mencari informasi.

2. Kredibilitas

Sebuah informasi yang kredibel adalah informasi yang berkualitas dan dapat dipercaya. Kredibilitas informasi biasanya berhubungan dengan kredibilitas penulisnya, lembaganya, pemanfaatannya dan proses pembuatannya

3. Pemanfaatannya

Semakin banyak tulisan seorang dalam sebuah jurnal disitir orang maka semaking kredibel dan bermanfaatlah informasi tersebut.

4. Proses penciptaan

Informasi yang telah tersedia akan dievaluasi, hingga memiliki mutu yang lebih baik.

5. Kemutakhiran sumber informasi

Kemutakhiran sebuah buku ataupun karya tulis dapat dilihat dari tahun publikasi dari tulisan tersebut.


(28)

6. Obyektifitas

Sebuah tulisan dikatakan obyektif jika tulisan tersebut tidak dipengaruhi oleh emosi atau pendapat pribadi penciptanya. Sebaliknya karya dikatakan obyektif jika karya tersebut didasarkan pada fakta atau fenomena yang dapat diamati. 7. Kedalaman informasinya

Penulis menggunakan sebuah pendekatan dalam penyajian karyanya dan ia mencantumkan kelebihan dan kekurangannya, maka informasi itu dapat dikatakan dalam.

Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Hadi (2004:67), ia mengatakan bahwa ada tiga pedoman untuk memilih sumber informasi, yaitu relevansi, kemutakhiran dan adekuasi.

Dari dua pendapat diatas yang berbeda, maka dapat dilihat bahwa ada hal-hal yang harus dilihat dalam memilih sumber informasi. Kriteria sumber informasi paling tidak harus mencakup :

1. Relevansi

Relevansi merupakan hal yang mengacu pada sejauh mana informasi yang ingin disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas. Pada relevansi ada beberapa hal pula yang harus diperhatikan yaitu nilai guna, Informasi yang dicari harus memiliki nilai guna. Kedalaman tentang informasi, sebuah topik akan lebih mendalam dibahas pada artikel ilmiah yang ada dalam jurnal dari pada tulisan yang ada di Blog.

2. Kredibilitas

Kredibilitas adalah kualitas dan kepercayaan. Sebuah informasi yang kredibel adalah informasi yang berkualitas dan dapat dipercaya. Kredibilitas informasi biasanya berhubungan dengan kredibilitas penulisnya, lembaganya, pemanfaatannya dan proses pembuatannya.

3. Kemutakhiran

Kemutakhiran sebuah sumber informasi baik berupa buku, jurnal maupun lainnya, dapat dilihat dari tahun publikasi tulisan tersebut. Pengetahuan tentang kemutakhiran sumber informasi ini penting. Jika tidak memperhatikan kriteria atau aspek ini seringkali kita akan mendapatkan informasi yang kadaluwarsa.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor,1992: 21-22). Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah, penelitian ini juga berusaha menggali kemampuan mahasiswa dalam menilai informasi dalam proses pemenuhan kebutuhan informasinya.

Menurut Glaser dan Strauss dalam Pendit (2003: 297), “data kualitatif dapat mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk teori tentang hubungan antar manusia, yaitu kondisi, norma, penyimpangan, proses, pola dan sistem sosial yang ada di sebuah masyarakat, sesuai dengan apa yang selama ini dialami dan dirasakan oleh orang-orang di masyarakat itu”.

Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan pada keadaan alamiah atau naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul dan didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian. Fakta yang diperoleh menjadi data yang dikomunikasikan dalam bentuk informasi yang dilaporkan secara narasi yang berisi ketajaman analisis penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan (Moleong, 2000:86).

Secara substantif lokasi penelitian ini dilakukan di Kampus Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Jl. Abdul Hakim No. 4 Kampus USU.


(30)

Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu dan tenaga. Sedangkan waktu pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2010.

3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Mengidentifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian (Sutopo, 2002:50).

Informan penelitian ini yaitu mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan Tahun 2008-2009, khususnya mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhirnya berupa tesis. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei secara langsung pada Bagian Tata Usaha di Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Menentukan Informan

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yang menjadi informan dan yang melakukan penilaian terhadap dokumen. Penelitian ini hanya memilih informan yang dinggap mengetahui masalahnya. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposif. Purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:61)”.

Sedangkan penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik

snowball sampling (bergulir seperti bola salju). Snowball sampling merupakan

teknik penentuan informan yang digunakan dengan cara menentukan satu informan kemudian dicari dan digali informasi menganai masalah penelitian. Selanjutnya dari informan tersebut dicari keterangan mengenai informan selanjutnya hinggga terus berantai.


(31)

Gambar 1. Rangkaian Rujukan Informan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari informan pertama merujuk ke informan selanjutnya. Seperti Informan pertama yang disimbolkan dengan I1 merujuk pada informan kedua (I2). Begitu juga dari informan kedua yang diminta keterangannya untuk informan selenjutnya, hingga informan kelima (I5).

Penelitian ini tidak menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang pembahasan topik. Malainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahannya pada permasalahan yang diteliti. Penentuan informan didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, karena informan tidak dimasukkan dalam generalisasi.. Pemilihan informan yang pertama (Entry Point) diwawancarai berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitan.

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

I1 I2 I3

I4 I5


(32)

3.3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

1. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. 3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat


(33)

dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternative atau penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran (Marshall dan Rosman dalam liliana, 2009).

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek atau informan. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.3.6 Menarik Kesimpulan

Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks terisi, tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dalam hal ini dapat menggiring pada pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan. Kesimpulan akhir merupakan keadaan yang belum jelas kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa permasalahan didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah kesimpulan. Hal ini dimaksudkan apabila ada data baru kemudian


(34)

akan merubah kesimpulan sementara segera melakukan perbaikan melalui data yang diperoleh selanjutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan :

1. Wawancara Mendalam (depth interview), wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu” (Moleong, 2002:135). Maka dapat diketahui bahwa untuk memperoleh data utama adalah melalui wawancara kepada informan guna memperoleh data yang akurat dan relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada dilokasi penelitian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang bahkan dapat diluar dari daftar pertanyaan dengan maksud untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang dibutuhkan, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan mahasiswa pascasarjana Ilmu Hukum. Menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur.

2. Observasi, Arikunto (2002:146) mendefinisikan bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”. Dari pengertian ini dapat diambil suatu pengertian bahwa, Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini diberlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi sosial yang terjadi.

3. Studi Dokumentasi, data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah


(35)

terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam perpustakaan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen penelitian yang dapat membantu dalam pengumpulan data, yaitu berupa:

1) Pedoman wawancara, pedoman wawancara ini berisi hal – hal pokok yang akan ditanyakan sebagai pemancing percakapan. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.

2) Perekam Suara, selain alat tulis sebagai alat bantu peneliti juga menggunakan perekam suara karena pada dasarnya pengamatan dan ingatan manusia sangat terbatas.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder:

1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata,, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder

Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, dan dokumen lain yang berhubunagan dengan penelitian ini.


(36)

3.7 Keabsahan Data (Validity)

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adlaah adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.


(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Hukum USU Tahun 2008-2009. Tepatnya mahasiswa yang sedang menyusun tesis. Dari hasil wawancara diperoleh informan sebanyak 5 orang, Pada proses wawancara bersama informan keempat, mulai ditemukan data yang selalu sama dan berulang-ulang. Namun penulis masih meneruskan penggalian data kepada informan lain dengan harapan akan menemukan data baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan :

Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan

No. Kode Informan

Judul Tesis Lokasi

Wawancara 1. I1 Analisis hukum terhadap penerbitan surat

berharga syariah negara (sukuk) berdasarkan UU No.19 tahun 2008 tentang surat berharga syariah negara

Kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU

2. I2 Analisis yuridis rehabilitasi terhadap pengguna narkotika dalam perspektif pembaharuan hukum pidana nasional

Layanan Digital Perpustakaan

USU 3. I3 Tanggung jawab dewan komisaris dalam hal

kepailitan berdasarkan Undang-Undang RI No.37 tahun 2004 tentang kepailitan

Kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU


(38)

Dari keempat judul tesis di atas, dapat dilihat bahwa keempat informan melakukan analisis terhadap Undang-Undang, baik mengenai hukum pidana maupun hukum perdata. Mereka melakukan pemeriksaan kembali (recheck) terhadap Undang-Undang sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk perbandingan terhadap sebuah kebijakan hukum yang baru diterapkan dengan Undang-Undang yang telah disahkan. Apakah telah sesuai dengan butir-butir hukumnya atau tidak.

Informan pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I2, I3, I4 dan I5. Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara tersebut. I1 diwawancarai bertempat di kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU (lihat lampiran II). Proses bertemunya penulis dengan I1 adalah dimulai pada tahap pengamatan di Pascasarjana Ilmu Hukum USU terlebih dahulu, lalu bertanya pada bagian tata usaha, biasanya pada saat kapan mahasiwa datang. Dikarenakan mereka sedang menyususn tesis, sehingga tidak ada jadwal kuliah lagi. Dari bagian tata usaha didapatkan jawaban yang tidak pasti, karena memang mahasiswa yang tidak memiliki jadwal kuliah tidak dapat dipastikan kehadirannya. Namun, penulis tetap berusaha datang pada hari-hari berikutnya. Hingga akhirnya ketika penulis duduk pada bagian belakang Departemen Pascasarjana Ilmu Hukum USU, datang mahasiswa yang hendak beristirahat, dengan selang waktu penulis pun berusaha menghampiri dan bertanya mengenai keperluannya datang ke kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Dengan pertemuan itu, penulis berusaha untuk meminta kesediaan mahasiswa untuk diwawancarai, karena mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik informan dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa yang sedang menyusun tesis dan angkatan 2008- 2009.

Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha terus untuk mencari tahu waktu mahasiswa datang ke kampus, dengan melihat jadwal mahasiswa yang akan mengadakan seminar proposal (kolokium). Untuk informan selanjutnya


(39)

pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu. Karena sebagian mahasiwa ada yang bekerja, sehingga memiliki rutinitas yang padat. Wawancara berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan dengan wawancara mendalam (depth interview). Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Pelaksanaan wawancara lebih dominan dilakukan pada sore dan siang hari tepatnya berada di Ruang Layanan Digital (S2) Perpustakaan USU dan di Departemen Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun terkadang penulis menggunakan istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan pedoman wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya

4.2 Kategori

Setelah mengkaji keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Penulis dapat menurunkan delapan kategori yang berkaitan dengan nilai informasi. Adapun kedelapan kategori itu adalah, sebagai berikut :


(40)

4.2.1 Kemutakhiran

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan kelima informan adalah kemutakhiran. Kemutakhiran merupakan bagian dari sumber informasi yang merupakan salah satu bagian dalam nilai informasi. Kemutakhiran sebuah sumber informasi baik berupa buku, jurnal maupun lainnya, dapat dilihat dari tahun publikasi atau tahun terbit dari tulisan tersebut.

Pengetahuan tentang kemutakhiran sumber informasi ini penting. Jika tidak memperhatikan kriteria atau aspek ini seringkali akan mendapatkan informasi yang kadaluwarsa. Informasi yang kadaluwarsa akan menyebabkan kesalahan untuk mengambil sebuah tindakan, baik keputusan maupun yang lainnya. Oleh karena itu kemutakhiran informasi salah satunya ditentukan oleh tahun terbit sumber informasi itu sendiri.

Tahun terbit atau tahun publikasi merupakan hal penting dalam kemutakhiran sebuah sumber informasi. Seperti apa yang telah dijelaskan pada bab sebelumya (lihat bab II), bahwa dalam menentukan sumber informasi ada hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah kemutakhiran sumber informasi itu sendiri. Kemutakhiran sebuah buku ataupun karya tulis dapat dilihat dari tahun terbit dari tulisan tersebut. Dalam menentukan jenis sumber informasi apa yang akan digunakan, sebagian informan menyatakan bahwa tahun terbit dari sebuah sumber informasi merupakan hal yang diperhatikan dalam menentukan nilai informasi. Informasi akan semakin bernilai jika informasi yang diterima tidak kadaluwarsa (out of date). Hal ini sesuai dengan pernyataan I2, I3 dan I5 sebagai berikut :

“...biasanya yang baru – baru sih” “..paling utama ya harus uptodate...”

”...ya salah satu kriterianya ya buku itu baru, jika dilihat dari tahun terbitnya...”

Dari pernyataan di atas menunjukan bahwa informasi yang baru adalah informasi yang mereka butuhkan, meskipun tidak menjamin bahwa informasi yang baru adalah informasi yang baik. Tetapi informasi yang baru diharapkan


(41)

dapat menjadi masukan dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan yang diambil dalam hal ini adalah keputusan dalam menggunakan jenis sumber informasi tersebut. Karena jika menggunakan informasi yang ada dalam sebuah sumber informasi yang sifatnya kadaluwarsa, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman, bahkan bisa mengakibatkan kesalahan dalam proses pengambilan kebijakan. Namun, dalam menentukan jenis sumber informasi yang akan digunakan berdasarkan tahun terbit, tidak dilakukan secara keseluruhan pada mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Hal ini dikarenakan perkembangan ilmu hukum yang cukup lama untuk melahirkan sebuah hukum baru. Pada dasarnya perkembangan hukum disesuaikan dengan keadaan dan kondisi zaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I4 dan I5 yang menyatakan bahwa :

“...dengan berkembangnya zaman pasti ada hukum-hukum baru yang timbul, disesuaikan dengan keadaan zamannya...”

”...hukum itu kan sifatnya gak selalu baru, tapi dinamis artinya mengikuti perkembangan, baik situasi maupun kondisi yang ada. Contohnya aja, hukum perbankan, kan karena suatu hal bisa aja diterbitkan undang-undang atau hukum yang baru kan...”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya hukum yang sekarang akan mengalami pembaharuan atau revisi. Hal ini disebabkan ada beberapa bagian dalam hukum itu sendiri yang dianggap telah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada, sehingga harus disesuaikan. Berkaitan dengan kemutkahiran yang dilihat dari tahun publikasi atau tahun terbit, ada alasan lain dari penggunaan jenis sumber informasi yang tidak didasarkan pada tahun terbit melainkan didasarkan pada topik yang sedang dikaji atau diteliti. Beberapa informan mengkaji mengenai perkembangan hukum, hal ini menunjukan bahwa sumber informasi yang dibutuhkan adalah sumber informasi yang tahun terbitnya mulai dari awal hingga sekarang karena ingin melihat perkembangannya, artinya mulai dari penerbitan hukum yang lama hingga pembaharuan hukum yang sekarang. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I2 dan I4, yaitu :


(42)

“...karena tesis saya mengenai pembaharuan, jadi mulai yang lama sampai yang baru..”

“...tahun terbit gak gitu memperhatikan karena kan hukum tentang money laundring termasuk hukum yang baru, dibangdingkan Undang-undang yang lain.. jadi buku nya juga buku yang beberapa tahun terakhir ney aja...”

Berdasarkan pernyataan I2 dan I4 tahun terbit bukanlah satu-satunya hal yang menentukan kemutakhiran sebuah informasi. Melainkan ada hal lain yang dilihat dalam kemutakhiran adalah topik dari informasi yang dimaksud. Namun demikian bukan berarti sumber informasi yang berisi mengenai hukum-hukum lama tidak digunakan. Artinya hukum yang lama dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan oleh mahasiswa dalam menyusun topik mengenai tesisnya. Seperti pernyataan informan I1 sebagai berikut :

”... kalo ada yang buku terbaru pastinya yang baru la dipake tapi kalo gak ada ya yang lama juga gak apa-apa sih untuk mendukung, tapi kalo yang baru ada ...”

Seperti yang telah diungkapkan bahwa kemutakhiran tidak hanya dilihat berdasarkan tahun terbit, melainkan dari topik dan jenis sumber informasinya. Berbagai jenis sumber informasi yang telah tersedia baik berupa buku, jurnal, majalah maupun hasil-hasil penelitian (berupa tesis dan disertasi) dan sumber-sumber informasi lainnya yang dianggap sesuai (internet, koran, dll).

Untuk pemenuhan kebutuhan informasi mengenai perkuliahan seperti penyelesaian tesis, informan lebih banyak menggunakan sumber informasi buku dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau sejenisnya. Hal ini tercermin dalam pernyataan informan I1, I4 dan I5, yang menyatakan bahwa :

“...ngumpulin buku buku, contoh tesis yang lain, yang nantinya digunakan sebagai bahan perbandingan...”

”...kayak KUHAP, KUHP Pidana dan Perdata, juga buku – buku yang


(43)

”...menurut kakak buku adalah sumber informasi yang mudah untuk digunakan dan ditemukan, gak perlu fasilitas yang signifikan...”

Untuk jenis sumber informasi yang digunakan mahasiswa Ilmu Hukum USU lebih cenderung menggunakan buku, KUHAP serta KUHP. Buku merupakan salah satu jenis sumber informasi yang banyak digunakan oleh informan.

Hal ini dikarenakan, dalam penyusunan tesisnya mereka menganalisa hukum secara yuridis, yang pada umumnya bahan atau literatur dapat ditemukan pada buku. Dengan menggunakan buku sebagai sumber informasi, informan dapat menemukan informasi secara jelas.

Buku merupakan salah satu jenis sumber informasi yan tercetak.berdasarkan hasl wawancara informan lebih banyak menggunakan sumber informasi buku, karena informan menganggap bahwa buku merupakan sumber informasi yang memberikan penjelasan secara terperinci (detail), selain itu buku juga merupakan sumber informasi yang mudah didapat dan mudah dibawa kemana-mana. Pernyataan ini berkaitan dengan pernyataan informan I3, I4 dan I5.

“...kan buku mudah didapat..”

”...buku kan sudah jelas secara tertulis bisa dengan gampang kita mencarinya...”

“...mudah untuk digunakan dan ditemukan...”

Informan menganggap bahwa sumber informasi buku adalah sumber informasi yang mudah untuk ditemukan dan mudah untuk didapat. Buku yang dibutuhkan dapat ditemukan di tempat – tempat penyedia sumber informasi seperti toko buku dan perpustakaan. Toko buku pada dasarnya adalah pusat penyedia sumber informasi yang berbasis laba, sedangkan perpustakaan sebaliknya. Perpustakaan adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis sumber informasi yang berbasis nirlaba. Berdasarkan hal ini informan berusaha memenuhi kebutuhan informasinya dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut :


(44)

“…nyari bukunya di gramedia atau toko buku lainnya...”

Pernyataan di atas dikemukakan oleh I3 dan I5, yang menunjukkan bahwa informan tersebut rela membeli buku untuk memenuhi kebutuhan informasinya dalam penyelesaian tesisnya. Informan menganggap bahwa buku yang tersedia di toko buku lebih banyak jenisnya dan cenderung waktu yang dimiliki oleh informan lebih banyak digunakan dalam kegiatan luar kampus.

Namun demikian berdasarkan hasil wawancara, ada juga informan yang memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan. Perpustakaan adalah lembaga penyedia berbagai jenis sumber informasi. Sumber informasi yang disediakan baik dalam bentuk tercetak maupun elektornik. Sumber informasi tercetak dapat ditemukan pada sumber informasi seperti buku, jurnal tercetak, majalah dll. Sedangkan sumber informasi elektronik dapat berupa e-journal dan

e-book. Bertolak dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa terdapat informan

yang memanfaatkan jurnal elektronik yang telah dilanggan oleh perpustakaan USU, khusus untuk bidang ilmu hukum yaitu westlaw. Berikut adalah hasil penuturan I2 dan I5 :

“...ya, westlaw...”

“...menggunakan jurnal elektronik USU yang khusus dibidang hukum, yaitu westlaw...”

Westlaw adalah salah satu jenis jurnal elektronik yang dilanggan oleh

perpustakaan USU, yang isinya sebagian besar mencakup bidang ilmu hukum.

Westlaw berisikan artikel-artikel yang dihasilkan oleh orang yang menguasai pada

masing-masing bidangnya. Westlaw mencakup bidang ilmu hukum yang cukup luas.

Selain itu penggunaan sumber informasi dapat digunakan melalui internet. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 yang menyatakan bahwa ia juga menggunakan internet sebagai sumber informasinya begitu juga dengan I5 yang menyatakan hal serupa, berikut adalah kutipannya :


(45)

”...biasanya internet sih...”

”...menggunakan internet dalam memenuhi kebutuhan informasi...”

Begitu banyak sumber informasi yang tersedia pada saat ini salah satunya adalah internet. Internet bukan lagi menjadi sesuatu yang aneh dan sulit didapat seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang cepat dan semakin murah, dengan fitur-fitur baru untuk kemudahan komunikasi terutama yang berhubungan dengan teknologi internet itu sendiri. Internet adalah salah satu sumber informasi yeng menyediakan banyak informasi. Informasi yang disajikan pada umumnya informasi yang sifatnya terbaru atau up to date. Meskipun terdapat informasi yang sifatnya pengetahuan sejarah atau informasi mengenai waktu dahulu. Internet juga merupakan sumber informasi yang digunakan oleh informan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Pemanfaatan internet sendiri menjadi sangat beragam, dari mulai surat elektronik (e-mail) hingga sampai pada pengiriman video. Salah satu kebutuhan informasi yang dapat dipenuhi dengan menggunakan sumber informasi internet adalah kebutuhan informasi akan kegiatan perkuliahan seperti mencari bahan atau literatur yang mendukung topik penelitiannya. Berikut adalah jawaban informan yaitu I2 dan I1 yang diperoleh melalui hasil wawancara.

” ... karena sekarang lagi nyusun tesis jadi informasi yang dibutuhin seputar bahasan judul tesis, seperti, penyalahgunaan narkotika...”.

“...karena kan butuh bahan banyak untuk mendukung tesis...”

Selain kebutuhan informasi mengenai perkuliahan, dengan internet informan juga dapat menemukan informasi apa saja, tidak harus mengenai tugas mereka seperti penyelesaian tesis. Melainkan mereka dapat menemukan informasi mengenai hal lain seperti lowongan pekerjaan. Berikut adalah hasil kutipan wawancara mendalam (depth interview) bersama I2 dan I5 :


(46)

“....mencari lowongan pekerjaan dengan menggunakan internet, kadang ngelihat-lhiat berita online, ngelihat informasi terbarulah pokoknya biar gak ketinggalan aja...”

Hal lain yang dapat ditemui dengan menggunakan internet yang berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan informasi, salah satunya adalah mengenai lowongan pekerjaan. Begitu banyak situs yang menyediakan dan menawarkan informasi mengenai lowongan pekerjaan, hanya pengguna harus memilihnya sesuai dengan kualifikasi yang ada pada diri sendiri. Informan sendiri juga menganggap bahwa ini merupakan bagian dari kebutuhan informasinya yang harus dipenuhi. Begitu juga mengenai berita, dapat dengan mudah ditemukan dengan menggunakan internet hanya dengan memilih database berita maka akan diketahui update berita yang diinginkan.

4.2.2 Kesesuaian (Relevan)

Kategori kedua yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkrip wawancara adalah kesesuaian (relevan). Kesesuaian atau relevan berkaitan dengan jenis sumber informasi dan kesesuaian antara topik bahasan dan informasi yang digunakan. Sumber informasi dikatakan relevan apabila, sumber informasi itu dapat mewakili kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Karena kebutuhan informasinya terfokus pada tahap penyusunan tesis maka sumber informasi yang digunakan adalah yang merujuk pada kajian objek yang diteliti.

Relevan juga memiliki kesamaan arti dengan kecocokan. Kecocokan artinya adalah kesesuaian antara pokok atau topik bahasan dengan informasi yang akan digunakan. Informan menggunakan sumber informasi yang sesuai dengan kajian topik dalam tesisnya, jika tidak sesuai maka cenderung mereka memilih jenis sumber informasi lain yang sesuai dengan kajian topiknya.

Hal ini dituliskan berdasarkan pada rujukan hasil wawancara informan I1 dan I2, yang hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

”...adalah cocok enggak sama judulnya, kalo gak cocok kan gak bisa dipake...”


(47)

“...menurut kakak dalam menentukan sumber informasi dilhiat dari kecocokan akan kebutuhan informasi kakak aja...”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam menentukan nilai informasi, maka didasarkan atas beberapa hal, diantaranya adalah kesesuaian atau kecocokan dengan topik bahasan lalu disesuaikan dengan sumber informasi yang akan digunakan. Kesesuaian atau relevansi merupakan hak yang mengacu pada sejauh mana informasi yang ingin disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas. Pada relevansi ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah kedalaman mengenai topik yang akan dibahas dari informasi itu sendiri.

Pada bab II dinyatakan bahwa relevansi bertolak pada sejauh mana informasi yang ingin dicari sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Ketika tidak memperhatikan aspek relevansi ini, maka akan membuang-buang waktu dan tenaga dalam mencari informasi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan, mereka memfokuskan pencarian informasinya pada satu topik saja, yaitu topik yang mendukung mengenai judul tesisnya. Berikut adalah hasil kutipan wawancara bersama I1 :

“...jauh lebih banyak dibanding kuliah, karena kan butuh bahan banyak

untuk mendukung tesis kakak biar tesis kakak bagus karena punya bahan yang lengkap...”.

Hal ini dilakukan karena informan mengangap bahwa dengan memfokuskan pada satu topik maka lebih memperhatikan kesesuaian topik yang dibahas. Karena informan menggunakan sebuah pendekatan dalam mengevaluasi informasi yang diterimanya yaitu dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan terhadap informasi yang disajikan. Hal yang paling diperhatikan dalam mencari informasi adalah kesesuaian isi informasi yang ditawarkan dengan topik atau kebutuhannya informasinya pada saat itu. Karena informasi memiliki sifat dinamis, yaitu sifat yang selalu berkembang berdasarkan fenomena yang terjadi. Berikut adalah kutipan wawancara bersama I1 :


(48)

“...cocok enggak sama judulnya...”

”... berkaitan gak sama informasi yang kita cari...”

Pernyataan di atas menunjukan bahwa (lihat lampiran II), kesesuaian isi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan penggunaan sumber informasi. Karena kalau isi tidak sesuai maka informasi tersebut tidak bermanfaat bagi informan dan tidak menambah pengetahuan informan.

4.2.3 Kebermanfaatan

Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada para pengguna. Hal ini sesuai dengan manfaat informasi itu sendiri, diantaranya adalah menambah pengetahuan. Dengan adanya informasi, maka akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan. Pernyataan yang sama disebutkan oleh I2 dan I5 mengenai manfaat informasi, yaitu :

“...sesuatu yang dapat meningkatkan pengetahuan kita, sehingga kita menjadi lebih tahu dan lebih baik,..”

“...ya informasi yang dapat menambah pengetahuan, sehingga yang menerima informasi tersebut dapat menjadi lebih mengetahui dan lebih paham akan sesuatu...”

Hal di atas menunjukkan bahwa Informasi adalah data yang diberi konteks, kemudian diolah untuk disajikan sehingga diterima sebagai sebuah informasi, yang dapat menambah pengetahuan seseorang. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab II bahwa dengan bertambahnya pengetahuan seseorang maka secara disadari informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat akan mengambil keputusan.

Selanjutnya, informasi yang diterima oleh masing-masing penerima sangatlah berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebutuhan akan informasi yang berbeda pula dari setiap orang. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti


(49)

nilai keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi dapat ditaksir nilai efektifitas dari informasi tersebut. Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi mahasiswa atau pengguna, sehingga informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 yang menyatakan bahwa :

“...kalo isinya yah udah pasti harus meliputi apa aja yang kakak cari, gak perlu banyak yang penting yang kakak cari ada...”

Pernyataan di atas menunjukan bahwa, cakupan dari isi informasi harus mewakili kebutuhan informasi, tidak perlu banyak, yang penting sesuai. Dengan kata lain dalam mencari informasi bukan kuantitas yang menjadi prioritas, melainkan kualitas. Sehingga kualitas lah yang akan menentukan informasi itu baik atau tidak, karena informasi yang baik belum tentu berkualitas, tetapi informasi yang berkua litas pasti informasi yang baik.

”... Informasi yang baik itu belum tentu berkualitas, tapi kalo informasi yang berkualitas pasti informasi itu sudah jelas baik..”

”... informasi yang berkualitas ya informasi yang bagus la...”

Dari pernyataan I2 dan I5 di atas, dapat diketahui bahwa informasi yang baik belum tentu berkualitas, namun sebaliknya informasi yang berkualitas adalah informasi yang baik dan bagus. Adapun kriteria untuk mengukur sebuah informasi dapat dikatakan berkualitas diantaranya adalah keinformatifan konstruk (yang meliputi dari relevansi item, kelengkapan, kekinian dan kredibilitas), Keaksesan (terdiri dari kenyamanan, ketepatwaktuan dan interpretabilitas) dan keadaptasian.

Selain itu bentuk informasi juga merupakan bagian dalam kesesuaian atau relevansi, karena relevansi merupakan sebagai salah satu kriteria nilai informasi. Tentunya nilai informasi berkaitan dengan bentuk data yang disajikan, apakah dalam bentuk tercetak, elektornik, pita magnetic, disk atau disajikan dalam bentuk yang lainnya (lihat bab II). Beberapa informan mengatakan bahwa data


(1)

yang dihasilkan. Semakin nyata (reliable) suatu informasi, akan semakin tinggi keakuratan yang diperlukan, sehingga semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang diberikan kepada penggunanya. Untuk mendapatkan keakuratan data maka data yang diterima dapat dibuktikan dengan cara membandingkan dengan literatur dan sumber informasi yang lain.

4. Kebermanfaatan

Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada para pengguna. Dengan adanya informasi, maka akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Karena salah satu manfaat informasi itu sendiri adalah dapat menambah pengetahuan.

5. Kemudahan Memperoleh dan Mengakses

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu sistem.

6. Kelengkapan dan Kejelasan

Informasi memiliki nilai yang lebih tinggi, apabila informasi tesebut lengkap dan jelas. Artinya, informasi yang disajikan secara keseluruhan, tidak hanya bagian demi bagian. Karena hal yang seperti ini dapat menimbulkan kekeliruan.

7. Kebenaran Data

Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

8. Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan merupakan bagian dari nilai informasi. Informasi yang dipercaya akan memiliki kualitas informasi. Kepercayaan terhadap sebuah informasi biasanya berhubungan dengan kepercayaan terhadap penulis, terhadap


(2)

Nilai informasi tidak dapat dihitung atau ditafsir nilai keuntungannya, melainkan dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Nilai informasi memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan pemahaman dari setiap informan.

5.2 Saran

Penelitian ini tidak berlaku secara general, maka saran hanya diberikan untuk penelitian lanjutan. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang membahas mengenai nilai informasi, hal ini dikarenakan belum ada yang melakuka n penelitian secara mendalam mengenai nilai informasi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adam. 2009. Mengidentifikasi Sumber Informasi.

<http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/mengidentifikasi-sumber-informasi/> Diakses Tanggal 28 Februari 2010

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chouwdhury. G.G . 1999. Introduction to Modern Information Retriavel. London : Library Association Publishing

Departement of the Navy Chief Informastion. 2005. Tutorial :The Value Of Informatio<http://nnlm.gov/evaluation/workshops/measuring_your_i mpact/Navy-tutorial.pdf> Diakses Tanggal 20 November 2009

Feri. 2004. Value of Information

<http://www.total.or.id/info.php?kk=Value%20of%20Information> Diakses Tanggal 19 Januari 2010

Gordon B. 1991. Management Information Systems : Conceptual Foundation, Structure and Development. Second edition. Newyork : McGraw

Hiils

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press

Hemingway, C. J. and Tom G. Gough. 2000. The Value of Information

Systems Teaching and Research In The Knowledge Society. Informing Science. Vol 3 no 4, 2000. 167-184

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fk-Ui Dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Pustaha. Vol.2, No.2, Desember 90-101

Jogiyanto, 2003. System Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset


(4)

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Kristanto, Andi. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Gava Media

Koeswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung: Remaja Rosdakarya

Lawrance, David B. 1999. The Economic Value of Information. Newyork :

Springer

Leckie, G.J; Pettigrew,K.E and Sylvain, C. 1996. Modelling the Information Seeking of Professional : A General Model Derived From Research On Engineers, Health Care Professionals, and Lawyers. Library Quaterly, 66(2): 161-193

Liliana, Astrid Wiwik. 2009. Gambaran Kelekatan (attachment) Remaja Akhi Putri Dengan Ibu.Jakarta : Universitas Guna Darma

Mayer, Hester W.J. 2005. The Nature of Information, and The Effective Use Information In Rural Development. Information Research. Vol.10

No.2 January 3-4

Miranda ,Silvania V. And Kira M.A. Taraponoff. 2008. Information Needs and Information Competencies: A Case Study of the Off-site Supervision of Financial Institutions in Brazil. Information Research. Vol 13 No.2 June 2008

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin

Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi Epistemologi dan Matodologi. Jakarta: JIP-FSUI.

Rostina, Lefie. 2006. Prilaku Pencarian Informasi Tenaga Kesehatan: Studi Kasus Tentang Prilaku Penemuan Informasi Tenaga Kesehatan pada Perpustakaan Rumah Sakit Pertamina (RSPP). Jakarta

Save international. 2007 Value And Standard Body Of Knowledge. <http://www.usbr.gov/pmts/valuprog/vmstd.pdf> Diakses Tanggal


(5)

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabet

Sutabri. Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi Offset

Sutanta, Edhy. 2003. System Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Suyanto. 2000. Pengertian Informasi Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu

Syaffril, Muhammad. 2004. Perilaku Pencarian Informasi Melalui Koleksi Surat Kabar untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi : Studi Deskriptif Tentang Perilaku Pencarian Informasi Melalui Koleksi Surat Kabar untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa di Perpustakaan UNISBA. Bandung

Taylor, R. S. 1968. Question Negotiation and Information Seeking In Libraries. College and Research Libraries, 29, 178-189.

Wilson, T.D. and Streatfield, D.R. Action Research and Users Needs <http://informationr.net/tdw/publ/papers/action81.html> Diakses

Tanggal 19 Januari 2010

Yusuf, Pawit M. 1995. Pedoman Praktisi Mencari Informasi. Bandung : Rosdakarya


(6)

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data, dan dalam pelaksanaanya akan dilakukan wawancara yang mendalam guna mendapatkan data yang akurat. Berikut adalah pedoman wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini :

1. Mencakup karakteristik kebutuhan informasi 2. Mencakup ciri – ciri informasi

3. Mengenai kualitas informasi yang diperoleh

4. Mencakup sumber informasi yang meliputi relevansi, kredibilitas dan kemutakhiran