19 informasi, akan semakin tinggi keakuratan yang diperlukan, sehingga semakin
tinggi tingkat kepuasan yang diberikan kepada penggunanya. 2. Tepat Waktu Timelines
Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaanya. Ketepatan adalah informasi tidak lebih tua dari periode
waktu tindakan yang didukungnya. Ketepatan waktu juga berarti kegiatan menyajikan
informasi pada saat transaksi terjadi atau pada saat informasi tersebut dibutuhkan. Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan
lebih rendah, karena informasi yang cepat dan tepat akan lebih baik 3. Relevan Relevance
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut harus bermanfaat bagi si penerima informasi. Relevansi informasi yang diterima oleh masing-masing
penerima sangatlah berbeda-beda. 4. Lengkap Complete
Lengkap ialah tidak boleh ada bagian informasi yang penting atau esensial bagi pengambil keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang, karena akan
menghasilkan keputusan yang salah nantinya.
2.6 Kebutuhan Informasi
Setiap orang memilik berbagai macam kebutuhan, diantaranya adalah kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi bagi sebagian orang adalah kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi. Informasi yang nantinya diterima akan dijadikan pedoman dalam melakukan segala kegiatan sehingga menghasilkan sebuah
keputusan dan pemenuhan kebutuhannya. Krech dkk yang dikutip oleh Yusuf 1995:10 lebih jauh menjelaskan ”karena adanya kebutuhan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut”. Salah satu cara
adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
20 Menurut Taylor, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh
pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:
1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika need for information not existing in the
remembered experience of the inquirer yaitu ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan
dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Dengan kata lain informasi yang aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan.
2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mental-description of
an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. Pada tingkatan ini kebutuhan informasi mulai
dapat dijelaskan atau digambarkan. 3.
Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya. Ditahapan ini kebutuhan dinyatakan
dengan resmi. 4.
Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.
Dalam tulisannya, Guha yang dikutip oleh Syaffril 2004:18
,
menyebutkan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan yaitu : 1.
Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan
sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan
pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.
2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.
3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan
dan relevan, spesifik, dan lengkap. 4.
Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan
informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai
Universitas Sumatera Utara
21 perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang
sifatnya relevan. Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa bahwa kebutuhan informasi terdiri
dari empat tingkatan dan empat pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi. Pendekatan yang dilakukan tentunya
berdasarkan kebutuhan informasi, sehingga lebih muda dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi
2.7 Identifikasi Kebutuhan Informasi Menurut Muchyidin yang dikutip oleh Koswara 1998:139, informasi
memiliki enam komponen yang masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan kekhasannya masing-masing. Adapun keenam komponen atau jenis informasi
tersebut adalah: 1.
Absolute information, merupakan pohonnya informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan
penjelasan lebih lanjut. 2.
Substitutional information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada kasus dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam
pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan istilah komunikasi. 3.
Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.
4. Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan
perasaan dan emosi manusia. Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.
5. Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter
logis informasi-informasi tertentu. 6.
Cultural information, yaitu informasi yang memberikan tekanan pada dimensi kultural.
Sedangkan Davis 1991:32, menyebutkan bahwa ada 4 jenis informasi, yaitu :
1. Monitoring information, yaitu jenis informasi dimana informasi berfungsi
untuk mengkonfirmasi tindakan yang akan diambil. 2.
Problem finding information, informasi harus mewakili atau menjawab masalah yang ada.
Universitas Sumatera Utara
22 3.
Action information, informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil sebuah tindakan.
4. Decision support, hasil dari tindakan yang telah diambil, akan dijadikan
bahan untuk mengambil keputusan. Dari dua perbedaan pendapat diatas maka kita dapat mengetahui berbagai
jenis atau komponen informasi lengkap dengan defenisinya, bahwa sesungguhnya informasi memiliki berbagai jenis yang ditentukan oleh kebutuhan informasinya
sendiri.
2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi