Karakteristik Informan Latar Belakang

36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Hukum USU Tahun 2008-2009. Tepatnya mahasiswa yang sedang menyusun tesis. Dari hasil wawancara diperoleh informan sebanyak 5 orang, Pada proses wawancara bersama informan keempat, mulai ditemukan data yang selalu sama dan berulang- ulang. Namun penulis masih meneruskan penggalian data kepada informan lain dengan harapan akan menemukan data baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan : Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan No. Kode Informan Judul Tesis Lokasi Wawancara 1. I 1 Analisis hukum terhadap penerbitan surat berharga syariah negara sukuk berdasarkan UU No.19 tahun 2008 tentang surat berharga syariah negara Kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU 2. I 2 Analisis yuridis rehabilitasi terhadap pengguna narkotika dalam perspektif pembaharuan hukum pidana nasional Layanan Digital Perpustakaan USU 3. I 3 Tanggung jawab dewan komisaris dalam hal kepailitan berdasarkan Undang-Undang RI No.37 tahun 2004 tentang kepailitan Kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU Universitas Sumatera Utara 37 Dari keempat judul tesis di atas, dapat dilihat bahwa keempat informan melakukan analisis terhadap Undang-Undang, baik mengenai hukum pidana maupun hukum perdata. Mereka melakukan pemeriksaan kembali recheck terhadap Undang-Undang sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk perbandingan terhadap sebuah kebijakan hukum yang baru diterapkan dengan Undang-Undang yang telah disahkan. Apakah telah sesuai dengan butir-butir hukumnya atau tidak. Informan pertama I 1 adalah informan yang berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I 2 , I 3 , I 4 dan I 5 . Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara tersebut. I 1 diwawancarai bertempat di kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU lihat lampiran II. Proses bertemunya penulis dengan I 1 adalah dimulai pada tahap pengamatan di Pascasarjana Ilmu Hukum USU terlebih dahulu, lalu bertanya pada bagian tata usaha, biasanya pada saat kapan mahasiwa datang. Dikarenakan mereka sedang menyususn tesis, sehingga tidak ada jadwal kuliah lagi. Dari bagian tata usaha didapatkan jawaban yang tidak pasti, karena memang mahasiswa yang tidak memiliki jadwal kuliah tidak dapat dipastikan kehadirannya. Namun, penulis tetap berusaha datang pada hari-hari berikutnya. Hingga akhirnya ketika penulis duduk pada bagian belakang Departemen Pascasarjana Ilmu Hukum USU, datang mahasiswa yang hendak beristirahat, dengan selang waktu penulis pun berusaha menghampiri dan bertanya mengenai keperluannya datang ke kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Dengan pertemuan itu, penulis berusaha untuk meminta kesediaan mahasiswa untuk diwawancarai, karena mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik informan dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa yang sedang menyusun tesis dan angkatan 2008- 2009. Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha terus untuk mencari tahu waktu mahasiswa datang ke kampus, dengan melihat jadwal mahasiswa yang akan mengadakan seminar proposal kolokium. Untuk informan selanjutnya Universitas Sumatera Utara 38 pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu. Karena sebagian mahasiwa ada yang bekerja, sehingga memiliki rutinitas yang padat. Wawancara berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan dengan wawancara mendalam depth interview. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Pelaksanaan wawancara lebih dominan dilakukan pada sore dan siang hari tepatnya berada di Ruang Layanan Digital S2 Perpustakaan USU dan di Departemen Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun terkadang penulis menggunakan istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan pedoman wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya

4.2 Kategori