Contoh : harga beli senuah mesin Rp 10.000.000 dan nilai resido Rp 2.000.000. selama umur produksi dioerkirakan dapat mengahsilkan 80.000 unit produksi.
Maka beban penyusutan per satuan produksi : =
80.000 unit Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000
= Rp 100 Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat
menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000. pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat
menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp 100 = Rp 900.000.
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun, beban penyusutan periodik akan menurun
secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu,
semakin kecil.
Jumlah angka tahun = n n+1 2
n= lama penyusutan umur ekonomis aktiva contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 10.000.000 dan nilai residu Rp
2.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun. Maka penyusutannya tiap tahhun adalah :
Tahun I = 515 xRp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 2.666.667 Tahun II = 415 x Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 2.133.333
Tahun III =315 x Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 1.600.000 Tahun IV =2.15 x Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 1.066.667
Tahun V =115 x Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 533.333 Sehubungan dengan faktor-faktor dan biaya penyusutan yang timbul
dalam setiap perusahaan, maka PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan melakukan kebijakan akuntansi. Dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah :
1. Penyusutan dihitung atas aktiva tetap menggunakan metode garis lurus yang
ada pada akhir pembukuan dengan ketentuan bahwa perolehan tersebut
dalam tahun buku minimal 9 sembilan bulan kalender. Untuk tanaman karet, sawit, dan kakao mulai disusutkan sejak tanaman tersebut
menghasilkan dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai 25 tahun.
2. Terhadap aktiva tetap tanaman dan non tanaman yang dinilai disusutkan berdasarkan sisia umur mamfaat aktiva yang bersangkutan dengan metode garis
lurus. Untuk aktiva tetap tanaman dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai dengan 25 tahun sedangkan untuk aktiva tetap non tanaman dengan perkiraan
masa mamfaat 5-20 tahun.
E. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aktiva itu, pemasangan,sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam
proses kegiatanya, aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya : 1.
Pembelian tunai 2.
Pembelian dengan harga bergabung 3.
Pembelian angsuran 4.
Sewa guna usaha 5.
Pertukaran dengan aktiva lain pertukaran dengan sekuritas 6.
Dibangun sendiri 7.
Donasi atau sumbangan
1. Pembelian Tunai
Nilai perolehan aktiva yang dapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubunganya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh
perusahaan.Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimamfaatkan.
2. Pembelian dengan Harga Bergabung
Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan
sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya
penurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.
3. Pembelian Angsuran
Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau
sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.
4. Sewa Guna Usaha Pembiayaan
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara