Hipotesis Penelitian yang Relevan

35 menurut Sugiyono 2013:80, populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Merapi Barat, seperti pada tabel berikut. Tabel 3.1. Data Anggota Populasi Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 20142015. No Kelas Siswa Jumlah Total L P 1 X.1 6 26 32 2 X.2 6 26 32 3 X.3 6 26 32 4 X.4 18 15 33 5 X.5 18 15 33 6 X.6 18 14 32 Jumlah 72 122 194 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 20142015.

2. Sampel

Menurut Sugiyono 2010:121 sampel adalah sebagai bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sedangkan menurut Prasetyo dan Jannah 2012:119, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Untuk Penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam 36 populasi itu Sugiyono, 2010:120. Sampel siswa dalam penelitian ini dipilih dari kelas X.1 sampai X.6 dan di acak sehingga kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. Dari data pemilihan sampel, maka kelas yang akan menjadi sampel penelitian adalah kelas X.1 dan X.2. Jumlah siswa dari kedua kelas tersebut adalah 64 orang yang akan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.2. Data Anggota Sampel Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 20142015. Kelas Kelompok Siswa Jumlah Total L P X.1 Eksperimen 6 26 32 X.2 Kontrol 6 26 32 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 20142015.

C. Desain Penelitian

Terdapat beberapa jenis desain dalam penelitian eksperimen. Peneliti dapat menentukan dengan menggunakan satu kelompok atau dua kelompok, yaitu kelompok eksperimental-kelompok yang diberikan stimulus dan kelompok pembanding-kelompok yang tidak diberikan stimulus. Dalam penelitian ini menggunakan desain Pre-Test dan Post-Test Eksperimen. Desain tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3. Desain Pre-Test dan Post-Test Ekperimen Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test Kelas Eksperimen O 1 X1 O 2 Kelas Kontrol O 1 X2 O 2 Sumber: Sugiyono 2010:116. 37 Keterangan : X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning X2 : Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional O 1 : Tes kemampuan awal pre-test yaitu tes yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan O 2 : Tes akhir post-test yaitu tes yang dilakukan setelah diberikan perlakuan Pada penelitian ini terdapat dua kelas yang menjadi sampel penelitian. Kedua kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, pertemuan pertama sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan model discovery learning siswa diberikan soal pilihan ganda objektif. Soal ini digunakan untuk melihat tes kemampuan awal pre-test siswa di SMA Negeri 1 Merapi Barat. Setelah dilakukan pre- test kemudian memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menerapkan model discovery learning. Penerapan model discovery learning ini dilakukan dengan tiga kali pertemuan. Setelah siswa pada kelas eksperimen mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan model discovery learning, kemudian dilakukan post-test atau kemampuan akhir siswa dengan memberikan soal pilihan ganda objektif untuk melihat hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan model discovery learning. Pada kelompok kontrol, pertemuan pertama sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan metode ceramah siswa diberikan soal pilihan ganda

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 53

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

5 11 56

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VB SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 40

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 29 63

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 7 86

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 88

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77