Kelemahan Teori Konstruktivisme Pembelajaran Teori Konstruktivisme

17

F. Belajar

Slameto 2003:2 mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Skinner dalam Dimyanti dan Mudjiono 2009:9 mendefinisikan “belajar adalah suatu perilaku yang membuat seseorang menjadi lebih baik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Suparno dalam Sardiman 2012:38, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar yang dijelaskan sebagai berikut: a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. b. Konstruksi makna adalah proses yang terus-menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Menurut Bloom, dkk dalam Dimyati dan Mudjiono 2009:26 ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut: 18 1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan 2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari 3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan model dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. 4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Ranah afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk dalam Dimyati dan Mudjiono 2009:27 terdiri dari lima perilaku-perilaku sebagai berikut: 1. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. 2. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesedian memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap. 4. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai pedoman dan pegangan hidup. 5. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Menurut Simpson dalam Dimyati dan Mudjiono 2009:29 ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku. 1. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan mendeskripsikan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. 2. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. 3. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. 4. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 53

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

5 11 56

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VB SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 40

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 29 63

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 7 86

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 88

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77