14
F: Focus on form and functios, yaitu guru memfokuskan pada mode atau
format dan fungsi representasi yang bervariasi sesuai dengan ide utama dari topik yang dipelajari. Dengan konsep kunci yang ada dalam pikiran,
kita dapat membuat representasi lain yang berfokus pada konsep yang sama. Dari representasi verbal dapat dibuat representasi lain, misalnya
gambar, grafik, matematik, atau yang lainnya. Demikian juga sebaliknya, untuk representasi-representasi yang lain.
S: Sequence, guru harus memilih representasi mana yang terlebih dahulu
akan disajikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan menjelaskan konsep
kunci, memperluas konsep kunci baru, dan memberi kesempatan untuk mengintegrasikan representasi mereka ke dalam bentuk representasi lain.
Dengan memberikan beberapa representasi suatu konsep akan memberikan alternatif kepada siswa untuk memahami konsep tersebut
melalui berbagai cara sesuai dengan jenis kecerdasan menurut teori multi kecerdasan dan gaya belajar siswa. Selain itu, merepresentasikan konsep
dari satu representasi ke representasi lain akan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih memahami konsep yang bersangkutan. Jika
konsepnya abstrak, pembelajaran dapat dimulai dengan visualisasi atau simulasi konsep untuk memacu daya imaginasi dan daya tarik siswa.
Siswa akan mengalami kesulitan adaptasi psikologis jika guru langsung menyajikan konsep yang sangat abstrak menggunakan persamaan
matematika, karena hal ini akan menimbulkan sejumlah sikap retensi siswa berupa sulitnya belajar fisika. Sequensi yang logis menentukan
ketertarikan siswa mempelajari topik fisika dan meningkatkan persepsi
15 positif siswa pada topik fisika yang dipelajari dan mempermudah
penguasaan konsep. 1
S: Student Representations; Siswa harus memiliki kesempatan untuk memperluas dan menunjukkan belajar. Mereka harus ditantang dan
didorong untuk mengkoordinasikan representasi sebagai sarana untuk mengekspresikan pemahaman yang sesuai dan fleksibel. Siswa
harus aktif dan eksplorasi dalam menghasilkan, memanipulasi dan memperbaiki representasi. Dalam upaya untuk menunjukkan
kompleksitasnya, siswa perlu kesempatan untuk mengekspresikan dan memperpanjang sumber representasional dan pilihan, dan untuk
mengintegrasikan mode representasional berbeda untuk menunjukkan pemahaman konseptual.
2 S:.Student Interest; Aktivitas yang berurutan pada fokus, belajar akan bermakna melalui memperhatikan, tanggung jawab siswa,
nilai-nilai kepentingan dan estetika preferensi, dan sejarah pribadi. 3 S: Student Perceptions; persepsi siswa sangat diperlukan dalam
aktivitas sequence untuk memungkinkan siswa membuat hubungan antara aspek objek dan representasi yang mereka buat. Ini bukan
untuk menyatakan bahwa semua teori pengetahuan konseptual dalam kelas berbasis sains perseptual, melainkan bahwa beberapa
pembelajaran konseptual dalam ilmu dapat ditingkatkan dengan berfokus pada persepsi siswa yang relevan.
O : On going assessment, guru harus melihat pekerjaan representasi oleh
siswa, termasuk tanggung jawab lisan dari topik, sebagai jendela yang sedang berlangsung berharga siswa mengembangkan pemikiran dan
16 sebagai bagian dari bukti belajar siswa. Penilaian ini dapat diagnostik,
formatif atau sumatif, maupun sejumlah asesmen alternatif, termasuk self- assessment sangat berguna untuk menggali alasan dan kompetensi siswa
dalam merepresentasikan secara bervariasi konsep fisika yang sama dengan berbagai bentuk bukti berkontribusi terhadap penilaian tentang
pengetahuan konseptual siswa dan kapasitas untuk mentransfer pemahaman terhadap konteks baru dan masalah.
1 O: Opportunities for negotiation; Perlu ada peluang untuk negosiasi
antara guru dan siswa untuk mengungkapkan pemahaman makna representasi yang dimaksudkan. Siswa harus didorong untuk
membuat penilaian dari representasi mereka sendiri. Apakah cukup untuk ide-ide mereka pada topik serta fitur dari obyek, dan sejauh
mana siswa mencapai tujuan representasional dan mengungkapkan makna yang dimaksudkan?
2 O: On time; siswa harus tepat waktu dalam mengklarifikasi bagian
dan tujuan dari representasi yang berbeda. Siswa membutuhkan kesempatan untuk membandingkan konvensi dan improvisasi
mereka yang telah digunakan. Memahami penalaran dan organisasi alat representasi ilmu pengetahuan, seperti grafik dan diagram,
memungkinkan siswa untuk memahami dan berkomunikasi mengklaim lebih jelas, dan untuk memahami mengapa representasi
tertentu, sering tertanam dalam teks pelengkap, digunakan untuk berbagai tujuan, dan untuk membuat klaim tentang berbagai aspek
dari topik.
Abdurrahman, dkk: 2011 hal 30
17
Pembelajaran berbasis IF-SO
Frame Wook pada konsep listrik
dinamis
Mengidentifikasi konsep kunci
1. Memusatkan pada pengetahuan tentang
Hukum Ohm 2. Aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
Fokus pada format dan
fungsi Sequence
berurutan
Penilaian Berdasarkan pada:
Konsep awal dan gagasan utama
18
Gambar 2.2.Desain Strategi Pembelajaran Berdasarkan IF-SO Frame Work Abdurrahman, dkk : 2011 hal 30
Dari penjelasan mengenai Multiple Representations dapat disimpulkan bahwa Multiple Representations adalah suatu pendekatan atau bentuk
pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau
diungkapkan melalui berbagai model verbal, persamaan matematik, gambar, simulasi, benda nyata dll. Dengan Multiple Representations akan
terjadi pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan
dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Motivasi Siswa
1. Formatif Sumatif
Format MR: 1. Verbaltekstual
2. Gambar 3. Grafik
4. Pers. Matematika 1. Representasi Verbal
2. Representasi simulasi Phet 3. Representasi Hand On
Eksperimen 4. Represntasi Gambar
5. Representasi Grafik 6. Representsi Matematika
7. Analogi
19
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor
pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak, sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Keinginan akan sesuatu,
mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya. Sukmadinata 2007: 61 mengungkapkan:
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu
yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.
Sejalan dengan pendapat Sukmadinata, Walker 1967 dalam Rohani 2004: 10 menyatakan bahwa,
Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orangindividu mempunyai motivasi untuk
melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam prestasi.
Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada
tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar itu sendiri.
Sardiman 2007: 75 menyatakan: Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
20 Berdasarkan pernyataan Sardiman, dalam kegiatan belajar mengajar,
motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar tercapai. Thomas M. Risk dalam Rohani 2004: 11
memberikan pengertian motivasi sebagai berikut: Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk
menimbulkan motif-motif pada diri peserta didikpelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.
Kemudian Nasution dalam Rohani 2004: 11 mengemukakan: Motivasi anakpeserta didik adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Berdasarkan dua pendapat di atas, satu masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah memotivasi atau menumbuhkan
motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasidorongan.
Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi mempengaruhi adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman 2007: 85:
1 Mendorong manusia untuk berbuat. 2 Menentukan arah perbuatan.
3 Menyeleksi perbuatan.
Motivasi dapat tumbuh di dalam diri siswa disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri
21 intrinsik dan faktor yang muncul dari luar diri siswa ekstrinsik. Hal
tersebut diungkapkan oleh Hakim 2000: 30 Motivasi belajar seseorang dapat dibangkitkan dengan
mengusahakan agar siswa atau mahasiswa memiliki motif intrinsik dan motif ekstrinsik dalam belajar.
Contoh dari faktor intrinsik adalah pemahaman manfaat, minat, bakat, dan pemikiran tentang masa depan. Sedangkan contoh dari faktor ekstrinsik
yang dapat menimbulkan motivasi adalah keinginan untuk mendapat nilai yang baik, menjadi juara, lulus ujian, keinginan untuk menang dalam
persaingan, keinginan untuk dikagumi, dan lain-lain.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan.
Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Sukardi dalam Haikal 2011: 25:
Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan
menggunakan pengukuran.
Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Dimyati dalam Haikal 2011: 25:
Hasil belajar merupakan hasil proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar.
Dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan yang ditandai dengan huruf atau kata atau symbol yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
22 Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah
siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan
pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2009: 3
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil
belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Bagi siswa, bukti hasil belajar dapat terlihat dari perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik 2007: 30-31:
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti
bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia
terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu
adalah: 1 Pengetahuan
2 Pengertian 3 Kebiasaan
4 Keterampilan 5 Apresiasi
6 Emosional 7 Hubungan sosial
8 Jasmani 9 Etis atau budi pekerti, dan
10 Sikap
Menurut Kingsley dalam Haikal 2011: 26 bahwa: Hasil belajar terbagi menjadi 3 macam hasil belajar yaitu:
a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
23 Pendapat dari Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom dalam Haikal 2011: 26:
Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:
1. Ranah kognitif Ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2. Ranah Afektif
Ranah afektif terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan
pembentukan pola hidup. 3. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.
Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang ada. Dalam kaitan ini Sodjarto dalam Haikal 2011: 27 mengemukakan
pula bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran.
Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,
ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada
akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar
24 kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban
soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.
Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut
berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.
Menurut Dalyono 2005: 55 faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:
a Faktor internal yang berasal dari dalam diri meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.
b Faktor eksternal yang berasal dari luar diri meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal
dari dalam diri siswa faktor internal maupun dari luar siswa faktor eksternal. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka
seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.
B. Kerangka Pemikiran
Secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginter- pretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai
komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Berbagai format penyampaian tersebut dapat membantu untuk mengolah informasi
yang didapat dan merepresentasikannya dalam pikiran minds-on dan
25 kemudian disimpulkan dalam bentuk eksternalnya hands-on. Format
representasi yang berbeda tersebut digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi grafik, dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk membandingkan dan memperjelas; mengklasifikasi, mengkategorikan, dan
menunjukkan hubungan hierarki; ringkasan informasi; menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep; atau menunjukkan akibat dalam
prosedur. Dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan sesuatu sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan
penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan
dapat menunjukkan persentase sesuatu. Sedangkan dengan persamaan matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.
Representasi-representasi tersebut saling terkait satu-sama lain. Implikasi yang muncul dari beragam representasi tersebut adalah siswa termotivasi
untuk belajar fisika , karena dengan beragam representasi siswa dapat meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil, dan rasa
bekerja sama dengan para siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar dengan motivasi berfungsi untuk menggiatkan semangat
belajar menggugah minat siswa agar mau belajar, membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang
sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar dan ketika dilakukan pembelajaran siswa mampu memberikan umpan balikrefleksi ragam
representasi pula.
26 Dari berbagai fungsi representasi tersebut maka seseorang dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka hasil belajarnya juga akan tinggi sedangkan
siswa dengan motivasi rendah maka hasil belajarnya juga rendah. Untuk kategori tingkatan motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi siswa
dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan nilai rata-rata kelas.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatan multiple representations, yaitu Existing multiple representations dan Generate own
multiple representations. Existing multiple representations yaitu siswa menyajikan suatu konsep dengan menggunakan berbagai cara dan bentuk
yang sudah ada, dengan kata lain representasi siswa SR sangat tergantung pada representasi guru TR. Generate own multiple
representations yaitu siswa membuat representasi mereka sendiri untuk menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Siswa lebih
mungkin untuk menggunakan representasi yang ada dari sumber daya dari domain atau pemikirannya sendiri untuk menghasilkan representasi
mereka sendiri, dengan kata lain representasi siswa SR tidak bergantung pada representasi guru TR.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran X, variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa Q,
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa Y. Penerapan pendekatan pembelajaran existing multiple representations dan
pembelajaran Generate own multiple representations pada masing-masing kelas akan meningkatkan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas
27 tersebut. Ada faktor yang juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar
siswa yaitu motivasi belajar siswa. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui: 1 Perbedaan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran existing multiple representations dan
pembelajaran generate own multiple representations 2 Perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa 3 interaksi antara
pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Keterangan :
= Pengaruh oleh variabel bebas = Pengaruh oleh variabel moderator
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang didukung dengan variabel moderator, maka
dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini: Hasil belajar
Pendekatan Pembelajaran Rendah
Motivasi Belajar Tinggi
28
Gambar 2.4. Paradigma Pemikiran Keterangan:
X : Penerapan pendekatan pembelajaran variabel bebas
Q : Motivasi Belajar variabel moderator
Y : Hasil Belajar variabel terikat
R
XY
: Pengaruh pendekatan pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y
R
Q
: Pengaruh motivasi belajar Q pada proses peningkatan hasil belajar siswa Y dengan penerapan pendekatan pembelajaran X
C. Hipotesis