ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTATIONS (MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(1)

PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Skripsi)

Oleh Erla Wijayanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru bidang studi fisika di SMAN 1 Natar, pembelajaran fisika yang biasa dilakukan adalah menerangkan dengan cara ceramah, dan latihan-latihan soal. Pembelajaran hanya ditekankan pada pencapaian target kurikulum dan penyelesaian tugas, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal. Kegiatan praktikum terhambat karena alat dan bahan masih terbatas jumlahnya, sehingga pencapaian hasil belajar siswa belum memenuhi standar yang ditetapkan. Aktivitas yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran terbatas pada mendengarkan penjelasan guru, mencatat, mengerjakan LKS atau tugas. Sesuai dengan hasil observasi tersebut, diketahui siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dan motivasi siswa juga terlihat rendah.

Hal ini juga dapat diketahui dari nilai rata-rata uji blok 1 mata pelajaran fisika siswa kelas X3 adalah 65,00 dan hanya 30 orang yang mencapai ketuntasan belajar dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 41 siswa. Sedangkan rata-rata uji blok 1 siswa kelas X4 adalah 66,00 dan hanya 32 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan jumlah siswa keseluruhan 40 siswa, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah


(3)

untuk mata pelajaran fisika adalah 70,00. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, motivasi dan skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru.

Salah satu faktor internal yaitu motivasi siswa, diduga sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar, karena motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berupaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dan untuk mengatasi kendala tersebut maka ada baiknya jika digunakan suatu cara penyajian (representasi) yang

diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat memahami suatu materi belajar.


(4)

Cara penyajian ini dikenal dengan namaMultiple Representations.Multiple Representationsadalah suatu pendekatan belajar yang diharapkan dapat menjadi alternatif belajar sebab pengajaran dengan melibatkan multi representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Dari berbagai penelitian mengatakan bahwa siswa yang terampil sering menggunakan representasi kualitatif seperti gambar, grafik dan diagram dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sebab representasi kualitatif membantu mereka memahami soal sebelum mereka menggunakan persamaan-peramaan matematik untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut secara kuantitatif. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2) representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian eksperimen dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan

Menggunakan Pembelajaran MR (Multiple Representations)Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:


(5)

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa?

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa?

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?

D. Manfaat Penelitian


(6)

1. Dapat melatih siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap suatu materi belajar dalam proses pembelajaran fisika sekaligus membantu siswa dalam penguasaan konsep fisika.

2. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan meninjau dari motivasi siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaExisting multiple representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi simulasi (Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi gambar; (4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika.

2. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaGenerate Own multiple representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi simulasi (Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi gambar; (4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika; (6) analogi. 3. Hasil belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses

belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar berdasarkan hasil tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek kognitif.

4. Faktor-faktor yang menentukan pencapai hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah faktor internal yaitu motivasi belajar.


(7)

5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3dan X4SMAN 1 Natar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

6. Materi dalam penelitian ini adalah materi Listrik Dinamis pada sub materi Hukum Ohm.


(8)

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR)

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh

ERLA WIJAYANTI

Pendekatan pembelajaran menentukan hasil belajar siswa disamping motivasi belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations; (2) Perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa; (3) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Natar, menggunakan dua kelas yaitu kelas ekperimen1 (kelas X3) dengan jumlah sampel 29 siswa dan kelas eksperimen 2 (kelas X4) dengan jumlah sampel 34 siswa, menggunakan desain faktorial 2x2. Kedua kelas eksperimen diberikan perlakuan pendekatanmultiple representations

yaituexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dangenerate own multiple representationspada kelas eksperimen 2. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes berbentuk pilihan jamak beralasan yang berisikan berbagai bentuk


(9)

iii

representationsuntuk mengetahui hasil belajar siswa. Data motivasi belajar dapat diperoleh dengan angket motivasi belajar siswa. Kemudian dikategorikan menjadi siswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Setelah semua data diperoleh lalu data diolah dengan menggunakan analisis faktorial 2x2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

existing multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations,rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaranexisting multiple representationssebesar 72,14 dan rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran

generate own multiple representationssebesar 74,59. Dapat dikatakan, hasil belajar fisika pada pembelajaran generate own multiple representationslebih baik diterapkan pada pembelajaran; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa, pembelajaran generate Own Multiple

Representationslebih baik diterapkan untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah; (3) Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, hasil belajar fisika siswa tidak bergantung pada pendekatan pembelajaran yang

digunakan ditinjau dari motivasi belajar.

Kata kunci : hasil belajar, pembelajaranexisting multiple representations, pembelajarangenerate own multiple representations,dan motivasi belajar siswa.


(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. KonsepMultiple Representations

Suatu pendekatan pembelajaran dapat berpotensi menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Salah satu pendekatan yang baik adalah dengan

Multiple Representations. Multiple Representationssendiri berasal dari

bahasa inggris y re

cara untuk menyajikan suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain.

Menurut Goldin dalam Ulfarina (2010: 10) mengungkapkan bahwa: representasi adalah sebuah kofigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi juga merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan obyek dan atau proses.

Sedangkan pernyataan Prain dan Waldrip dalam Ulfarina (2010: 10)

Multiple Representationsberarti mempresentasikan ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaMultiple Representationsadalah suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Fadillah (2008:1) mengungkapkan bahwa :


(11)

Representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi representasi internal seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on).

Dengan kata lain terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal dan eksternal dari seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah. Menurut Ainsworth, Labeke, dan Peevers dalam Marlangen (2010: 8), sebelum siswa dapat menyelesaikan masalah, mereka harus memahami terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi, yaitu:

1).Siswa harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi). 2) Siswa harus memahami hubungan antara representasi dan

domainnya.

3) Siswa harus menerjemahkan antar representasi

4). Jika representasi dirancang mereka sendiri, siswa perlu memilih dan membangun representasi yang sesuai.

Suatu analisis konseptual tentang pembelajaranMultiple Representations

menurut Ainsworth (1999: 133) bahwa :

Multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi dan membangun pemahaman. Pertama:Multiple Representationsdigunakan untuk memberikan presentasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasikan dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: dapat digunakan untuk menolong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Ketiga fungsi utama tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih rinci seperti ditampilkan pada Gambar 2.1.

Constrain Interpretation Complementary

Roles

FUNCTIONS OF MERs

Construct Deeper Understanding Extensio Relation Abstraction Constrain by Inherent Properties Constrain by Familiarty Complementary Information Complementary Processes


(12)

Gambar 2.1. Fungsi taksonomiMultiple Representationsmenurut Ainsworth (1999: 134)

Multiple Representationsjuga berfungsi untuk menggali perbedaan-perbedaan dalam suatu informasi yang dinyatakan oleh masing-masing representasi. Multiple Representationscenderung digunakan untuk tujuan ini baik pada kasus-kasus dimana representasi tunggal tidak memadai untuk memuat semua informasi tentang suatu konsep, ataupun pada kasus-kasus dimana upaya untuk menggabungkan semua informasi yang relevan ke dalam satu representasi akan mempersulit tugas siswa. Pada setiap kasus, terdapat dua sub bagian pada kategori ini, (a) dimana setiap representasi menyimbolkan aspek-aspek yang unik dari suatu konsep dan menyajikan informasi yang berbeda, dan (b) dimana terdapat tingkat informasi yang berlebihan dibagi oleh dua informasi yang sama-sama unik.

Fungsi utama kedua dariMultiple Representationsadalah untuk membantu pembelajar membangun pemahaman yang lebih baik terhadap suatu konsep dengan menggunakan satu representasi untuk membatasi interpretasi mereka terhadap representasi yang kedua. Hal ini dapat dicapai melalui dua cara: pertama, dengan memanfaatkan representasi yang biasa dikenal untuk mendukung interpretasi dari representasi yang kurang baisa dikenal atau


(13)

lebih abstrak. Kedua, dengan menggali sifat-sifat inheren satu representasi untuk membatasi interpretasi representasi kedua.

Fungsi utama ketigaMultiple Representationsadalah untuk membangun pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini multi representasi dapat digunakan untuk meningkatkan abstraksi, mendukung generalisasi, dan untuk membangun hubungan antar representasi-representasi.

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakanMulti Representations

1). Multi kecerdasan (multiple intelligences)

Menurut teori multi kecerdasan orang dapat memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis kecerdasan.

2). Visualisasai bagi otak

Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat divisualisasikan dan dipahami lebih baik dengan menggunakan represenrasi konkret

3). Membantu mengkonstruksi representasi tipe lain

Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi pemahaman yang lebih abstrak.

4). Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif Penalaran kualitatif sering kali terbantu dengan menggunakan representasi konkret.


(14)

5). Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran kuantitatif dimana representasi matematik dapat digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

Dalam fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan. Format-format tersebut antara lain:

1). Dekripsi verbal

Untuk memberikan definisi suatu konsep, verbal adalah satu cara yang tepat untuk digunakan.

2). Gambar/diagram

Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk

diagram yang sering digunakan sesuai konsep, antara lain diagram gerak, diagram benda bebas (free body diagram),diagram garis medan (field line diagram), diagram rangkaian listrik(electrical circuit diagram),

diagram sinar (ray diagram), diagram muka gelombang (wave front diagram), diagram keadaan energy (energy state diagram).

3). Grafik

Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita

representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat

diperlukan. 4). Matematik

Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi matematik sangat diperlukan. Namun penggunaan representasi kuantitatif ini akan


(15)

banyak ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan representasi kualitatif secara baik. Pada proses itulah tampak bahwa siswa tidak seharusnya menghapalkan semua rumus-rumus atau persamaan-persamaan matematik.

5). Simulasi computer

Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan alat langsung yang biayanya lebih mahal.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FromAssessTasks/Mult Rep.pdf.

Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat memudahkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Seperti dikemukakan oleh Feynman (1965: 1) bahwa: kemungkinan suatu hal adalah sederhana jika kamu dapat mengambarkan dalam beberapa jalan/cara berbeda tanpa mengetahui bahwa kamu sedang menggambarkan hal yang sama.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai representasi merupakan jalan yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran. Sebab berbagai representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari penggabungan banyak penyampaian. Dengan adanya berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah.


(16)

Izsak dan Sherin dalam Marlangen (2010:10) menyatakan bahwa : pengajaran dengan melibatkan multi representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2) representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.

Pembelajaran fisika menggunakan multi representasi dapat dilakukan dalam dua bentuk, bentuk pertama adalah dalam proses pembelajaran, dan bentuk kedua adalah dalam proses asesmen. Kedua bentuk tersebut hendaknya diterapkan sebagai satu kesatuan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan strategi pembelajaran fisika berbasisMultiple Representationsdengan pendekatanTriadic Pedagogical Model(Gambar 2.2) mengacu pada desain

IF-SO Frame Work. Dalam terminologiIF-SO frame work,desain pembelajaran mengikuti rancangan dan pengembangan berikut:

I: Identify key concept,yaitu mengidentifikasi konsep kunci (key concept)

atau batang tubuh atau ide utama dari topik yang akan dipelajari. Hal ini sebagai landasan dalam mengkonstruksi dan mengkreasi mode atau format representasi yang digunakan guru dan siswa di ruang kelas. Setiap representasi dapat membantu siswa untuk memahami dan menggunakan konsep-konsep kunci dalam fisika. Langkah awal adalah

mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan representasi-representasi yang tepat dan memikirkan bagaimana siswa dapat mengambil manfaat dari representasi-representasi yang disajikan.


(17)

F: Focus on form and functios, yaitu guru memfokuskan pada mode atau format dan fungsi representasi yang bervariasi sesuai dengan ide utama dari topik yang dipelajari. Dengan konsep kunci yang ada dalam pikiran, kita dapat membuat representasi lain yang berfokus pada konsep yang sama. Dari representasi verbal dapat dibuat representasi lain, misalnya gambar, grafik, matematik, atau yang lainnya. Demikian juga sebaliknya, untuk representasi-representasi yang lain.

S: Sequence, guru harus memilih representasi mana yang terlebih dahulu akan disajikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, yang

memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan menjelaskan konsep kunci, memperluas konsep kunci baru, dan memberi kesempatan untuk mengintegrasikan representasi mereka ke dalam bentuk representasi lain. Dengan memberikan beberapa representasi suatu konsep akan

memberikan alternatif kepada siswa untuk memahami konsep tersebut melalui berbagai cara sesuai dengan jenis kecerdasan (menurut teori multi kecerdasan) dan gaya belajar siswa. Selain itu, merepresentasikan konsep dari satu representasi ke representasi lain akan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih memahami konsep yang bersangkutan. Jika konsepnya abstrak, pembelajaran dapat dimulai dengan visualisasi atau simulasi konsep untuk memacu daya imaginasi dan daya tarik siswa. Siswa akan mengalami kesulitan adaptasi psikologis jika guru langsung menyajikan konsep yang sangat abstrak menggunakan persamaan matematika, karena hal ini akan menimbulkan sejumlah sikap retensi siswa berupa sulitnya belajar fisika. Sequensi yang logis menentukan ketertarikan siswa mempelajari topik fisika dan meningkatkan persepsi


(18)

positif siswa pada topik fisika yang dipelajari dan mempermudah penguasaan konsep.

1) S: Student Representations; Siswa harus memiliki kesempatan untuk memperluas dan menunjukkan belajar. Mereka harus ditantang dan didorong untuk mengkoordinasikan representasi sebagai sarana untuk mengekspresikan pemahaman yang sesuai dan fleksibel. Siswa harus aktif dan eksplorasi dalam menghasilkan, memanipulasi dan memperbaiki representasi. Dalam upaya untuk menunjukkan kompleksitasnya, siswa perlu kesempatan untuk mengekspresikan dan memperpanjang sumber representasional dan pilihan, dan untuk mengintegrasikan mode representasional berbeda untuk

menunjukkan pemahaman konseptual.

2) S:.Student Interest; Aktivitas yang berurutan pada fokus, belajar akan bermakna melalui memperhatikan, tanggung jawab siswa, nilai-nilai kepentingan dan estetika preferensi, dan sejarah pribadi. 3) S: Student Perceptions; persepsi siswa sangat diperlukan dalam

aktivitassequenceuntuk memungkinkan siswa membuat hubungan antara aspek objek dan representasi yang mereka buat. Ini bukan untuk menyatakan bahwa semua teori pengetahuan konseptual dalam kelas berbasis sains perseptual, melainkan bahwa beberapa

pembelajaran konseptual dalam ilmu dapat ditingkatkan dengan berfokus pada persepsi siswa yang relevan.

O: On going assessment,guru harus melihat pekerjaan representasi oleh siswa, termasuk tanggung jawab lisan dari topik, sebagai jendela yang sedang berlangsung berharga siswa mengembangkan pemikiran dan


(19)

sebagai bagian dari bukti belajar siswa. Penilaian ini dapat diagnostik, formatif atau sumatif, maupun sejumlah asesmen alternatif, termasuk self-assessmentsangat berguna untuk menggali alasan dan kompetensi siswa dalam merepresentasikan secara bervariasi konsep fisika yang sama dengan berbagai bentuk bukti berkontribusi terhadap penilaian tentang pengetahuan konseptual siswa dan kapasitas untuk mentransfer

pemahaman terhadap konteks baru dan masalah.

1) O: Opportunities for negotiation; Perlu ada peluang untuk negosiasi antara guru dan siswa untuk mengungkapkan pemahaman makna representasi yang dimaksudkan. Siswa harus didorong untuk

membuat penilaian dari representasi mereka sendiri. Apakah cukup untuk ide-ide mereka pada topik serta fitur dari obyek, dan sejauh mana siswa mencapai tujuan representasional dan mengungkapkan makna yang dimaksudkan?

2) O: On time; siswa harus tepat waktu dalam mengklarifikasi bagian dan tujuan dari representasi yang berbeda. Siswa membutuhkan kesempatan untuk membandingkan konvensi dan improvisasi mereka yang telah digunakan. Memahami penalaran dan organisasi alat representasi ilmu pengetahuan, seperti grafik dan diagram, memungkinkan siswa untuk memahami dan berkomunikasi

mengklaim lebih jelas, dan untuk memahami mengapa representasi tertentu, sering tertanam dalam teks pelengkap, digunakan untuk berbagai tujuan, dan untuk membuat klaim tentang berbagai aspek dari topik.


(20)

Pembelajaran berbasisIF-SO Frame Wookpada

konsep listrik dinamis Mengidentifikasi konsep kunci

1. Memusatkan pada pengetahuan tentang Hukum Ohm

2. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari

Fokus pada format dan fungsi Sequence

(berurutan)

Penilaian Berdasarkan pada:

Konsep awal dan gagasan utama


(21)

Gambar 2.2.Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work(Abdurrahman, dkk : 2011 hal 30)

Dari penjelasan mengenaiMultiple Representationsdapat disimpulkan bahwaMultiple Representationsadalah suatu pendekatan atau bentuk pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk

mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik, gambar, simulasi, benda nyata dll). DenganMultiple Representationsakan terjadi pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Motivasi Siswa

1. Formatif /Sumatif

Format MR: 1. Verbal/tekstual 2. Gambar

3. Grafik

4. Pers. Matematika

1. Representasi Verbal

2. Representasi simulasi (Phet) 3. Representasi Hand On

(Eksperimen) 4. Represntasi Gambar 5. Representasi Grafik 6. Representsi Matematika 7. Analogi


(22)

Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak, sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Keinginan akan sesuatu,

mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya. Sukmadinata (2007: 61) mengungkapkan:

Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.

Sejalan dengan pendapat Sukmadinata, Walker (1967) dalam Rohani (2004: 10) menyatakan bahwa,

Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk

melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.

Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar itu sendiri.

Sardiman (2007: 75) menyatakan:

Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(23)

Berdasarkan pernyataan Sardiman, dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar tercapai. Thomas M. Risk dalam Rohani (2004: 11)

memberikan pengertian motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.

Kemudian Nasution dalam Rohani (2004: 11) mengemukakan: Motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi

sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Berdasarkan dua pendapat di atas, satu masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah memotivasi atau menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu

pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi/dorongan.

Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi mempengaruhi adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman (2007: 85):

1) Mendorong manusia untuk berbuat. 2) Menentukan arah perbuatan.

3) Menyeleksi perbuatan.

Motivasi dapat tumbuh di dalam diri siswa disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri


(24)

(intrinsik) dan faktor yang muncul dari luar diri siswa (ekstrinsik). Hal tersebut diungkapkan oleh Hakim (2000: 30)

Motivasi belajar seseorang dapat dibangkitkan dengan

mengusahakan agar siswa atau mahasiswa memiliki motif intrinsik dan motif ekstrinsik dalam belajar.

Contoh dari faktor intrinsik adalah pemahaman manfaat, minat, bakat, dan pemikiran tentang masa depan. Sedangkan contoh dari faktor ekstrinsik yang dapat menimbulkan motivasi adalah keinginan untuk mendapat nilai yang baik, menjadi juara, lulus ujian, keinginan untuk menang dalam persaingan, keinginan untuk dikagumi, dan lain-lain.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Sukardi dalam Haikal (2011: 25):

Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Dimyati dalam Haikal (2011: 25):

Hasil belajar merupakan hasil proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan yang ditandai dengan huruf atau kata atau symbol yang dicapai oleh siswa setelah


(25)

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini

merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3)

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Bagi siswa, bukti hasil belajar dapat terlihat dari perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik (2007: 30-31):

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah: 1) Pengetahuan 2) Pengertian 3) Kebiasaan 4) Keterampilan 5) Apresiasi 6) Emosional 7) Hubungan sosial 8) Jasmani

9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap

Menurut Kingsley dalam Haikal (2011: 26) bahwa:

Hasil belajar terbagi menjadi 3 macam hasil belajar yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita


(26)

Pendapat dari Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom dalam Haikal (2011: 26):

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas. Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang ada. Dalam kaitan ini Sodjarto dalam Haikal (2011: 27) mengemukakan pula bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar


(27)

kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.

B. Kerangka Pemikiran

Secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginter-pretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai

komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Berbagai format penyampaian tersebut dapat membantu untuk mengolah informasi yang didapat dan merepresentasikannya dalam pikiran (minds-on) dan


(28)

kemudian disimpulkan dalam bentuk eksternalnya (hands-on). Format representasi yang berbeda tersebut digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi grafik, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk

membandingkan dan memperjelas; mengklasifikasi, mengkategorikan, dan menunjukkan hubungan hierarki; ringkasan informasi; menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep; atau menunjukkan akibat dalam prosedur. Dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan sesuatu sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan dapat menunjukkan persentase sesuatu. Sedangkan dengan persamaan matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.

Representasi-representasi tersebut saling terkait satu-sama lain. Implikasi yang muncul dari beragam representasi tersebut adalah siswa termotivasi untuk belajar fisika , karena dengan beragam representasi siswa dapat meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil, dan rasa bekerja sama dengan para siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar dengan motivasi berfungsi untuk menggiatkan semangat belajar menggugah minat siswa agar mau belajar, membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar dan ketika dilakukan pembelajaran siswa mampu memberikan umpan balik/refleksi ragam representasi pula.


(29)

Dari berbagai fungsi representasi tersebut maka seseorang dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka hasil belajarnya juga akan tinggi sedangkan siswa dengan motivasi rendah maka hasil belajarnya juga rendah. Untuk kategori tingkatan motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi siswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan nilai rata-rata kelas.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatanmultiple

representations, yaituExisting multiple representationsdanGenerate own multiple representations. Existing multiple representationsyaitu siswa menyajikan suatu konsep dengan menggunakan berbagai cara dan bentuk yang sudah ada, dengan kata lain representasi siswa (SR) sangat

tergantung pada representasi guru (TR).Generate own multiple

representationsyaitu siswa membuat representasi mereka sendiri untuk menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Siswa lebih mungkin untuk menggunakan representasi yang ada dari sumber daya dari domain atau pemikirannya sendiri untuk menghasilkan representasi mereka sendiri, dengan kata lain representasi siswa (SR) tidak bergantung pada representasi guru (TR).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran (X), variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (Q), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Penerapan pendekatan pembelajaran existing multiple representationsdan

pembelajaranGenerate own multiple representationspada masing-masing kelas akan meningkatkan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas


(30)

tersebut. Ada faktor yang juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa yaitu motivasi belajar siswa.

Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan

pembelajarangenerate own multiple representations(2) Perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa (3) interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam

peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Keterangan :

= Pengaruh oleh variabel bebas = Pengaruh oleh variabel moderator

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang didukung dengan variabel moderator, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini:

Hasil belajar Pendekatan Pembelajaran

Rendah Motivasi Belajar


(31)

Gambar 2.4. Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X : Penerapan pendekatan pembelajaran (variabel bebas)

Q : Motivasi Belajar (variabel moderator)

Y : Hasil Belajar (variabel terikat)

RXY : Pengaruh pendekatan pembelajaran (X) terhadap hasil belajar siswa

(Y)

RQ : Pengaruh motivasi belajar (Q) pada proses peningkatan hasil belajar

siswa (Y) dengan penerapan pendekatan pembelajaran (X)

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan

pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajaran

generate own multiple representations.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting

X Y

RXY Q


(32)

multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations.

2. Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa.

3. Hipotesis Ketiga

O

H : Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

1

H : Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.


(33)

PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh Erla Wijayanti

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 9 kelas berjumlah 365 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 9 kelas kemudian terpilih 2 kelas. Sampel yang diperoleh adalah kelas X3yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas ekperimen 1 dan kelas X4sebagai kelas eksperimen 2 yang berjumlah 40 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian faktorial AxB atau 2x2. Faktor pertama (faktor A) adalah

pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaranexisting multiple representations

(A1) dan pembelajarangenerate own multiple representations(A2). Faktor


(35)

kategori rendah (B2). Jika digambarkan, rancangan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Hasil Belajar

Tinggi (B1)

Rendah (B2) existing multiple representations(A1) A1B1 A1B2 generate own multiple representations( ) A2B1

Sumber : Modifikasi dari Hardiansyah (2006)

Tabel 3.1 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam pembelajaran melalui dua pendekatan yaitu pembelajaran existing multiple representationsuntuk kelas eksperimen 1 dan pembelajarangenerate own multiple representationsuntuk kelas eksperimen 2 yang akan menunjukkan bagaimana hasil belajar siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah menerima perlakuan tersebut. Untuk masing-masing kelas eksperimen terdiri dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah.

Penelitian ini memiliki satu variabel bebas, satu variabel terikat, dan satu variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi siswa dalam pembelajaran, yaitu pada kelas eksperimen 1 menggunakan

pembelajaranexisting multiple representations, sedangkan kelas eksperimen 2 menggunakan pembelajarangenerate own multiple representations. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Dan variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

D. Prosedur Penelitian

2

A A2B2

Motivasi Belajar (B)

Pendekatan Mengajar (A)


(36)

Kelas yang menjadi sampel diberikan perlakuan yaitu penerapan pendekatan pembelajaranexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dan pembelajarangenerate own multiple representationspada kelas eksperimen 2. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan angket motivasi belajar yang terdiri dari 18 butir soal dengan 5 pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu/netral (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data hasil penilaian melalui angket motivasi belajar siswa ini untuk

mengkategorikan siswa ke dalam kategori siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang

tujuannya sebagai variansi dalam penelitian ini. Kemudian siswa diberikan tes berupa soal pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai representasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes berbentuk soal pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai representasi. Tes ini merupakan tes untuk melihat hasil belajar siswa setelah diadakan

pembelajaran dan untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan soal tes berbentuk angket motivasi belajar yang terdiri dari 18 item dengan 5 alternatif jawaban berupa angka (angka 1, 2, 3, 4, dan 5). Kemudian masing-masing kelompok eksperimen dikategorikan berdasarkan motivasi belajar siswa, yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan rata-rata nilai pada masing-masing kelas eksperimen.


(37)

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY

(Arikunto, 2007: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan =0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3 (Masrun dalam Sugiyono, 2010:188).


(38)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

2 2 1

11 1

1 t

n n r

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2007: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17.0 dengan metode yang diukur berdasarkan skalaalpha c 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), instrumen dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:


(39)

1. 20 berarti kurang reliabel.

2.

reliabel. 3.

reliabel. 4.

5. Nilai Alpha Cronbac reliabel.

(Saputri, 2010: 30) Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif, yaitu penguasaan sub materi pokok hukum ohm yang diperoleh dari nilai tes hasil belajar dan motivasi belajar yang diperoleh dari nilai pengisian angket motivasi yang dilakukan di akhir pertemuan.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Untuk menganalisis data hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diperoleh dibuat dalam bentuk nilai dengan rumus:


(40)

Syah dalam Ulfarina (2010: 34)

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain denganChi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah pengujian denganChi Kuadratadalah sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. 2) Menentukan jumlah kelas interval.

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu:

(data terbesar data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval. 4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung hargaChi Kuadrat. 5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

6) Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo fh) dan

h h f

f

f0 2

dan menjumlahkannya. Harga h h f f

f0 2

merupakan hargaChi Kuadrat

h2) hitung.

7) Membandingkan hargaChi Kuadrathitung denganChi Kuadrattabel. Bila hargaChi Kuadrathitung lebih kecil atau sama dengan hargachi Kuadratt h2 t2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.


(41)

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pro-gram SPSS 17.0 dengan metodeKolmogorov-Smirnov. Dengan ketentuan jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua variansi atau uji homogenitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel atau lebih mempunyai varian yang sama atau tidak.

a. Rumusan Hipotesis

=

H0 : Kedua sampel mempunyai variansi sama H1 : Kedua sampel mempunyai variansi berbeda

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan hargaFtabel. JikaFhitung

lebih kecil dari padaFtabel, maka dapat dinyatakan bahwa varian ke dua

kelompok data tersebut adalah homogen.

Untuk memudahkan dalam menganalisis homogenitas, maka pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 17.0.

b. Kriteria Uji

Jika nilaiSig.< (0,050) atauFhitung> Ftabel maka data dari perlakuan


(42)

Ftabel, maka data dari perlakuan yang diberikan adalah homogen atau

dengan kata lain:

 TerimaH0jikaF (v1,v2)  TolakH0jikaF > F (v1,v2)

Sudjana (2005: 250) 3. Analisis Variansi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain faktorial2x2, sehingga untuk menganalisis data, digunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava Dua Arah). Analisis variansi (Two Way ANOVA) merupakan cara yang digunakan untuk menguji perbedaan variansi dua variabel atau lebih. Unsur utama dalam analisis variansi adalah variansi antar kelompok dan variansi di dalam kelompok. Variansi ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji ANOVA yaitu: a) Varians homogen (sama)

b) Sampel kelompokdependentatauindependentketegorikal c) Data berdistribusi normal

Tahapan-tahapan yang diambil dalam pengujian menggunakan ANOVA adalah:

1) Penentuan hipotesis nol (H0) baik antar-kolom (antar motivasi belajar siswa) maupun antar-baris (antar pendekatan pembelajaran)

Hipotesis nol kolom (H0-kolom) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua motivasi belajar siswa adalah sama


(43)

Hipotesis nol baris (H0-baris) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua pendekatan pembelajaran adalah sama.

2) Memasukkan data dalam program SPSS 17.0

Struktur Informasi pokok analisis ANOVA antara lain: 1) Deskripsi rata-rata dan standar deviasi dari sampel.

Pada tabelDescriptivenilai mean, standar deviasi, dan nilai minimum serta maksimum dapat diketahui.

2) Uji Homoskedastisitas Dengan hipotesis :

Ho: varianskpopulasi sama H1: varianskpopulasi berbeda

satu diterima dengan kata lain asumsi kesamaan ragam terpenuhi.

3) Hasil uji beda rata- 1 2 k=0)

Terlihat pada tabel ANOVA Bila nilai signifikansi ataup-value

ditolak dan hipotesis satu diterima dengan kata lain minimal ada satu diantara tiap populasi yang memiliki perbedaan rata-rata. Oleh karena itu uji ANOVA dipenuhi.

4) Jika pada point 3 menghasilkan keputusan tolak Ho, maka untuk mengetahui populasi mana saja yang berbeda rata-ratanya secara signifikan, lihatPost Hoc Test. Pada analisis uji ini dapat terlihat perbedaan tiap populasi dilihat darimean differencedan nilai


(44)

signifikansi untuk tiap populasi yang dibandingkan. UjiPost Hocini dengan menggunakan ujiTukey.

5) Berlawanan dengan point 4, melihat populasi mana saja yang tidak berbeda secara signifikan, bisa dilihat padaHomogeneous Subset. Bila pada tabel terdapat beberapa subset untuk tiap sampel maka dapat dinyatakan bahwa tiap sampel memiliki perbedaan berdasarkan subset yang dihasilkan.

6) Membuat rangkuman hasil perhitungan di atas dalam Tabel analisis.

7) Pengujian hipotesis untuk setiap populasi dan menyimpulkan hasil pengujian.


(45)

Menggunakan PembelajaranMultiple Representation(Mr) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

Nama Mahasiswa : Erla Wijayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022023 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP.19600821 195503 1 004 NIP. 19681210 199303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations. Rata-nilai hasil belajar siswa pada pembelajaranexisting multiple representationssebesar 72,14 dan rata-nilai hasil belajar siswa pada pembelajarangenerate own multiple representationssebesar 72,59. Hasil belajar fisika pada

pembelajaran generate own multiple representationslebih tinggi dari pembelajaranexisting multiple representations.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dilihat dari motivasi belajar. Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi belajar tinggi dan rendah pada pembelajaranexisting multiple representationsmasing-masing sebesar 76 dan 69,11 dan Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi belajar tinggi dan rendah pada pembelajaran generate own multiple representationsmasing-masing sebesar 80,75 dan 69,41. Pembelajaran generate own Multiple Representationslebih baik diterapkan untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah.


(47)

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru dapat menggunakan pendekatanGenerate Own Multiple Representationsagar siswa dapat mudah untuk memahami suatu konsep materi dan mampu merepresentasikan materi dengan baik, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2. Generate Own Multiple Representationslebih baik diterapkan pada pembelajaran untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah.


(48)

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. H. Agus Suyatna, M.Si.

Sekretaris :Dr. Abdurrahman, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(49)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Erla Wijayanti

NPM : 0743022023

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Sritunggal Kec. Buay Bahuga, Way Kanan

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Menyatakan,

Erla Wijayanti NPM. 0743022023


(50)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Sritunggal, Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan, pada tanggal 07 September 1989, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Imam Baidowi dan Ibu Suratmi.

Jenjang pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyah (MIN Sritunggal),

diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bumiharjo, diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Buay Bahuga, diselesaikan pada tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Natar.


(51)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (Q.S. Asy-Syarh: 5)

Seseorang yang mampu bangkit setelah jatuh adalah

orang yang lebih kuat daripada orang yang tidak pernah jatuh sama sekali

(Mario Teguh)

Jangan mau karena bisa tapi bisa karena mau (Erla Wijayanti)


(52)

Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Allah SWT serta Shalawat atas Rasulullah Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus dan mendalam kepada: 1. Bapak dan Mamak tercinta, dengan ketulusan doa, senyum, dan usaha keras

serta kasih sayang yang tak pernah putus, senantiasa memberikan semangat optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis.

2. Kakakku tersayang, Mudrik Komariyah beserta keluarga, yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3. Suami dan Anakku tersayang, Suyanto dan Nabila Azzahra Putri, yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran. 5. Sahabat-sahabatku yang selalu tersenyum untukku.

6. Keluarga besar pendidikan fisika angkatan 2007 7. Almamater tercinta.


(53)

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih, karunia, dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunaka Pembelajaran MR (Multiple Representations) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Pembimbing II atas kesediaan dan ke-ikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.


(54)

xii

7. Bapak Drs. Suwarlan, M.MPd selaku Kepala SMA N 1Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

8. Ibu Devi Yuliana, S.Pd. selaku guru mitra dan murid-murid kelas X3dan X4 SMA N 1 Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian

berlangsung.

9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA N 1 Natar.

10. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika angkatan 2007 non-Reguler (Anwar, Ana, Arif S, Arif H, Arum, Bayu, Eci, Dedo, Deo, Dian, Dwi, Duwi, Eda, Iza, Eka, Eko, Endang, Eria, Esti, Ferico, Istika, Ika, Jupri, Yogi, lina, Netty, Nela, Nopi, Nizom, Raden, Risna, Riski, Rianto, Deo, Ruslan, Rena, Rogandi, Syafri, Nani, Yuni, Sandi, Susanti, Masda, Yudi,Yuli, dan Yevi). Serta teman-teman di Pendidikan Fisika 2007 reguler semoga silahturahim kita selalu terjalin dengan baik sampai nanti.

11. Kakak tingkat 2006 dan serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga kita dapat menjadi pendidik yang profesional.

12. Teman-teman PPL di SMA Negeri 1 Natar (Vira, Wina, Anggi, Dwi, Mira, Ali, Ruslan, Mb Ana, Dila dan Arif). Terima kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun.

13. Keluarga di Hajimena (tante wuri, tante mamut, om refi, tante unun, Bu RT, mbh Putri, mbh Kakong, tante evi, pakde dan bude) atas keceriaan yang selalu dihadirkan dalam setiap suasana.


(55)

xiii

bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis


(56)

Halaman

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. KonsepMultiple Representations ... 7

2. Motivasi Belajar Siswa ... 19

3. Hasil Belajar ... 22

B. Kerangka Pemikiran ... 25

C. Hipotesis ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Sampel ... 31

B. Desain Penelitian... 31

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian... . 33

E. Analisis Instrumen... 34

1. Validitas ... 34

2. Reliabilitas ... 35

F. Teknik Pengumpulsn Data ... 35


(57)

xv

2. Analisis Homogenitas ... 38

3. Analisis Variansi ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Uji Instrumen Penelitian ... 42

a. Uji Validitas Soal ... 43

b. Uji Validitas Angket Motivasi Belajar... 43

c. Uji Reliabilitas Soal ... 45

d. Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 45

2. Tahapan Penelitian ... 46

a. Kelas Eksperimen 1 ... 46

b. Kelas Eksperimen 2 ... 49

3. Data Hasil Penelitian... 51

a. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif ... 51

b. Data Kuantitatif Kemampuan Afektif... 53

c. Data Kuantitatif Kemampuan Psikomotor ... 53

d. Data Kualitatif Perilaku Berkarakter... 54

e. Data Kualitatif Keterampilan Sosial ... 55

f. Data Kualitatif Motivasi Belajar Siswa ... 56

4. Uji Hasil Penelitian ... 57

a. Hasil UjiNormalitasHasil Belajar ... 57

b. Hasil Uji Homogenitas... 58

c. Analisis Variansi ... 58

d. Keputusan Hipotesis ... 60

B. Pembahasan ... 62

1. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif Siswa ... 62

2. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Belajar ... 65

3. Data Kuantitatif Aspek Psikomotorik ... 66

4. Data Kualitatif Aspek Perilaku Berkarakter Siswa... 67

5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(58)

Tabel Halaman

1. Desain Penelitian... 32

2. Hasil Uji Validitas Soal... 43

3. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar ... 44

4. Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 45

5. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar ... 45

6. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar KelasExisting MRdan Generate Own MR... 53

7. Data Persentase Penilaian Proses (Afektif) KelasExisting MR danGenerate Own MR... 53

8. Data Persentase Penilaian Psikomototor KelasExisting MR danGenerate Own MR... 54

9. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasExisting MR ... 55

10. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasGenerate Own MR ... 55

11. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasExisting MR... 56

12. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasGenerate Own MR ... 56

13. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Belajar dan Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa KelasExisting MRdanGenerate Own MR... 57

14. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah... 57

15.Hasil UjiNormalitasData Nilai Hasil Tes Siswa KelasExisting MR danGenerate Own MR... 58

16.Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPadaTest Of Homogeneity Of Variances ... 59

17. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPada Anova ... 59

18.Hasil Analisis Variansi Interaksi Pendekatan Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa...60


(59)

Gambar Halaman 1. Fungsi Taksonomi Multiple Representations

Menurut Ainsworth (1999:134) ... 9

2. Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work... 18

3. Kerangka Pemikiran... 28

4. Paradigma Pemikiran ... 28

5. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Fisika KelasExisting MRdan Generate Own MR... 64

6. Grafik Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah Melalui apembelajaranExisting MRdanGenerate Own MR... 68

7. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa ... 69


(60)

ABILITY THROUGH THE APPLICATION OF GENERATIVE LEARNING

MODEL

COGNITIVE ABILITY By

CAHYO AGUS SETIAWAN

A critical thinking ability is an important ability in learning and also functions effectively in other aspects of life. Based on that statement, the researcher tried to

critical thinking ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, (2) The interaction between learning model and ability, (3) The differences of

ability and their high cognitive ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct

instruction model ability and

their low cognitive ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model.

The research was conducted in SMA 5 Bandar Lampung and using two classes, they were experiment class (Class XI Science 3) with number of sample 37


(61)

ii

by used factorial design. In the beginning of research, students were given a pretest to know their critical thinking and cognitive ability in learning to be classified into high cognitive ability students and low cognitive ability students. After three times meetings with the application of generative learning model in the experiment class and direct instruction model in the control class, all samples were given a posttest to know their critical thinking ability after learning process. So, it is found the

ability, and N-gain of students critical thinking ability which is then processed with variance analysis and ratio test.

The result of research shows that: (1) There are differences of students critical thinking ability in physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, (2) There is no interaction between learning

ability model

critical thinking ability ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, and (4) There are differences of

ability in low cognitive ability students in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model.

Keywords: cognitive ability, generative learning and direct instruction model, and critical thinking ability.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Liliasari, A. Rusli, dan Bruce Waldrip. 2011. Implementasi Pembelajaran Multi Representasi Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum.Jurnalis Pendidikan Cakrawala Pendidikan. Yokyakarta: LPM UNY

Ainsworth,S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD, UK Ainsworth S, Labeke V.N, & Peevers G. 2001.Learning with Multiple

Representations.Diakses 15 Februari 2012 dari

http://www.psychology.nottingham.ac.uk./staff/Shaaron, Ainsworth.html Arikunto, Suharsimi. 2007.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Dalyono, M. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fadillah, Syarifah. 2008.Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses

20 Januari 2012 dari http://fadilahatick.blogspot.com/2008//06 Representasi-matematik.html

Feynman, R. (1965, Desember 11).The development of the space-time view of quantum electrodynamics; Nobel lecture. Diakses Januari 22, 2012 dari www.nobelprize.org: http://nobelprize.org/physics/laureates/1965/ feynman-lecture.html.

Hakim, Thursan. 2000.Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Sarana

Haikal, Rusli. 2011.Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inquiri Dilihat Dari Tipe Belajar Siswa (Audiotorial, Visual, Kinestetik). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hardiansyah. 2006.Jenis-Jenis Desain Penelitian Secara Umum Dan


(63)

http://Te.Ugm.Ac.Id/~Risanuri/V01/Wp-Content/Uploads/2012/20/Final-Hardi-Dan-Kholis.Pdf

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FromAssessTasks/MultRep. pdf. 28/02/2012.11.00WIB.

Marlangen, Taranesia. 2010.Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Meltzer D. E. 2002. The relationship between mathemathics preparation and conceptual learning gains in physics : A possible :hidden variable in diagnostic pretest score. American Journal Physics. 70 (2), 1259 1268.

ubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

0.Hasil Belajar Matematika Ekonomi Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Tanggerang: Laporan Penelitian FE Universitas Jayabaya. Diakses pada tanggal 28 juni 2011

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/31.

Rohani HM, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Remaja

Saputri, Novika. 2010.Pengaruh Fasilitas di Rumah dan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Fisika melalui Metode Pemberian Tugas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2009/2010.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ulfarina, Loviza. 2010.Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Penelitian... 32

2. Hasil Uji Validitas Soal... 43

3. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar ... 44

4. Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 45

5. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar ... 45

6. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar KelasExisting MRdan Generate Own MR... 53

7. Data Persentase Penilaian Proses (Afektif) KelasExisting MR danGenerate Own MR... 53

8. Data Persentase Penilaian Psikomototor KelasExisting MR danGenerate Own MR... 54

9. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasExisting MR ... 55

10. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasGenerate Own MR ... 55

11. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasExisting MR... 56

12. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasGenerate Own MR ... 56

13. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Belajar dan Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa KelasExisting MRdanGenerate Own MR... 57

14. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah... 57

15.Hasil UjiNormalitasData Nilai Hasil Tes Siswa KelasExisting MR danGenerate Own MR... 58

16.Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPadaTest Of Homogeneity Of Variances ... 59

17. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPada Anova ... 59

18.Hasil Analisis Variansi Interaksi Pendekatan Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa...60


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Fungsi Taksonomi Multiple Representations

Menurut Ainsworth (1999:134) ... 9

2. Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work... 18

3. Kerangka Pemikiran... 28

4. Paradigma Pemikiran ... 28

5. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Fisika KelasExisting MRdan Generate Own MR... 64

6. Grafik Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah Melalui apembelajaranExisting MRdanGenerate Own MR... 68

7. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa ... 69


(3)

ABSTRACT

ABILITY THROUGH THE APPLICATION OF GENERATIVE LEARNING

MODEL

COGNITIVE ABILITY

By

CAHYO AGUS SETIAWAN

A critical thinking ability is an important ability in learning and also functions effectively in other aspects of life. Based on that statement, the researcher tried to

critical thinking ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, (2) The interaction between learning model and ability, (3) The differences of

ability and their high cognitive ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct

instruction model ability and

their low cognitive ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model.

The research was conducted in SMA 5 Bandar Lampung and using two classes, they were experiment class (Class XI Science 3) with number of sample 37


(4)

Cahyo Agus Setiawan

ii

by used factorial design. In the beginning of research, students were given a pretest to know their critical thinking and cognitive ability in learning to be classified into high cognitive ability students and low cognitive ability students. After three times meetings with the application of generative learning model in the experiment class and direct instruction model in the control class, all samples were given a posttest to know their critical thinking ability after learning process. So, it is found the

ability, and N-gain of students critical thinking ability which is then processed with variance analysis and ratio test.

The result of research shows that: (1) There are differences of students critical thinking ability in physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, (2) There is no interaction between learning

ability model

critical thinking ability ability in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model, and (4) There are differences of

ability in low cognitive ability students in the process of physics learning with the application of generative learning model and direct instruction model.

Keywords: cognitive ability, generative learning and direct instruction model, and critical thinking ability.


(5)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Liliasari, A. Rusli, dan Bruce Waldrip. 2011. Implementasi Pembelajaran Multi Representasi Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum.Jurnalis Pendidikan Cakrawala Pendidikan. Yokyakarta: LPM UNY

Ainsworth,S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD, UK Ainsworth S, Labeke V.N, & Peevers G. 2001.Learning with Multiple

Representations.Diakses 15 Februari 2012 dari

http://www.psychology.nottingham.ac.uk./staff/Shaaron, Ainsworth.html Arikunto, Suharsimi. 2007.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Dalyono, M. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fadillah, Syarifah. 2008.Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses

20 Januari 2012 dari http://fadilahatick.blogspot.com/2008//06 Representasi-matematik.html

Feynman, R. (1965, Desember 11).The development of the space-time view of quantum electrodynamics; Nobel lecture. Diakses Januari 22, 2012 dari www.nobelprize.org: http://nobelprize.org/physics/laureates/1965/ feynman-lecture.html.

Hakim, Thursan. 2000.Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Sarana

Haikal, Rusli. 2011.Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inquiri Dilihat Dari Tipe Belajar Siswa (Audiotorial, Visual, Kinestetik). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hardiansyah. 2006.Jenis-Jenis Desain Penelitian Secara Umum Dan


(6)

75 http://Te.Ugm.Ac.Id/~Risanuri/V01/Wp-Content/Uploads/2012/20/Final-Hardi-Dan-Kholis.Pdf

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FromAssessTasks/MultRep. pdf. 28/02/2012.11.00WIB.

Marlangen, Taranesia. 2010.Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Meltzer D. E. 2002. The relationship between mathemathics preparation and conceptual learning gains in physics : A possible :hidden variable in diagnostic pretest score. American Journal Physics. 70 (2), 1259 1268.

ubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

0.Hasil Belajar Matematika Ekonomi Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Tanggerang: Laporan Penelitian FE Universitas Jayabaya. Diakses pada tanggal 28 juni 2011

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/31.

Rohani HM, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Remaja

Saputri, Novika. 2010.Pengaruh Fasilitas di Rumah dan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Fisika melalui Metode Pemberian Tugas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2009/2010.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ulfarina, Loviza. 2010.Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.