segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan Islam
adalah kitab Allah Al-qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Apabila ada segala hasil, corak dan ragam kebudayaan yang bertentangan
dengan ajaran agama Allah dan ajaran Rasul-Nya, bukanlah kebudayaan Islam namanya, sekalipun yang menciptakannya
mereka-mereka yang menamakan dirinya orang Islam.
a. Saluran Masuk Agama Islam ke Indonesia
Islam masuk ke indonesia melalui beberapa saluran antara lain sebagai berikut:
1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M membuat pedagangan-
pedangan muslim Arab, Persia dan India turut ambil bagian dalam perdangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua asia. Saluran Islamisasi
melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal
dan saham. 2.
Saluran Perkawinan Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang
lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumu terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saodagar-saodagar itu. Sebelum
kawin, mereka di Islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul kampung-kampung, daerah-
daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Dalam perkembangan berikutnya, adapula wanita muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelah yang
terakhir ini masuk Islam terlebih dahulu. 3.
Saluran Tasawuf Telah dikatakan bahwa tasawuf merupakan salah satu saluran islamisasi
yang penting di Indonesia. Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah di kenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Diantara ahli-ahli Tasawuf yang memberikan ajaran mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuruh
45
di Aceh, Syaik Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang di selenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing kemudian berdakwa ke tempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya
dan Sunan Giri di Giri. 5.
Saluran Kesenian Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi
ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih di petik dari cerita Mahabharata dan
Ramayana, tetapi didalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan adalah Islamisasi, seperti sastra
hikayat, badad, dan sebagainya, seni bangunan, dan seni ukir. 6.
Saluran Politik Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah
rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Kebangkitan Islam semakin berkembang
membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan. Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia, pada saatnya
mendorong lahirnya organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Taman Siswa, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Selebes, dan lain sebagainya.
b. Bentuk-bentuk Peninggalan Kebudayaan Islam di Indonesia