dan Bolivia bagian Timur. Kebudayaan-kebudayaan ini dulu sampai datangnya orang Spanyol telah mengembangkan
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang tidak terbatas kepada masyarakat desa-desa lokal, tetapi menjangkau ke suatu daerah
yang lebih luas. Organisasi itu dapat bersifat federasi desa-desa, dapat bersifat penggabungan karena ada desa-desa yang
ditaklukkan oleh satu desa, atau dapat juga sampai menunjukkan sistem-sistem organisasi kenegaraan atau kerajaan kecil.
Kerajaan-kerajaan tersebut dahulu, biasanya, mengembangkan suatu sistem upacara keagamaan dengan benda-benda peralatan
upacara perhiasan indah dan bangunan-bangunan kuil berarsitektur kompleks yang menunjukkan pengaruh baik dari
peradaban Andes, maupun dari daerah ini misalnya Guetar di Panama, Chibchan di Columbia dan Equador, dan Cuna di
Columbia.
b. Daerah kebudayaan Andes meliputi daerah dari kebudayaan
zaman pre-inca, zaman kejayaan negara Inca di Pegunugan Andes, dan suku-suku bangsa rakyat Indian dalam zaman
setelah runtuhnya Negara Inca di Negara Peru dan Bolivia bagian barat. Contoh suku-suku bangsa dari daerah ini misalnya
Campa dan Inca.
c. Daerah kebudayaan Andes Selatan meliputi kebudayaan suku-
suku bangsa yang hidup di bagian utara Negara Chili dan Argentina, yang tidak pernah mengembangkan sistem organisasi
sosial yang luas berupa sistem-sistem federasi desa-desa atau negara-negara kecil, tetapi dalam kebudayaan kebendaannya dan
teknologinya banyak terpengaruh oleh peradaban Andes. Contoh suku-suku bangsa dari daerah ini missal Atacama, Diaguita, dan
Araucania.
25
d. Daerah kebudayaan Rimba Tropis meliputi kebudayaan suku-
suku bangsa di perairan Sungai Amazon dan anak-anak sungainya, serta di bagian besar dari negara Brazil. Penduduk
daerah Sungai Amazon itu biasanya hidup dari bercocok tanam di ladang, dan hidup dalam desa-desa tetap. Contoh suku-suku
bangsa dari daerah ini misalnya Jivaro, Tupinamba, dan Mundurucu.
e. Daerah kebudayaan Berburu Dan Meramu adalah daerah yang
dulu oleh Cooper disebut Marginal Culture Area, dan meliputi kebudayaan suku-suku bangsa yang tidak mengenal bercocok
tanam. Banyak di antaranya memang menunjukkan pola-pola hidup yang marginal berada pada batas kewajaran kehidupan
manusia, tetapi tidak semuanya. Selain itu banyak pula variasi mengenai teknik-teknik dan objek perburuan dan peramuan dari
kebudayaan-kebudayaan tersebut. Ada suku-suku bangsa seperti Chono, Ona, dan Yahgan di Chili Selatan, yang hidup dari
penangkapan binatang-binatang kerang, ada suku bangsa yang hingga kira-kira setengah abad yang lalu hidup dari berburu
binatang guanaco semacam unta di daerah-daerah padang rumput stepa pampas di Argentina. Banyak dari suku-suku
bangsa ini sekarang sudah hidup dari bercocok tanam dan peternakan, atau sudah berurbanisasi ke kota-kota. Suku-suku
bangsa lain, misalnya Guaycuru, Guana, dan Mbaya di Dataran Gran Chaco, hidup dari meramu tumbuh-tumbuhan di daerah
sabana dan padang-padang belukar, ditambah dengan berburu dan menangkap ikan. Ada pula banyak suku bangsa yang hidup
dari berburu di daerah hutan rimba tropis, misalnya suku bangsa Siriono di Bolivia Timur dan Nambicuara di Brazil. Selain itu
ada juga berbagai suku bangsa yang hidup dari menangkap ikan di sungai-sungai atau rawa-rawa sehingga disebut suku-suku
bangsa Pemburu Akuatik Aquatic Nomads, seperti suku bangsa
26
Yaruro di Columbi Timur, atau suku bangsa di Mura daerah Amazon Tengah, Brazil.
e. Sub-sub Kawasan Geografi di Oseania