penduduk dataran tinggi tengah, dan di samping itu ada pula banyak ciri fisik tambahan unsur-unsur Negroid yang jelas tampak di pantai-
pantai, dan unsur Kaukasoid Arab dan Eropa Mediteran yang paling jelas tampak di bagian tenggara. Bahasa dari suku-suku bangsa di
Madagaskar adalah relatif seragam, dan terdiri dari logat-logat dan variasi-variasi dari satu bahasa, yaitu bahasa Malagasi. Bahasa ini
mengenai strukturnya termasuk keluarga bahasa-bahasa Austronesia, sedang secara leksikografi terdiri dari kata-kata Bantu dan Arab. Di
sebelah barat laut, bahasa Swahili berkuasa, sedang di bagian tenggara yang terpenting adalah bahasa Arab. Satu suku bangsa, yaitu Imerina
atau Hova di dataran tinggi tengah, telah mengembangkan suatu sistem kenegaraan, meskipun menurut ciri-ciri ras mereka paling
dekat dengan orang Asianesia, dan dalam hukum adat rakyat di desa- desa katanya terdapat persamaan unsur dengan hukum adat rakyat
pedesaan di Indonesia, tetapi struktur negara Imerina menunjukkan banyak unsur struktur negara-negara di daerah kebudayaan Tanduk
Afrika.
g. Daerah – daerah Kebudayaan di Asia
A.L.Kroeber membagi Benua Asia ke dalam daerah-daerah kebudayaan. Pembagian itu sebenarnya masih bersifat kasar sekali dan
lebih berdasarkan common sense daripada analisis dan perbandingan unsur-unsur kebudayaan secara mendalam dan meluas. Pada hakikatnya
suatu benua besar seperti Asia terlampau besar dalam perbedaan sifat- sifatnya untuk dapat dibagi ke dalam daerah-daerah kebudayaan. Baru
kalau kita ambil bagian-bagian khusus dari benua itu, misalnya Asia Barat Daya, Siberia, Asia selatan, atau daerah lain yang mengklasifikasikan
beragam kebudayaan dalam bagian-bagian khusus itu ke dalam daerah- daerah kebudayaan, maka baru klasifikasi serupa itu ada artinya.
Dalam bab ini penulis membagi kawasan Asia menurut pembagian Kroeber dengan beberapa perubahan, ke dalam tujuh bagian Peta 6 yaitu:
1. Daerah kebudayaan Asia Tenggara 2. Daerah kebudayaan Asia Selatan
40
3. Daerah kebudayaan Asia Barat Daya 4. Daerah kebudayaan Cina
5. Daerah kebudayaan Stepa Asia Tengah 6. Daerah kebudayaan Siberia
7. Daerah kebudayaan Asia Timur Laut
h. Suku-suku Bangsa di Indonesia
Seorang ahli antropologi Indonesia, sudah tentu tidak dapat mengikuti syarat-syarat konvensional yang lazim diterima oleh dunia
antropologi itu. Seorang antropologi Indonesia wajib, terutama untuk mengenal bentuk-bentuk masyarakat dan kebudayaan di wilayah Indonesia
sendiri termasuk Irian Jaya. Dalam pembagian kejuruan, ilmu antropologi secara konvensional menggolongkan Irian Jaya dengan Papua Nugini
menjadi satu dengan kebudayaan-kebudayaan penduduk Melanesia, dan dipelajari secara mendalam oleh para ahli antropologi dengan kejuaruan
Melanesia atau Oseania. Selain memusatkan perhatian pada wilayah Indonesia, seorang ahli antropologi Indonesia wajib juga mengetahui
dengan cukup mendalam masyarakat dan kebudayaan di wilayah negara tetangga, yaitu Malaysia, Brunai, Filipina, Papua Nugini, dan Asia
Tenggara. Klasifikasi dari beragam suku bangsa di wilayah Indonesia
biasanya masih berdasarkan sistem lingkaran-lingkaran hukum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vollenhoven. Sistem tersebut membagi
Indonesia ke dalam 19 daerah , yaitu: 1.
Aceh 2.
Gayo-Alas dan Batak
2a. Nias dan Btu
3. Minangkabau
3a. Mentawai
4. Sumatera Selatan
4a. Enggano
5. Melayu
6. Bangka dan
Belitung 7.
Kalimantan 8.
Sangit-Talaud 9.
Gorontalo 10.
Toraja 11.
Sulawesi Selatan 12.
Ternate 13.
Ambon Maluku 13a. Kepulauan Barat Daya
14. Irian
15. Timor
16. Bali dan Lombok
41
17. Jawa Tengah dan Timur
18. Surakarta dan Yogyakarta
19. Jawa Barat
Mengenai lokasi-lokasi suku bangsa di Indonesia yang masih berdasarkan peta bahasa dari J. Esser, harus diperhatikan bahwa terutama
untuk daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur, bahkan untuk beberapa bagian dari Sumatera, masih banyak keragu-
raguan.
2. Berdasarkan Perkembangan Zaman