Selanjutnya data yang dikumpulkan akan dianalisa secara kualitatif yang berarti bahwa data bersangkutan yang dikumpulkan terkait dengan
objek penelitian ini akan dihimpun, diolah, dan dianalisa lalu akan dikonstruksikan.
16
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun berdasarkan buku “Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas Syaria
h dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012” dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri
atas beberapa subbab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Pada bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan
dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Review Kajian Terdahulu, Kerangka Konseptual, Metodologi
Penelitian, Sistematika
Penulisan yang
berkenaan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. BAB II Tinjauan Umum Tentang Hak Atas Merek
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Pengertian Merek, Jenis Merek, Persyaratan Merek, Pendaftaran Merek yang terdiri dari Prosedur
Pendaftaran Merek, Pendaftaran Sistem Prioritas, Penghapusan dan Pembatalan Pendaftaran Merek, Lisensi Merek.
BAB III Konsep Passing off Dalam Hukum Indonesia
16
Sri Mamudji, Metode Penelitian dan Penulisan ……………… h. 67
Pada bab ini akan dijelaskan Pengertian Passing Off, Konsep Persamaan Pada Pokoknya Menurut Undang-Undang Hak Merek
Tahun 2001, Konvensi Paris dan TRIPs, Konsep Itikad Baik Menurut Perundang-undangan Indonesia dan Instrumen Internasional, Unsur
Passing Off. BAB IV Pengaturan Passing off dalam Perundang-undangan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis Putusan Pengadilan Niaga mengenai Passing Off , Akibat Hukum dari Tindakan Passing
Off dan potensi persaingan usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan GAMA UI yang mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan PRIMAGAMA. BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
16
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ATAS MEREK
A. Pengertian Hak Merek
Pengertian merek perlu mendapat uraian dan penjelasan lebih jelas dan terperinci untuk menghindari kesimpangsiuran dari arti yang sebenarnya yang
dapat menimbulkan salah pengertian, permasalahannya karena banyak bentuk kreasi yang berkaitan dengan ciptaan suatu barang dan jasa tertentu masing-
masing mempunyai ciri yang spesifik dan menyerupai dengan yang lain. Dalam hal ini bentuk ciptaan tersebut dapat dikelompokkan jenis dan
sifatnya yang masing-masing mempunyai istilah tersendiri, yaitu :
1
1. Ciptaan dalam bidang kesenian 2. Ciptaan dalam bidang industri
3. Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan 4. Ciptaan yang merupakan kombinasi dari ketiga bidang tersebut.
Untuk ciptaan dalam bidang industri, ciri pembeda tersebut dikenal dengan istilah merek, seperti dikatakan oleh Harsono Adisumatro tentang
merek yang didefinisikan sebagai berikut : “Merek adalah tanda atau nama ataupun kombinasi dari keduanya yang
dibubuhkan pada suatu barang atau kemasan barang itu sehingga dapat dibedakan perusahaan pembuatnya dengan perusahaan lain.”
2
1
Harsono Adisumatro, Segi-segi Hukum Hak Milik Intelektual, Bandung : Eresko, 2000, h. 3.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa batasan atau definisi merek dikalangan sarjana, di antaranya :
1. R.M. Suryodiningrat memberi pendapat bahwa merek adalah barang- barang yang dihasilkan oleh pabriknya dengan dibungkus dan pada
bungkusnya itu dibumbuhi tanda tulisan dan atau perkataan untuk membedakan dari barang-barang sejenis pabrik perusahaan lain, tanda itu
disebut Merek Perusahaan ”.
3
2. R. Soekardono, merumuskan bahwa merek adalah sebuah tanda dengan nama dipribadikan sebuah barang tertentu, dimana perlu juga dipribadikan
asalnya barang untuk menjamin kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang sejenis yang dibuat atau diperniagakan orang-orang atau
perusahaan lainnya.
4
3. T. Mulya Lubis, menjelaskan Merek adalah sebuah tanda pada dirinya terkandung daya pembeda yang cukup capable of distringusshing
dengan barang-barang sejenis, kalau tidak ada daya membeda maka tidak mungkin disebut merek
”.
5
Sedangkan di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 diatur mengenai ruang lingkup merek dan hak merek. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, yang dimaksud merek ialah tanda
2
Harsono Adisumatro, Hak Milik Intelektual Khususnya Paten dan Merek, Jakarta: Akademika Presindo, 1998, h. 11.
3
R.M. Suryodiningrat, Pengantar Ilmu Hukum Merek, Jakarta : Pradnya Paramitha, 1998, h. 3.
4
Ibid., h. 4.
5
T. Mulya Lubis, Perselisihan Hak Atas Merek di Indonesia, Yogyakarta : Liberty, 2000, hal 5
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
B. Jenis Merek